BAB 3. LIKA-LIKU “KITA” (SATU)

Kanaya dan Putra akhirnya pacaran. Sangat tidak disangka karena waktu yang begitu cepat, apakah benar-benar bisa menjadi cinta yang pekat? Atau hanya sekedar mengikat tanpa ada rasa yang kuat? Hari sabtu ini Kanaya di rumah aja. Karena Putra bilang jadwalnya padat sekali hari ini. Selain karena mereka sudah kelas 12, juga karena Putra sekarang memiliki kerja sampingan. Dikarenakan alasannya untuk mengajak Kanaya berpergian, meskipun Kanaya tidak pernah menuntut hal itu. Putra merupakan orang yang sangat realistis, ia sangat butuh uang untuknya berkencan. Namun, ia tidak ingin membuat keributan di keluarganya hanya karena ia meminta uang lebih untuk berpacaran. Sudah sepantasnya seorang laki-laki yang baik akan berusaha membahagiakan orang yang ia cintai dengan apapun caranya yang penting tetap pada jalur kebaikan.

Sangat membosankan bagi Kanaya yang hanya berdiam diri di rumah, meskipun tugas sekolah menumpuk, ia tetap merasa bahwa ia bingung mau melakukan apa. Ia hanya menatap tumpukkan tugas dengan rasa malas yang bergejolak. Sekuat mungkin ia menahan dirinya untuk tidak rebahan di atas kasur sambil menonton drama korea atau Anime kesukaannya. Ia juga tidak akan membiarkan tugasnya mendapat nilai terburuk di kelas, setidaknya kedua dari yang terburuk tidak masalah. Tapi lagi dan lagi yang terkecoh dan niat untuk mengerjakan Tugas pun lenyap seketika hanya karena bunyi notifikasi pesan dari Putra. Ia sengaja memasang notifikasi khusus saat Putra mengirim pesan, agar ia bisa cepat membuka pesannya.

Putra Ganteng Sygku

'Aku lagi istirahat, nanti malam mau pergi?'

Kanaya

'Pergi kemana?'

Putra Ganteng Sygku

'Kemana aja. Kamu maunya kemana?'

Kanaya

'Hmm. Beli es krim?'

Putra Ganteng Sygku

'Es krim aja? Atau mau sekalian makan malem?'

Kanaya

'Terserah'

Putra Ganteng Sygku

'Yaudah sekalian makan malem aja ya'

Kanaya

'Yaudah, semangat kerjanya sayang'

Kanaya menyingkirkan ponselnya, lanjut belajar, namun ketiduran. Beberapa waktu berlalu, Putra selesai kerja dan pergi ke minimarket untuk membelikan Kanaya coklat. Kanaya terbangun saat Ibu membangunkannya agar segera mandi sore.

Putra sampai di depan halaman rumah Kanaya, ia turun dan mengetuk rumah bergerbang hitam milik keluarga Kanaya. Pacar Putra itu hafal betul suara motor Putra.Ia bergegas mengambil tas dan menyambut Putra. Putra dan Kanaya pun berpamitan pada keluarga Kanaya. lalu mereka pergi menaikki sepeda motor milik keluarga Putra.

" Ini mau makan dimana? Kamu pengen makan apa?" Tanya Putra pada Kanaya sembari fokus menyetir.

"Hmm enaknya makan apa ya? Terserah kamu aja deh" jawab Kanaya.

"Makan ayam goreng?" Tanya Putra.

"Gamau" Jawab Kanaya.

"Yaudah nasi goreng aja ya? Tanya Putra.

Kanaya menggelengkan kepalanya saat Putra melirik spion kiri motornya yang dihadapkan pada wajah Kanaya.

"Terus apa dong? Ayam geprek?" Tanya Putra lagi.

"Terserah kamu aja, jangan Tanya aku, aku pusing tau" Ujar Kanaya sebal.

"Yaudah kalau terserah aku, ikan bakar aja dah no protes" Jawab Putra.

Putra menuju tempat makan Ikan bakar yang menurutnya enak. Sesampainya di tempat yang dituju, Putra melepaskan helm yang dipakainya dan membantu Kanaya melepaskan helmnya. Melihat Kanaya yang sangat cantik malam itu, Putra tanpa sadar mengelus pipi dan rambut Kanaya. serta mencubit manja pipi gadis itu. Kanaya hanya tersipu sembari mempercepat jalannya agar posisi mereka tidak sejajar. Putra terkekeh kecil melihat Kanaya yang salah tingkah. Akhirnya mereka pun medapat tempat duduk lesehan dekat dengan westafel untuk mencuci tangan. Pelayan rumah makan itu sangat ramah, dan memberikan daftar menunya. Kanaya menuliskan menu yang akan ia dan Putra pesan, yaitu dua ikan bakar small , dua nasi, satu tumis kangkung dan dua es jeruk. Sembari menunggu, Putra mencoba membuka instagramnya lagi karena memang dia tidak terlalu suka bersosial media, dan ternyata ada sahabat kecilnya mengirimi pesan.

@SALSABILS

'Putra.. masih inget aku?'

@PUTRAAF

'Inget kok sal. Yakali lupa'

@SALSABILS

'Ya barangkali aja hehe, papah mamah sehat? Ohiya btw kamu jadinya ikut siapa?'

@PUTRAAF

'Aku gamau bahas ini, sal..'

@SALSABILS

'Oh iya maaf, kamu sendiri gimana kabarnya? Terakhir ketemu kan waktu SMP.. Sekarang kamu kuliah dimana?'

Tiba – tiba pelayan datang membawakan makanan, membuat Putra kaget. Saat tersadar, Putra menoleh ke arah Kanaya yang sedang cemberut karena merasa terabaikan.

"Eh.. eee.. sayang.. yuk makan dulu" Ujar Putra kebingungan.

Kanaya tersenyum paksa dan mulai menyantap makanan dihadapannya, begitu juga Putra. Nampak suasana menjadi hening, karena pikiran mereka yang sedang berjelajah. Putra membuka pesannya lagi yang belum sempat ia balas.

@PUTRAAF

'Kuliah di Jogja, sal. Kamu sendiri gimana?'

@SALSABILS

'Aku kerja.. soalnya gaada biaya juga. Kamu tahu sendiri, papah galak banget kalo masalah ekonomi gini.. judi mulu kerjaannya.'

@PUTRAAF

'Yaudah gausah difikirin.. jalanin yang sekarang dihadapan aja.'

@SALSABILS

'Iyaaa Putra.. '

Kanaya sudah menghabiskan makanannya, namun Putra masih saja menatap ponselnya. Sangat mencurigakan seorang Putra bisa begitu lama menatap ponsel saat bersama kekasihnya. Kanaya pun merebut Ponsel Putra. Dan terpampang nama @SALSABILS yang sedang berkirim pesan melalui instagram bersama kekasihnya.

"Ini siapa?" Tanya Kanaya curiga.

"Salsa, temen kecilku dulu" Jawab Putra sambil berdiri menuju ke westafel.

Kanaya terdiam dan kesal dengan sikap Putra. Saat Putra sudah selesai cuci tangan, gantian Kanaya yang melakukan hal serupa. Putra ke kasir untuk membayar makanannya.

Setelah selesai, mereka berdua berjalan menuju parkiran.

"Gausah dipikirin sayang, Cuma temen kok aku sama dia" Jelas Putra meyakinkan Kanaya.

Kanaya hanya terdiam sambil cemberut naik ke atas motor. Disusul oleh Putra menyalakan motornya. Putra meraih tangan Kanaya dan memposisikan kedua tangan Kanaya untuk memeluk tubuhnya dari belakang.

"Pegangan ya sayang" Suara hangat Putra membuat Kanaya meleleh dan menikmati hangatnya punggung Putra.

Akhirnya sampai juga di depan rumah Kanaya. Gadis itu turun dari motor.

"Makasih ya, aku masuk dulu, kamu hati-hati di jalan" Ujar Kanaya sambil berbalik menuju gerbang rumah.

"Bentar" Tiba-tiba Putra menahan tangan Kanay dan membuat gadis itu berhenti dan menoleh.

"Kenapa?" Tanya Kanaya heran.

Putra mengambil sesuatu dalam tasnya, dan ternyata coklat yang ia beli di minimarket, wujudnya sudah rata karena sudah meleleh.

"Yah, rusak.. besok aku beli lagi aja.. maaf ya sayang ya" Ujar Putra kecewa.

"Yaampun gapapa, sini.." Kanaya merebut coklat itu.

"Kan bisa aku masukkin ke kulkas, jangan mubadzir.. aku suka coklat bentuk apa aja kok hehehe" Ujar Kanaya sambil tersenyum tulus dan senang.

"Alhamdulillah.. yaudah besok lagi aku janji beliin lagi coklatnya" Ujar Putra.

"Jangan, nanti aku gendut" Ujar Kanaya.

"Mau gendut atau kurus, yang penting itu kamu. Aku gapapa kok. Kan aku sayang kamu apa adanya kamu" Ujar Putra.

"Alah gombal kamu mah" Ujar Kanaya.

"Yaudah sana masuk, dah malem" Ujar Putra.

Kanaya pun masuk ke dalam rumah, lalu, Putra menyalakan motornya dan beranjak pulang.

-Ku Bawa Cinta Ke Jepang-