BAB 2. SINGKAT, TERPIKAT DAN TERIKAT

Seminggu sejak saat itu, Kanaya dan Putra tidak saling bertemu. Sampai pada suatu hari Kanaya memberanikan diri untuk mengirim DM Instagram pada Putra. Kanaya berdiri di depan gerbang sekolahnya. Sambil menunduk menatap ponselnya.

"Ah, kalau dia tidak berniat menghubungi aku, ngapain pakai acara minta id instagram segala sih…" Ujar Kanaya.

"Apa aku chat duluan aja ya?" Pikir Kanaya.

"No! No! No! .. gak mungkin aku chat duluan.! Aku kan cewek" Ujar Kanaya.

Tiba-tiba ada suara motor yang mengklakson keras sekali "TIN… TIN.. TIN!!" Membuat seluruh siswa yang berada di depan gerbang itu menoleh, begitu juga Kanaya. Ternyata tampak seorang laki-laki ikal menggunakan motor matic hitam yang selama ini Kanaya tunggu kabarnya.

"Hah? Putra?" Batin Kanaya

Motor matic hitam itu berhenti tepat di depan Kanaya. Putra mematikan motornya.

"Hai, tuan Putri…" Sapa Kanaya.

"Apa? Namaku Kanaya! bukan Putri. Jangan- jangan kamu tidak menghubungiku, karena kamu mengirim DM salah tujuan ya? Ngirimnya pada orang bernama Putri!" Ujar Kanaya Kesal.

"Gak juga, aku emang lagi gak buka instagram aja… eh tapi jangan-jangan kamu nungguin chat dari aku ya?" Ujar Putra sambil menggoda, ia sekarang menggunakan bahasa aku-kamu pada Kanaya. Kanaya hanya bersengut kesal.

"Btw aku panggil kamu putri, soalnya kan pasangannya Putra.. ciya ciyaa" Ujar Putra.

"Emang kalau Kanaya gak bisa jadi pasangan Putra ya?" Tanya Kanaya.

Putra tersenyum dan menahan tawanya saat melihat ekspresi Kanaya yang lucu.

"Kanaya itu artinya bagus tau!.. Kanaya berarti Jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia dan sempurna..itu kata ayah aku " Lanjut Kanaya.

"Bagus namanya. Btw bisa bisa aja sih, kalau Kanaya mau makan bareng sama Putra" Ujar Putra.

"Sekarang?" Tanya Kanaya.

"Tahun depan.. Ya sekarang lah, keburu lumutan duit tabunganku selama seminggu ini"Jawab Putra.

"Kamu nabung buat ngajak makan aku?" Tanya Kanaya lagi

"Bukan cuma ngajak makan, niatnya ngajak jalan" Jawab Putra.

"Hah? Perasaan Putra Cuma ngajak makan aja, berarti udah gak niat ngajak jalan?" Tanya Kanaya penasaran, karena sesungguhnya ia sangat senang jika Putra mengajaknya jalan.

"Ya emang gak jadi" Ujar Putra.

"Oh.. yaudah" Jawab Kanaya Kecewa.

"Kan kita naik motor, jadi jalannya nanti hahahaha" Ujar Putra sambil tertawa.

"Ih dasar nyebelin banget" Sahut Kanaya.

" Emang ngangenin sih" Ujar Putra kepedean.

"Nyebelin!!" Sahut Kanaya.

" Udah – udah, Ini kita makan terus pulang, ntar malem luangin waktu ya. Aku jemput kamu abis isya" Ujar Putra.

"Mau kemana??" Tanya Kanaya.

"Ikut aja, katanya mau jalan sama Putra" Ujar Putra.

"Yaudah, kabarin aja kalau jadi" Ujar Kanaya.

"Makanya sini ponselmu" Ujar Putra.

"Bentar, aku ngabarin Ayah dulu kalau gak usah jemput" Ujar Kanaya sambil mengirim pesan pada sang Ayah. Setelah selesai ia menyerahkan ponselnya pada Putra. Putra mengambil ponsel Kanaya.

"Nah,pinjem bentar ya" Sahut Putra sambil mengetikkan sesuatu pada Ponsel Kanaya. Tak lama kemudian ada ponsel lain berdering, yaitu ponsel Putra.

"Nah dapet, Whatsapp kamu nomor ini kan?" Tanya Putra.

"Ih curang, tapi bener sih" Sahut Kanaya sambil mengambil ponselnya kembali

"Dah buruan naik" Ujar Putra.

Tanpa basa-basi, Kanaya langsung menaiki motor Putra. Dan mereka beranjak menuju tempat makan. Setelah sampai, tampak rumah makan ayam geprek yang biasa Putra datangi ketika dia ingin makan makanan kesukaannya.

"Ayam geprek? Kok kamu tau? Kamu nyari info tentang aku ya?" Tanya Kanaya.

"Hah? Info apaan dah" Tanya Putra bingung.

"Aku kan suka banget sama ayam geprek" Ujar Kanaya.

"Berarti jodoh" Jawab Putra asal.

"Hah kok jodoh?" Tanya Kanaya.

"Iya, soalnya samaan hahahaha. Aku juga suka makan ayam geprek" Ujar Putra sambil tertawa kecil.

"Dan ini warung langgananku" Lanjut Putra.

"Oalah, tapi ayah sama ibu aku juga suka ayam geprek sih, jadi gak mesti jodoh. Lagian ini Cuma kebetulan aja" Jelas Kanaya.

"Hemm, makanya jangan kegeeran" Sahut Putra sambil berjalan memasukki warung itu.

"Ih dasar nyebelin" Batin Kanaya.

Kanaya mengikuti Putra dari belakang dan duduk di kursi nomor 9.

"Eh, pindah tempat duduk yuk" Ujar Kanaya tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Putra heran.

"Katanya tuh angka 9 tuh angka sial tau" Jelas Kanaya.

"Kata siapa sih kamu, gemesin banget" Ujar Putra tak memperdulikan.

"Kata ayahku, Di beberapa Negara contohnya Jepang. Itu percaya kalo angka 9 itu membawa penderitaan dan angka penyiksaan. Karena angka 9 mirip sama huruf Jepang yang artinya penderitaan. Katanya gitu" Jelas Kanaya.

"Terus kamu percaya?" Tanya Putra sambil mengambil daftar menu dan note pesanan.

"Percaya gak percaya sih" Jawab Kanaya.

"Yaudah gausah pindah ah, btw kamu ayam geprek cabe berapa?" Tanya Putra sambil menulis pesanan.

"Aku cabenya tiga aja deh" Jawab Kanaya.

"Oke, minumnya apa?"

"Es teh aja deh" Jawab Kanaya lagi.

Setelah selesai, Putra memberikan Kertas pesanan tersebut pada kasir dan membayarnya. Lalu, balik lagi ke tempat duduknya sambil menunggu pesanannya datang. Beberapa menit kemudian, pesanan datang. Mereka berdua pun langsung melahap makanan dihadapan masing-masing.

"Gak kepedesan?" Tanya Putra.

"Sedikit, gak banget sih" Jawab Kanaya.

"Baguslah, jadi bisa menikmati. Gak nyakitin pedesnya" Ujar Putra.

"Kalau kamu? Nyakitin nggak?" Tanya Kanaya.

"Aku gak mau bilang gak nyakitin juga. Soalnya barangkali secara gak sadar aku pernah nyakitin orang, meskipun aku gak mau" Jawab Putra.

"Pernah pacaran?" Tanya Kanaya.

"Eh.. eh apaan nih udah Tanya-tanya aja. Kepo banget" Ujar Putra meledek.

"Dih, Tanya doang. Soalnya mana ada cewek yang mau sama cowok bentukkan begini" Jawab Kanaya meledek.

"Bentukkan begini gimana? Ganteng maksudnya?" Ujar Putra sambil tertawa.

"Ih.. nyebelin banget" Sahut Kanaya kesal.

Putra tertawa. Mereka pun lanjut menyantap makanan mereka. Setelah selesai menyantap makanannya, Kanaya dan Putra pun beranjak pulang.

****

Waktu sore tiba, kanaya langsung siap-siap mandi bahkan luluran agar dia tampak sempurna saat malam nanti. Ini merupakan kali pertama Kanaya mendapat ajakkan pergi dari seorang laki-laki. Kanaya menganggap pertemuan kali ini adalah kencan pertamanya.

"ASTAGA, kenapa juga aku harus siap-siap begini?" Tanya Kanaya pada dirinya sendiri.

"Apa-apaan sih ah" Lanjut Kanaya sambil menatap dirinya yang masih mengenakan mukenah pada cermin. Kanaya telah selesai mandi dan sholat asar.

Tiba – tiba ponsel kanaya berbunyi. Tampak seseorang mengirim pesan whatsapp padanya. Yang ternyata adalah Putra.

Putra Ganteng sygku

'P'

'P'

Kanaya

'Apaan sih Pa pe pa pe!'

Putra Ganteng Sygku

'Tau kan ini siapa?'

Kanaya

'Idih, ini apaan coba kamu save nomormu dengan nama Putra ganteng sygku -_- !!'

Putra Ganteng Sygku

'Ciye nyimpen nomorku…'

Kanaya

'PD amat!'

Putra Ganteng Sygku

'Jutek amat!'

Kanaya kaget dan tertawa saat membaca nama kontak Putra pada ponselnya. Ia juga tersenyum saat membaca pesan dari Putra. Namun dia tak membalasnya lagi. Karena ia merasa sangat fast respon. Sehingga takut Putra mengira bahwa Kanaya menunggu pesan darinya. Kanaya tidak membiarkan nama kontak Putra, karena menurutnya sangat lucu.

Putra Ganteng sygku

'Udah mandi?'

Kanaya

'Kepo'

Putra Ganteng Sygku

'Pasti udah kan? Luluran gak nih? Haha'

Kanaya kaget membaca pesan putra, ia heran kenapa Putra bisa mengetahui ia luluran sebelum mandi tadi. Kanaya pun membalas dengan asal.

Kanaya

'Udah lah, luluran tiap hari dong. Kan Princess wle'

Putra Ganteng Sygku

'Princess kan Putri, berarti pasangannya Putra dong.'

Kanaya

'Mana ada! Pasangannya pangeran mah iya.'

Putra Ganteng Sygku

'Pangeran Putra kan? Haha'

Kanaya

'Gaaak!!!'

Putra Ganteng Sygku

'Yaudah maunya apa? Maunya aku aja?'

Kanaya

'Gak capek gombal mulu?'

Putra Ganteng Sygku

'Ngapain capek? Oh paling capek gara-gara lari aja'

Kanaya

'Oh pasti lari dikejar warga kan? Gara-gara nyolong helm haha'

Putra Ganteng Sygku

'Engga dong, lari ngejar cintamu hiyahiya'

Kanaya

'Kalau gak dapet gimana?'

Putra Ganteng Sygku

'Biar dapet gimana? Aku harus gimana?'

Kanaya tak membalas pesan Putra dan melipat mukenahnya yang sedari tadi masih ia pakai. Gadis itu lanjut bersiap –siap untuk sholat magrib berjamaah bersama keluarganya. Setelah selesai sholat, Kanaya mulai bersiap-siap untuk kencannya. Ia menggunakan pakaian terbaiknya, dan menggunakan sedikit riasan agar terlihat lebih cantik.

Tak terasa ternyata jam menunjukkan pukul 19.05 WIB. Kanaya memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Putra.

Kanaya

'Putra, jadi?'

Putra Ganteng Sygku

'Aku udah depan rumahmu. Dari sepuluh menit yang lalu.'

Kanaya

'Hah? Serius?'

Kanaya segera beranjak keluar melihat depan gerbang. Dan ternyata benar, Putra sudah sampai. Ia langsung mengambil tasnya dan pamit pada keluarganya. Lalu, keluar dan menemui Putra.

"Maaf ya, lama ya?" Tanya Kanaya berasa bersalah.

"Gak lama kok, aku bahkan bisa kuat nunggu kamu siap jadi istriku hiyahiya" Ujar Putra.

"Udah ah, ayo" Ujar Kanaya sebal.

"Ciye gak sabar nih?" goda Putra.

"Dahlah gak jadi aja" Ujar Kanaya bertambah kesal.

"Iya iya, ayo naik" Sahut Putra.

Putra membawa Kanaya ke sebuah tempat. Semacam caffe namun sedikit lebih besar dari biasanya. Tak ada yang istimewa.

"Disini?" Tanya Kanaya.

Putra mengangguk.

"Tidak ada yang special dari tempat ini" Ujar Kanaya Jujur.

"Ada, di depanku" Ujar Putra menunjuk Kanaya.

"Ih ciri-ciri pakboi nih, gombal mulu" Ujar Kanaya.

"Mau pesen apa?" Tanya Putra.

"Samain aja" Jawab Kanaya.

"Oke, Milkshake coklat aja ya" Ujar Putra.

Kanaya mengangguk, matanya melihat ke sekeliling caffe.

"Jadi gimana?" Tanya Putra.

"Apanya?" Tanya Kanaya balik.

"Kamu suka?" Tanya Putra.

"Biasa aja sih, Cuma ya lumayan lah buat anak SMA kayak kita ini" Jawab Kanaya.

"Maksudnya aku. Kamu suka aku?" Tanya Putra.

"Hah? Ya gimana ya –" Tiba-tiba pelayan datang membawakan pesanannya.

"Minum dulu aja" Ujar Putra.

"Aku suka kamu, dari awal ketemu" Lanjut Putra tanpa basa-basi.

Kanaya mematung. Bingung apakah Putra serius atau bercanda.

"Kamu becanda? Atau lagi gombal?" Tanya Kanaya ragu.

Putra berdiri dan meminta sesuatu pada salah seorang pegawai caffe tersebut. Lalu ia membawanya ke depan Kanaya. Suatu kotak berukuran sedang.

"Buka aja" Ujar Putra.

Kanaya membuka kotak itu dengan perlahan. Takut kalau ia terkena prank.

Ternyata ada boneka kecil lengkap dengan surat serta beberapa coklat. Dan tampak sebuah kotak kecil. Putra mengambil kotak kecil tersebut dan membukanya. Ternyata itu adalah sebuah kalung emas bermata hati.

"Ini buat kamu. Diterima atau gak perasaanku, ini tetep buat kamu" Ujar Putra.

Kanaya kembali mematung tak percaya, air matanya sedikit menetes karena ini kali pertamanya laki-laki menyatakan perasaan padanya.

"Kok gak sosweet?" Goda Kanaya sambil menahan tangis.

"Aku sayang kamu" Ujar Putra sambil memakaikan Kalungnya pada Kanaya.

"Cantik. Jadi kamu mau gak jadi pacar aku?" Tanya Putra lagi.

Kanaya tersenyum dan mengangguk.

"Tanggal 9 gak papa?" Tanya Kanaya.

"Gak papa sayang, gak akan terjadi apa-apa. Percaya aja" Jawab Putra sambil mengelus kepala Kanaya dengan penuh kasih sayang.

Kanaya tersenyum bahagia.

"Pertemuan singkat namun mampu membuatku terpikat" Batin Kanaya.

-Ku Bawa Cinta Ke Jepang-