OSPEK

"Setiap orang memiliki rahasia tersendiri yang memang tidak bisa diungkapkan kepada orang lain."

โ€ข๐šŠ๐š ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š‘๐šŠ๐š ๐š‹๐š›๐šž๐š—๐šœโ€ข ๐™ฟ๐š‚๐™ท

Hari ini, hari pertama Ospek di Universitas Indonesia yang tak lain adalah Universitas yang Jela pilih untuk melanjutkan Study nya. Namun, jam sudah menunjuk angka 12 sedangkan Jela baru saja sampai di tempat Ospeknya.

Terlihat para Mahasiswa Baru yang sedang beristirahat, mereka menggunakan seragam sekolah dengan kauskaki berbeda warna. Berbeda dengan mereka semua, Jela datang menggunakan pakean bebas layaknya anak kuliahan pada umumnya.

"Park Sunghoon" sapa Jela.

Pria itu menoleh, lalu mengerutkan dahinya "Lu siapa?"

Jela tersenyum dan mengulurkan tangannya "Hii gua Jela anak Fakultas Teknik Informatika"

"Jadi lu juga Maba disini? Kenapa pakaian lu kaya senior"

"Lu gak perlu tau alasannya. Gua minta line atau ig lu" Jela memberikan handphonenya kepada sunghoon.

"Oh gua tau, lu suka ya sama gua? Ahahaha bilang aja dari tadi" Sunghoon tertawa dan menuliskan akun sosial medianya.

"Thank u Mr. Park" Jela berjalan meninggalkan Sunghoon.

Dia terus berjalan menjauhi kerumunan Maba, bau Nasi goreng menguar di dekatnya. Jela mengikuti sumber bau tersebut dan...

"Khm, permisi kak saya boleh beli nasi goreng ini gak?"

Lelaki itu melihat Jela tanpa mengatakan apapun dan meletakkan nasi goreng buatannya kedalam piring didepannya.

Jela memperhatikan apa yang dilakukan lelaki itu.

"Kamu Mahasiswa baru kan? Ospek sudah berjalan sejak 3 jam yang lalu dan kamu baru sampai?"

"Tadi ketiduran kak, boleh minta Nasgornya gak sih laper banget nih kak belom makan"

"Saya akan menanggil penanggung jawab Ospek, kamu boleh makan ini" dia memberika sepiring Nasgor kepada Jela.

Lelaki itu pergi, sepertinya mencari penanggung jawab Ospek. Jela tidak menghiraukannya dan melahap Nasgor didepannya itu.

Tak lama lelaki tadi membawa seseorang bersamanya, sepertinya dia Ketua Pelaksana. Jela menyelesaikan acara makannya.

"Kamu Shim Ce-Ryeon anak Fakultas Teknik Informatika bener?" Jela menangguk.

"Kamu ikut dengan saya, sama seperti Maba yang lain kamu harus mendapat hukuman" ujar sang ketua pelaksana bernama Lee Hee-Seung.

"Kak Jay, makasih Nasgornya rasanya enak banget" Jela tersenyum pada Jay dan berjalan mengikuti Heeseung.

"Gimana bisa tau nama gua tu anak?" bingungnya.

Jela mengikuti langkah besar Heeseung yang membawa mereka ke sebuah ruangan. Disana terlihat banyak Mahasiswa baru yang melanggar aturan sepertinya.

"Kamu tau pelanggaran apa saja yang kamu lakukan Jela?" tanya Heeseung dan Jela menangguk.

"Hampir semuanya kamu langgar, jadi hukuman buat kamu membuat makalah tentang Universitas ini dengan tanda tangan Dekan"

"Dikumpulin kapan?"

"Saat hari terakhir Ospek harus sudah diserahkan ke saya. Sekarang kamu boleh bergabung dengan teman-teman kamu"

Jela berpamitan dan segera keluar mengikuti kegiatan Ospek selanjutnya.

โ€ข๐šŠ ๐š ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š‘๐šŠ๐š ๐š‹๐š›๐šž๐š—๐šœโ€ข

Setelah menyelesaikan Ospek pertamanya Jela kembali munuju Mention. Jela memasuki kamarnya disana terdapat Jake yang sedang tidur memunggunginya. Jela tidak memperdulikan kakaknya itu dan bergegas membersihkan diri.

Disisi lain ternyata Jake terbangun karna mendengar suara percikan air dari dalam kamar mandi, yang artinya sang pemilik kamar sudah datang.

Jake mengecek pesan yang masuk dalam ponselnya. Dia hanya membukanya lalu menaruhnya di nakas sebelahnya. Tak lama sang pemilik kamar keluar dengan rambut basah.

"Ada info apa?" tanya Jela to the point

"Gak ada, daddy ngundang kita buat Dinner lusa dan besok lu disuruh ambil Dress di butik Ms.Kim"

Jela mengambil tempat disamping kakaknya,danย  dia mengeringkan rambut disana. Melihat hal itu, Jake membantu adik perempuannya mengeringkan rambut.

"Jake, lu yakin gak mau kuliah aja?"

"Gak, gua harus ngurusin perusahan. Gua pengen lu bisa ngelakuin hal yang lu mau"

"Sampai kapan lu kaya gini? Lu juga perlu bahagia jake"

"Gua bahagia asal lu juga bahagia" Jake mengatakan itu dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Jela menghela nafasnya "Besok jemput gua buat ambil Dress"

"Oke" Jake menyelesaikan kegiatannya dia memberikan sebuah pelukan hangat untuk Jela dan berjalan keluar dari kamar itu.

Jela memandangi jendela kamarnya yang terbuka lebar, dia berjalan menutup jendela itu dan segera mengambil sebuah kunci di meja riasnya. Jela berjalan keluar menuju bagasi Mention ,dia mengambil sebuah motor dan bergegas bergi.

Jalanan kota masih ramai walau waktu telah menunjukkan pukul 11:00, Jela mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia mengabaikan lampu merah yang menghadangnya.

Sebuah Mention mewah terlihat di depannya, didepan gerbang mension terlihat para bodyguard menjaga ketat tempat itu.

"Ternyata benar" gumam jela.

Setelah memastikan sesuatu Jela segera pergi dari tempat itu. Jela mengendarai motornya menuju minimarket untuk mengisi perutnya dengan se-cup mie dengan soda.

Disela-sela memakan mie,seseorang mecuri perhatiannya. Park Sunghoon berada di seberang jalan menggunakan pakaian santai.

"Mr.park" sapa Jela untuk Sunghoon

"Lu yang tadi minta kontak gua kan?" tanya Sunghoon memastikan

Jela mengangguk sebagai jawaban "Gak nyangka bisa ketemu disini"

"Lu kenapa ada di daerah sini malem-malem?" Sunghoon mengambil tempat duduk di depan Jela.

"Abis dari rumah orang, lu tinggal di deket sini?"

"Rumah siapa?"

"Mention milik James Park" Mendengar itu Sunghoon terdiam.

"Yaudah kalau gitu gua mau pulang bye Mr.park"

Sunghoon memperhatikan kepergian Jela, dia masih memikirkan sesuatu. Sunghoon segera mengalihkan fokusnya, dia berjalan memasuki mini market dan belanja beberapa kebutuhannya.

Setelah membayar semua belanjaannya, sunghoon berjalan menuju Mension yang dikatakan Jela tadi. Para bodyguard membukakan gerbang untuknya, sunghoon memasuki mention itu.

Sunghoon memasuki sebuah kamar dan meletakkan belanjaannya di atas nakas, diaย  duduk diatas ranjang mewah itu dan kembali memikirkan sesuatu.

Diruang makan terdapat James Park dengan putra sulungnya Jay Park ditemani koleganya Shim Moon-kyung. Mereka membicarakan sesuatu dengan bersantap malam.

Suara obrolan mereka terdengar oleh Sunghoon yang sedang berada di dapur. Pembicaraan serius mereka membuat Sunghoon bingung. Sunghoon memilih enggan memikirkan hal-hal seperti itu lagi.

โ€ข๐šŠ ๐š ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š‘๐šŠ๐š ๐š‹๐š›๐šž๐š—๐šœโ€ข

Hari ini Jela bangun lebih bagi, dia membawa makalah yang ditugaskan oleh Heeseung. Rencananya Jela ingin meminta tanda tangan Dekan hari ini karna dia tau Dekan akan mempersulitnya. Jela berangkat menggunakan motor hitam kesayangannya.

Setelah memarkirkan motor miliknya, Jela menuju kantor Dekan karna waktu Ospek masih 1 jam lagi. Dari kejauhan terlihat Sunghoon berdiri di depan kantor Dekan. Jela menyungging senyumnya dan segera menghampiri Sunghoon.

Sepertinya mereka berdua memang terhubung dalam ikatan benang merah.

"Hai Mr.park ketemu lagi kita" sapa Jela

"Lu?ngapain lu ada disini?"

"Minta tanda tangan Dekan" balas Jela sambil menunjuk makalah miliknya

"Oh gitu, btw nama lu siapa? Udh beberapa kali ketemu dan cuma lu yang tau nama gua"

"Gua Shim Ce-Ryeon" Jela mengulurkan tangannya seperti tawaran untuk berjabat tangan.

"Putri tunggal Mr. Shim Min-hyuk?" Sunghoon menjabat tangan Jela

"Ternyata lu kenal gua" Jela menyeringai kecil

"Jadi semalem lu dari rumah gua?"

"Iya, lain kali mungkin kita harus ketemu tanpa kebetulan. Gua duluan"

Jela masuk kekantor Dekan, disana seorang pria tua duduk santai sambil menyesap kopi paginya.

"Permisi, selamat pagi pak" sapa Jela

"Siapa kamu? Ada urusan apa?"

"Langsung aja ya pak, saya dapet hukuman dari ketua pelaksana untuk membuat makalah ini disertai tanda tangan bapak"

"Kalau begitu saya akan memberikan kamu pertanyaan jika kamu bisa menjawabnya kamu akan mendapat apa yang kamu minta"

Seperti dugaan Jela hal seperti ini pasti akan menghalanginya.

"Fakta pertama, jika lama tidak hujan sawah menjadi kering. Fakta kedua, jika tanah kering padi tidak akan tumbuh. Kesimpulannya?" tanya Dosen Lee menyeringai

"Kesimpulannya jika tidak hujan pagi tidak akan tumbuh"

Dosen Lee dibuat kaget dengan jawaban Jela, melihat hal itu Jela tersenyum penuh kemenangan"

"Cepet pak kasih tanda tangan buat makalah ini"

Jela meletakkan makalahnya di depan Dosen Lee mau tidak mau Dosen Lee segera memberikan tanda tangannya untuk makalah Jela.

"Terimakasih Dosen Lee Taeyong" senyum Jela mengembang

Setelah mendapatkan tanda tangan Dosen Lee, Jela mencari keberadaan sang ketua pelaksana.

Jela melihat Jay dan Heeseung yang sedang mempersiapkan Ospek hari ini, tanpa menunggu lama Jela menghampiri keduanya.

"Kak Heeseung, ini mau ngumpulin makalah" ucap Jela to the point

"Cepet banget kamu, sekarang kamu boleh join sama temen-temen mu bentar lagi Ospek dimulai"

Sebelum meninggalkan kedua seniornya itu, Jela sempat menatap Jay. Namun hal itu tak berlangsung lama karna kegiatan Ospeknya telah dimulai.

โ€ข๐šŠ ๐š ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š‘๐šŠ๐š ๐š‹๐š›๐šž๐š—๐šœโ€ข ๐™ฟ๐š‚๐™ท

Note:

Enjoy baca nya ya, dan maaf kalau pemilihan kata atau beberapa tanda baca sedikit kurang tepat. Jangan lupa vote dan comment ya^^