Calon Mantu Datang

Hujan tak ada tanda-tanda berhenti. Akan tetapi kita tetap terus berjalan. hanya suara air hujan yang membuyarkan ke hening di antara aku dan dia. eyaaaaaaa...

jujur aku gugup di goceng sama mas tentara.

"di block mana mbak?"

" c3b no.4, pak. eh mas" jawabku gugup, kulihat sedetik punggunya bergetar. entah dia kedinginan atau menertawakanku.

"deket rumah saya itu mbak" katanya tiba-tiba.

ku jawab hanya agukan kepala, aku tahu dia pasti dia tidak melihatnya.

akhirnya sampai rumah. kulihat tidak ada satu pun lampu yang nyala di rumah embah. seperti rumah berhantu. aku tetap duduk di sepedah motornya tanpa bergerak sedikit pun.

"ada orang dirumah?" tanyanya membuyarkan kebinggunganku

"harusnya ada"

"yaudah di telepon, kalau gitu"

"egak bawa hape"jawabku sedih. dia meraba-raba sakunya dan mengeluarkan hape dan menyerah kepadaku

"coba telepon pakek hape saya"

kugarukan kepala walau tak gatal " egak hafal, nomer orang rumah"

sungguh, aku ingin menangis di situasi ini.

secara tiba-tiba dia menoleh ke arah ku, wajahnya sangat dekat wajahku. ingin rasanya aku menci... "gimana kalau ke rumah saya. ada ibu dan adik perempuan saya kok"

"hee.. eee..gak repotin?" ku jawab dengan gagap, khawatir dia mengetahui lamunanku yang kotor.

"egak apa-apa. daripada disini kedinginan ke hujanan. mendingan di rumah saya dulu. dipikirin disana." ku jawab hanya agukan kepala.

-----------

setelah melewati dua block dari rumah mbahku, akhirnya aku sampai dikediamannya. kulihat rumahnya tanpa pagar tapi banyak tumbuhan yang mengelilingi.

" mari mbak, masuk. ibu adik pulang lagi"

ku lihat seorang paruh baya menghampiri kami tergesa-gesa.

"astagaaaa dik.. kok balik lagi. badan basah kuyub lagi. ada apa ini? disuruh naik mobil, malah naik motor. syukur'in kehujanan sekarang"

aku hanya diam seperti hantu. memang gambaranku saat ini seperti itu. udah pakek jas ujan over size, ditambah rambut basah, muka udah tak jelas bentuknya. dan seperti dugaanku ibunya kaget melihatku. ku tundukan kepalaku dan tersenyum sekuat tenaga kepada ibunya.

"Yak ampun..... kamu balik pulang bawa calon mantu toh..."

Jederrrrr!!!!! pikiranku tiba-tiba kosong

----------------------------------------

saat ini masih di rumah mas ganteng tentara. setelah ada drama sedikit tentang calon mantu datang, sekarang aku berada didepan kaca toilet rumahnya. ku amati diriku yang tidak berbentuk ini. di pelukanku saat ini ada handuk dan baju ganti yang katanya milik saudara perempuannya. ku segerakan untuk membersihkan diri.

ku hembuskan berkali kali saat akan keluar toilet.

"bener itu..?" ku dengar ibunya berbicara sedikit berbisik

"dingin buk.... peluk" katanya manja. hati-hati aku menghampiri mereka.

"egak malu apa sama calonmu" sambil mendorong anaknya menjauh.

deg...

matanya mataku bertemu, salting (salah tingkah) tentu saja.

"oh.. sini mbak minun teh anget dulu" akhirnya ibu membuyarkan ke heningan diantara kita.

"maaf ya, tadi. ibu tadi kaget si adik bawa perempuan ke rumah. ke pernah soalnya"

"iya bu. maaf merepotkan" jelasku merasa saaaangat bersalah. btw, namanya mas tentara ternyata lucu 'adik' tanpa sadar aku tersenyum kecil.

"egak kok. adik udah jelasin tadi. rumah di blok c3b kan?"

"iya"

"tetangnya ibuk retnowati dong?" tanyanya

"itu nama embah saya. tadi kerumah tapi egak ada siapa-siapa"

"yak ampun... yang tadi sore jatuh. tapi katanya masih di rumah sakit"

"di rumah sakit?"

"iya, mbaknya egak di kasih tahu?" tanyanya khawatir

"egak, hape saya ketinggalan. saking paniknya"

"egak apa-apa besok udah pulang kok" telapak tangannya menyetuh tanganku menandakan semua akan baik-baik saja. "saya dapet infonya dari grub. biasa ibuk-ibu pkk mbk" sambungnya.

"mbak...?" sepertinya dia ingin tahu namaku

"elvasha, panggil saja el buk"

"kamu bisa panggil saya ibu yaya tetangga sini manggil gitu. kalau egak kenal kan nanti egak sayang"

"iya buk" jawabku sopan.

"sudah kenal sama anak ibu ini, siapa tau jodoh"

"ibuuk" tiba-tiba menyahuti dengan nada sedikit tinggi. aku hanya tersenyum kecil.

"adika" sambil tangan kanan mengarah ke diriku. ku jabat tangannya

"dari tadi belum kenalan egak kerasa apa-apa, sekarang sudah kenalan jadi kerasa sayangnya" sambungnya adika.

apa ini! sekeluarga pinter nge-gombal.

------------------

"ini, kamar adik perempuanku. di egak pulang 2 hari yang akan datang. jadi jangan khawatir. tidur yang nyeyak, egak usah khawatir. besok saya anter"

setelah kita berbincang selama satu jam setengah, akhirnya kami memutuskan untuk pergi tidur.

"makasih banyak mas, maaf ngerepotin"

"hahha.. egak. selamat malam" tangannya mengusap ke rambutku.

apa ini.. apa tandanya...