Boyfriend

"Tidak ada salahnya mengorbankan diri demi kebahagiaan keluargaku bukan?"

โ€ข๐šŠ ๐š ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š‘๐šŠ๐š ๐š‹๐š›๐šž๐š—๐šœโ€ข ๐™ฟ๐š‚๐™ท

Seminggu berlalu sejak kejadian perjamuan keluarga Park dan Shim. Hari ini Jela disibukkan dengan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa. Jela sudah menyelesaikan 3 semester dalam waktu seminggu.

Jela memiliki kelebihan yang bisa dibilang langka. IQ yang Jela miliki menyentuh angka 179. Dia sangat pandai bahkan tanpa belajar sekalipun. Jela sengaja mengejar semester agar segera menyelesaikan pendidikannya.

Karna hal itu, Jela mendatangi perpustakan dari pagi tadi. Jemari tangan Jela menari diatas laptop miliknya. Tugas-tugas yang sangat banyak itu dapat selesai dalam waktu singkat.

Ditengah kesibukannya, Jela menatap satu objek yang sangat menarik. Objek tersebut berjalan mendekatinya. Membuat seringaian kecil muncul di wajah Jela.

"Apa yang sebenarnya lu rencanain?" tanya Jay.

"Yang pasti sesuatu yang mengejutkan" jawab Jela.

"Kenapa lu gunain Sunghoon dalam permainan lu?" Jay tersulut emosi

"Lu bakal tau jawabannya disaat yang tepat" Jela menatap lurus kearah pintu membuat Jay mengikuti arah pandangannya.

"Permainan dimulai, setelah apa yang dia katakan" Jela menunjuk Sunghoon yang mendekati mejanya.

"Ayo kita bikin kesepakatan"

"Wah setelah ngilang seminggu dateng-dateng ngajak bikin kesepakatan"

"Lupain semua itu, gua mau dijodohin sama lu asal Shim Company bantu perusahaan Park"

Perkataan Sunghoon membuat Jay sangat terkejut. Adiknya memasuki jebakan yang dipasang oleh Jela. Sedangkan Jela tersenyum penuh kemenangan.

"Deal , gua bakal perlakuin lu sebaik mungkin"

"Sunghoon!! Lu apa-apaan sih" Jay sangat marah kali ini

"Gua ngelakuin ini demi perusahaan, demi papa dan lu juga jadi hargain keputusan gua"

"Eits, bentar gua pergi dulu baru kalian berantem. Oh iya hoon malem ini kita dinner di tempat kemarin"

Setelah mengemas barang-barang miliknya Jela pergi meninggalkan kakak beradik yang sedang beradu argumen.

"Hoon lu gak tau apa yang direncanain Jela. Dia punya rencana buruk hoon" Jay mencoba meredam emosinya.

"Sejak kapan lu peduli sama gua? Udahlah Jay ini cuma perjodohan setelah perusahaan naik gua akhirin semuanya" tatapan matanya kosong.

Melihat kondisi Sunghoon saat ini Jay memilih meninggalkan adiknya itu agar beban yang dipikulnya sedikit meringan.

Kepergian Jay membuat Sunghoon menatap punggung kekar itu menjauh. Sejujurnya lelaki ini tersiksa oleh pemandangan itu.

โ€ข๐šŠ ๐š ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š‘๐šŠ๐š ๐š‹๐š›๐šž๐š—๐šœโ€ข

Mentari telah menyembunyikan dirinya, bersamaan dengan itu Jela membuka matanya. Malam ini gadis itu memiliki janji bersama Sunghoon.

Masih tersisa 2 jam untuk mempersiapkan diri. Jela segera bangkit dari tempat tidurnya, gadis itu akan mandi lebih lama agar badannya segar.

Setelah menyelesaikan acara mandinya jela memilih sebuah dressย  berwarna peach selutut yang membuatnya terlihat anggun. Untuk melengkapi penampilannya gadis itu memakai anting dan sebuah kalung dengan balutan permata. Tak lupa memoleskan make up pada wajahnya.

Jela memasukkan dompet dan ponselnya kedalam tas. Merasa telah selesai mempersiapkan diri Jela segera menuju tempat tujuannya. Tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat itu, Jela berjalan memasuki tempat yang sudah dia pesan.

Ternyata Sunghoon telah menunggunya, lelaki itu mengenakan pakaian yang serasi dengannya. Jela memeluk tubuh itu dariย  belakang membuat sang empu memutar badannya.

"Udah dateng? Ayo duduk"ย  Sunghoon melepaskan tangan Jela dan segera duduk disusul oleh Jela.

"Gua mau kita pacaran supaya kesepakatan itu terjalin"

"Kalau gua sih terserah lunya aja, urusan perusahaan gua bakal bilang daddy"

"Gua punya kesepakatan lain" ucap Sunghoon ragu

"Apa?"

"Jangan ngelarang gua ngelakuin apapun"

"Oke setuju, gua juga ada. Berperilaku selayaknya orang pacaran"

Sunghoon ingin menolak tapi- "Iya"ย  kata itu yang terucap dari bibirnya.

"Ada lagi? Kalau gak ada ayo makan" Sunghoon mengangguk

Keduanya fokus pada makanan masing-masing. Namun, diam-diam Jela menatap Sunghoon dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Gua denger lu ngejar semester biar bisa lulus bulan depan?" suara Sunghoon memecah keheningan

"Iya"

"Udah sampai semester berapa?"

"Baru semester 3, lu sendiri?" tanya Jela penasaran

"Gua bakal keluar dari Universitas, gua harus bantu Jay ngurusin perusahaan" jelas Sunghoon.

"Jadi itu alasan lu bikin kesepakatan sama gua" Sunghoon mengangguk.

"Masih jam 9 mau jalan dulu atau langsung pulang?"

"Jalan aja gua bosen nugas mulu"

Keduanya pergi meninggalkan tempat itu, Jela menunggu Sunghoon yang tengah mengambil mobilnya. Tak lama sebuah mobil Audi menghampirinya. SegeraJela masuk kedalam mobil itu.

"Mau jalan kemana?" Sunghoon memecah hening antara mereka

"Terserah lu aja gua ngikut"

Mendengar jawaban Jela, Sunghoon melajukan mobilnya menuju suatu tempat. Dari dalam mobil dapat terlihat suasana pasar malam yang terlihat menyenangkan. Jela mengedarkan pandangannya menatap kegiatan orang-orang di depannya.

Sunghoon memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Dia berjalan keluar dan membukakan pintu untuk Jela. Jela bergandengan tangan dengan Sunghoon menyusuriย  pasar malam.

"Hoon, lu tunggu disini bentar"

Jela berjalan ke salah satu stand es krim, dia memesan 2 cup es krim dengan rasa chocomint dan fullchoco. Setelah itu Jela kembali menghampiri Sunghoon. Dia memberikan es krim berasa fullchoco untuknya.

"Gimana lu tau gua suka fullchoco?" tanya Sunghoon heran

"Anggep aja gua cenayang hahaha"ย  tawa Jela membuat Sunghoon kehilangan fokusnya tanpa sadar es krim di tangannya sudah terjatuh dilantai.

"Hoon, kok lu jatuhin es krimnya sih?"

Sunghoon terkejut "Sorry, gua gak sengaja"

"Makanya jangan ngelamun terus" Jela memberika suapan untuk Sunghoon yang diterima oleh lelaki itu.

Mereka menghabiskan waktu di pasar malam dengan mencoba segala wahana permainan yang ada. Sunghoon juga memberikan Jela sebuah boneka yang dia dapat dari hadiah permainan.

Keduanya seperti pasangan kekasih malam itu, Sunghoon melupakan perkataanya pada Jay. Hanya dalam waktu singkat keduanya bersama namun, rasa nyaman mengikat mereka.

Saat ini Sunghoon mengendarai mobilnya untuk mengantar Jela kembali ke rumah. Gadis itu tertidur pulas di kursi samping kemudinya. Melihat wajah tenang Jela membuat Sunghoon menyungging senyumnya.

Mobil Audi milik Sunghoon telah memasuki mention mewah milik keluarga Shim. Sunghoon mengangkat Jela memasuki kamarnya. Setelah memastikan Jela tertidur dengan nyaman Sunghoon meninggalkan kamar itu.

Di depan TV terdapat Jake yang sepertinya sedang menunggu dirinya. Sunghoon tanpa ragu mendatangi Jake dan duduk menghadapnya.

"Kalian pacaran?" pertanyaan itu lolos dari mulut Jake.

Sunghoon mengangguk "Demi perusahaan Park" lanjutnya.

"Apa lu bisa perlakuin ade gua dengan baik?"

Sunghoon terdiam "Pasti" dia akan menjaga gadis itu mulai sekarang.

"Jangan pernah sakitin dia apapun yang terjadi atau keluarga lu yang dapet imbasnya" Jake pergi meninggalkan Sunghoon.

โ€ข๐šŠ ๐š ๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š‘๐šŠ๐š ๐š‹๐š›๐šž๐š—๐šœโ€ข ๐™ฟ๐š‚๐™ท