Sistem Kekuatan Dunia Fantasi

Hari baru sudah dimulai, aroma musim semi mulai tercium lagi dari dataran hutan gersang yang mulai menumbuhkan kehidupan baru. Bunga Hellebore, bunga yang tumbuh di dalam Dungeon Reruntuhan Menara Putih saat musim dingin dan dipetik saat musim semi ini memiliki sebuah filosofi serta kegunaannya. Bunga ini dipercaya sebagai salah satu dari pemberian Dewa terdahulu karena bunga ini hanya tumbuh di dataran Ferontire yang diberkati oleh Dewa.

Tia dan beberapa temannya dikurung karena berusaha mengambil bunga Hellebore tanpa izin dulu.

"Hukuman apa yang akan kita berikan kepada mereka?" ucap Basta dengan tatapan yang tajam.

"Kita tidak berhak memutuskan, Tuan Putri menyuruh kita untuk menjaga mereka terlebih dahulu." jawab Pak Goto.

Basta yang sudah emosi berkata. "K-Kenapa?! mereka sudah menyerang pasukanku!"

"HIII!!!" Tia dan teman-temannya ketakutan.

Erine berusaha menenangkan Basta. "Besabarlah Basta, ini adalah tugas pertama kali Tuan Putri memutuskan hukuman. Tuan Putri pasti memikirkan jalan keluar yang terbaik."

"Baiklah, lalu sekarang Tuan Putri ada dimana?"

"Tuan Putri bersama teman-temannya menemui Kakek Orvin di Dungeon."

Di sebuah tempat luas di dalam Dungeon Reruntuhan Menara Putih, Danis yang sudah sadar akhirnya bisa memulihkan tenaganya kembali. Setelah melihat keadaan Danis akhirnya Orvin bisa bernafas lega dengan memegang dadanya.

"Kau tau, kau hampir saja membuat orang tua ini terkena serangan jantung. Aku tidak menyangka ternyata kamu pingsan karena perutmu lapar, yah itu wajar saja karena kamu memaksakan diri."

"Hahaha maaf-maaf, tapi sekarang tenagaku sudah pulih. Terima kasih banyak atas makanannya Kakek!" ucap Danis dengan menundukkan kepalanya.

Orvin kemudian memperkenalkan dirinya dengan menjulurkan tangan. "Oh ya, kita belum memperkenalkan diri. Namaku Orvin dan siapa namamu?"

Danis menjabat tangan Orvin dengan semangat. "Namaku Danis Affan, panggil saja aku Danis."

Saat tangan mereka saling berjabat, Orvin terdiam merasakan sesuatu yaitu aura Danis yang tersembunyi.

"Hmm.."

"Ada apa?" Bingung Danis.

Orvin sadar dan melepaskan geggamannya. "Oh tidak apa-apa, ngomong-ngomong apa kamu menyentuh Unicorus saat tertidur sebelumnya?"

Orvin masih penasaran kenapa Unicorus bisa terbangun disaat Danis tiba-tiba berada di ruangan tersembunyi di dalam Dungeon. Semua pertanyaan dari Orvin dijawab satu persatu oleh Danis yang terlihat gugup dan mengakui kesalahannya, meskipun demikian Orvin sama sekali tidak marah dengan Danis.

"Jadi begitu." ucap Orvin dengan senyuman.

Tak lama kemudian Feria, Vera, dan Roy memasuki ruangan itu dan seketika Roy dengan cepat berjalan menuju Danis.

"DAANNISSS!!" Roy melampiaskan kekesalannya dengan menggoyangkan bahu Danis sampai-sampai kepala Danis ikut berputar.

"Oh Ro-!" Danis merasakan kepalanya pusing.

"Tega sekali kamu melemparku dari atas langit dan kamu seenaknya berjuang sendirian tanpa bantuanku!!" ucap Roy yang masih melampiaskan kekesalannya.

"T-tapi ..." Danis merasakan pusing yang luar biasa sampai matanya ikut berputar.

Vera kemudian menepuk punggung Roy. "Roy Roy, gantian."

"Ek?" Kaget Danis.

"Jangan membuat masalah sampai-sampai kamu membuat Tuan Putri menjadi kerepotan!!" Vera juga melampiaskan kekesalannya dengan melakukan hal yang sama seperti Roy.

"U-Ughh..kepalaku." Akhirnya Danis terpapar pusing.

Feria yang melihat itu hanya terdiam, karena yang dia inginkan hanya berbicara dengan Orvin dengan tenang.

"Kakek Orvin akhirnya kita bisa berbicara dengan tenang, bagaimana kabar Kakek?"

"Oh Tuan Putri Feria sudah lama kita tidak berjumpa, kabarku baik-baik saja terima kasih. Bagaimana dengan kabar kalian?" ucap Orvin.

"Banyak hal yang terjadi saat terakhir kali kita bertemu tetapi kabarku dan Vera baik-baik saja." balas Feria dengan senang.

"Hmm Kakek benar-benar tidak berubah sama sekali, mencurigakan." sambung Vera.

Orvin pun tertawa. "Hahaha Vera ... sifatmu sama sekali tidak berubah."

Perbincangan mereka mulai tampak terasa menyenangkan meskipun Roy merasa ketakutan karena mereka berbincang tepat di depan Unicorus yang tertidur.

"Eee, apa monster itu akan terbangun kalau kita berisik?" ucap Roy sambil ketakutan.

"Ah Unicorus tidak akan terbangun untuk 20 tahun kedepan, aku bisa memastikan itu." balas Orvin.

"Sungguh?" Roy tampak masih ragu.

Mendengar ucapan Roy, Feria langsung marah. "Tidak sopan sekali! Kakek Orvin adalah Penyihir kelas atas dari Serikat Asgard! kamu sudah melihat kekuatan sihirnya bukan?!"

Roy langsung teringat dengan kejadian tadi malam. "M-Memang benar sekali."

"Kamu baru sadar ya," ucap Vera.

"Hahaha tidak apa-apa, sepertinya ini pertamanya kita bertemu."

Orvin sekali lagi memperkenalkan dirinya dan dari mana asalnya, dia adalah seorang Penyihir sekaligus Pustakawan Utama dari Serikat Asgard. Serikat Asgard sendiri merupakan Serikat tertua yang berisi banyak buku tentang sejarah, sihir, alkemis, dan ilmu pengetahuan lainnya. Serikat Asgard juga disebut Serikat Perpustakaan Dunia, karena begitu banyaknya buku yang dimiliki Serikat sampai-sampai banyak orang jahat menginginkan semua buku yang ada disana.

"Hmm jadi disana banyak informasi yang bisa diambil.. seperti Internet." ucap Danis.

"Inta ... net? Eh! kamu sudah sadar?!" balas Vera.

"Ooo kedengarannya menarik! aku ingin pergi kesana!" Roy menjadi semangat.

Feria langsung menyangkal Roy. "Mustahil, karena yang bisa memasuki Serikat Asgard hanya orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan berusia minimal 1 abad."

Roy dan Danis langsung kaget. "EHH??!!"

"J-Jadi usia Kakek Orvin sekarang ..." ucap Roy.

Orvin merasa malu. "Aku jadi malu kalau berbicara tentang usia."

Vera berbisik kepada Orvin. "Tidak apa-apa Kakek beritau saja, mereka pasti tidak akan percaya."

"Baiklah, usiaku sekarang sudah 10 abad ... t-tapi masih ada yang berusia lebih tua dariku lho!" terang Orvin dengan gugup.

"Eee.."

"Sudah kubilang kan Kek.." Senyum Vera.

"Sudah sudah, aku mengumpulkan kalian kesini karena aku harus menyampaikan sesuatu."

Orvin menjelaskan tujuannya datang ke Kerajaan Ferontire bukan hanya sekedar menangani masalah Unicorus, ada hal lain yang harus ia sampaikan yaitu dia telah diberitau jika penerus Sang Ksatria sudah terpilih dan sejarah baru akan dimulai. Sebagai Pustakawan Utama dari Serikat Asgard sudah kewajibannya untuk mencatat setiap sejarah yang ada di Dunia ini. Orvin menawarkan dirinya untuk membantu Tuan Putri Feria bersama teman-temannya untuk mengalahkan Raja Iblis dan tentu saja tawaran itu diterima.

"Terima kasih banyak Kakek Orvin bersedia membantu kami, itu adalah sebuah tawaran yang sangat menarik." ucap Feria

"Ah itu sudah kewajibanku, tapi kalian jangan terlalu bergantung padaku karena kalian harus berusaha sendiri." balas Orvin.

"Tentu saja! tapi ... aku tidak yakin dengan mereka." Vera melirik Danis dan Roy.

"Hei Roy, apa kamu membawa makanan? entah kenapa perutku merasa lapar."

"Nggak lah, aku datang kesini karena terburu-buru sampai melewatkan sarapanku."

"Kalian ini ... !!"

"Hahaha sesama tim jangan sering-sering bertengkar karena kalian akan kalah dengan tim pahlawan dari kerajaan lain."

"Huh?"

Melihat ekspresi mereka membuat Orvin harus memberi taukan kepada mereka situasi politik Kerajaan sekarang. Bahwa setiap Kerajaan harus memiliki pahlawan dari sihir pemanggilan, dari renkarnasi, dari dunia ini maupun dunia luar untuk memenangkan Perang bersejarah. Sekarang banyak Kerajaan yang tidak percaya akan ramalan atau cerita sejarah tentang pahlawan yang berhasil membunuh Raja Iblis di masa lalu karena para Iblis masih berkeliaran di Dunia ini.

Oleh karena itu setiap Kerajaan membuat strategi mereka sendiri dan ada juga yang membentuk sebuah kerja sama antar Kerajaan. Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Orvin, Danis mengajukan pertanyannya dengan serius.

"Aku ingin lebih tau tentang Pahlawan dari Dunia Luar. Apa mereka orang sepertiku dan Roy? apa mereka harus menjadi Pahlawan di Dunia ini?"

Melihat tatapan Danis yang begitu serius dengan rasa penasaran yang tinggi akhirnya Orvin menjawab.

"Oh jadi kalian berasal dari Dunia Luar, itu memang peristiwa langka dan dalam catatanku sudah puluhan manusia dari Dunia luar masuk ke Dunia ini."

Mendengar pernyataan Orvin membuat mereka berempat kaget dan Orvin melanjutkan jawabannya. Manusia yang berasal dari Dunia luar tidak semuanya menjadi Pahlawan karena mereka bebas menentukan jalan hidup mereka sendiri, hanya mereka yang diberkati oleh kekuatan atau terikat kontrak yang akan menjadi seorang Pahlawan. Dari jawaban itu Danis mendapat sebuah harapan kalau Ibunya memang benar-benar ada di Dunia ini seperti kata Roy sebelumnya.

"Sebagai rekan tim aku ingin sekali mendapatkan sedikit informasi tentang kalian sebagai tanda perkenalan."

Tak lama kemudian Orvin mengeluarkan buku tebal berisi ribuan halaman dari balik jubah putihnya.

Buku itu tidak memiliki judul namun sampulnya berlapis emas dengan corak yang indah disertai dengan permata di tengah sampul, Orvin membuka buku itu tepat dibagian halaman tengah.

"Ini adalah Buku Record yang akan mengambil informasi dari kalian, siapa yang mau mencoba duluan?"

"Tentu saja aku!"

Feria menyentuh halaman buku itu dan seketika yang awalnya halaman itu kosong lalu terisi dengan tulisan yang mengeluarkan cahaya yang menyilaukan. Buku Record telah menulis informasi dari setiap pemegang halaman mulai dari nama, usia, kelas, dan skill.

Nama: Feria Hermonia

Usia: 16

Kelas: Archer/Pemanah

Skill: Elemen Angin, Administrasi, Bahasa Asing, Politik, Violinist, Patissier.

Nama: Vera Seresta

Usia: 16

Kelas: Hunter/Pemburu

Skill: Elemen Air, Pedagang, Alkemis, Botanist.

Nama: Roy Rajendra

Usia: 17

Kelas: Warrior/Pendekar

Skill: Elemen Tanah, Arsitek, Judi.

Nama: Danis Affan

Usia: 16

Kelas: Knight/Ksatria

Skill: Elemen Api, Seniman.

"Sungguh luar biasa Tuan Putri Feria memiliki skill yang begitu banyak! ... tidak seperti mereka yang hanya mempunyai sedikit skill apalagi punya skill Judi." ucap Vera.

"Sudah seharusnya sebagai Tuan Putri untuk memiliki skill sebanyak itu tapi jarang sekali untuk seorang yang mempunyai skill Arsitek mau menjadi Pahlawan." sambung Feria.

"AAA!! aku tidak menyangka skill yang kugunakan saat bermain Game akan menjadi seperti ini!" ucap Roy yang malu.

"Salah sendiri suka main Game judi, tapi untuk skill Patissier memang skill yang mengerikan untukku." balas Danis sambil ngiler berharap dapat kue coklat dari Feria.

"D-Dasar mesum! berhentilah bicara sambil meneteskan air liurmu itu!!" Vera menjitak kepala Danis. "PLAK!".

"Mencurigakan, kenapa Danis hanya memiliki skill Seniman padahal dia bisa memecahkan kristal pelindung Menaraku dan dia berhasil membunuh Iblis raksasa." Gumam Feria dalam hati.

"Informasi tentang kalian akan berkembang selama sepanjang perjalanan jadi berusahalah untuk mengembangkan diri karena Dunia ini juga memiliki banyak sistem kekuatan yang bisa dipelajari."

Orvin menjelaskan bahwa kekuatan yang tersebar di Dunia ini terbagi menjadi 3 kelompok besar.

1. Pengguna Energi/Aura

Pengguna ini memiliki serangan tenaga dalam dan biasanya mereka menjalin kontrak dengan Elementor supaya tenaga dalam yang mereka keluarkan berupa elemen. Pengguna ini biasanya memiliki keunggulan dalam fisik dan mental.

2. Pengguna Sihir

Pengguna sihir sendiri juga dibagi dalam 7 aliran yaitu sihir kehidupan, sihir kematian, sihir elemental, sihir pemanggil, sihir alkimia, sihir cahaya, dan sihir kegelapan.

Sumber kekuatan pengguna sihir itu yaitu Mana yang dihasilkan para roh elemental.

3. Pengguna Potensi

Pengguna ini mendapatkan kekuatan mereka sejak lahir seperti contoh perubahan wujud manusia setengah hewan, manusia yang terlahir sebagai setengah dewa, dan masih banyak lainnya.

Masih banyak hal yang masih bisa dipelajari tapi cukup sampai disini, Orvin ingin mereka berkembang secara bertahap dan tentunya Orvin akan membantu jika ada pertanyaan yang perlu dijawab. Untuk mengakhiri pertemuan kali ini Orvin memilih salah satu dari mereka berempat untuk dijadikan sebagai Pemimpin Tim.

"Danis ... aku memilihmu untuk menjadi Pemimpin Tim ini."

"Heh?"

Mendengar ucapan Orvin, Feria merasa tidak adil dan akhirnya menentang. "K-Kenapa dia?! aku tidak ingin dia menjadi Pemimpin Tim ini! aku lebih berhak daripada dia!"

"perkataan Tuan Putri Feria benar sekali Kakek Orvin! bahkan skill Danis tidak mencerminkan kalau dia bisa menjadi seorang Pemimpin!" sambung Vera.

"Itu benar Kakek, aku tidak ingin menjadi Pemimpin karena itu merepotkan!" sambung Danis juga.

"Baiklah.. Baiklah.. bagaimana kalau kita bertaruh antara Danis dan Feria, siapa yang menang dia yang akan menjadi Pemimpin." balas Orvin.

"Setuju!" Teriak Roy dan Vera.

Danis akhirnya ditantang oleh Feria untuk menghadapinya dengan kekuatan elemen, Danis yang awalnya tidak ingin melakukan ini akhirnya terpaksa juga. Sebelum pertarungan dimulai Danis menjaga jarak dari Feria dan akhirnya pertarungan itu dimulai dengan Orvin sebagai wasitnya.

"Aku akan memberitaumu satu hal, aku sangat kesal sekali ketika melihatmu berjuang sendirian melawan Unicorus sedangkan aku sebagai Tuan Putri hanya terdiam melihat." ucap Feria dengan menatap tajam Danis.

"Kamu sudah menyelamatkan Roy saat terlempar dari atas langit dan aku sangat berterima kasih karena itu." balas Danis.

"Itu benar sekali, aku juga ingin berterima kasih" sambung Roy.

"Meskipun begitu aku merasa kalah darimu! Danis keluarkan senjatamu!" Feria mengeluarkan senjatanya panah dan busur angin.

"Tidak, cukup dengan tangan ini aku bisa menyerangmu." Danis menjulurkan tangannya.

"Jangan meremehkanku!!"

Begitu cepatnya serangan yang diluncurkan dari Panah angin Feria, membuat debu di sekelilingnya bertebaran dan menutup pandangan mereka. "BLARRR!!"

Orvin menghentikan pertarungan karena dia tau pertarungan sudah berakhir sebelum debu itu menghilang dari pandangan. Saat debu itu mulai menipis, sebuah pemandangan yang tak disangka Danis berhenti saat tangannya tepat didepan leher Feria. Tentu saja itu membuat mereka kaget betapa cepatnya serangan mendadak itu dilakukan oleh Danis dan membuat Feria merasa sedikit ketakutan.

Kini rasa bercampuran takut dan kesal dirasakan oleh Feria yang lemah tidak bisa lagi menahan kakinya yang bergetar.

"Aku.. kalah."

"Tuan Putri!! apa ada yang sakit?!" Vera bergegas mendekati Feria.

"Tenang saja Tuan Putri Feria tidak menerima luka sedikitpun." ucap Orvin

Tiba-tiba suara perut Danis keluar "Kruukk."

"Ah aku akan mencari makan diluar sana.. sampai jumpa lagi." Danis pergi dari tempat itu dan tak lupa mengucapkan maaf sebelum dia menghilang ke teleport.

"Daniss!! tunggu aku!!" Roy mengikuti Danis.

Setelah beberapa menit kemudian Orvin berkata tentang apa yang ia rasakan saat menjabat tangan Danis waktu memperkenalkan dirinya. Rasa putus asa, rasa sakit yang luar biasa dan sekilas kenangan yang berdarah semua itu dibalut dalam kehampaan karena Danis sepertinya menghiraukan perasaan yang pernah ia alami. Tentu saja Orvin tidak mengetahui apa yang sudah dialami oleh Danis dimasa lalunya tetapi Danis seperti sudah ditempa dengan keras sebelum terkirim ke Dunia ini.

Orvin juga menjelaskan apa yang ia lihat jika Aura Danis seperti ditekan dalam titik rendah, itu artinya Danis memiliki aura yang besar bahkan sampai bisa membuat Unicorus terbangun ketika menyentuhnya atau bahkan membentengi dirinya dari sihir. Ini juga menjadi pelajaran untuk Tuan Putri Feria dan Vera agar tidak salah menilai orang dari penampilan ataupun skillnya saja.

"Awasilah Danis karena hanya dia yang menyimpang tidak seperti kalian berdua termasuk Roy."

"Aku mengerti, terima kasih banyak atas pelajarannya Kakek Orvin." ucap Feria dengan menundukkan kepalanya.

"Tuan Putri, mari ku antar sampai ke tenda." Vera mencoba membantu Feria untuk berdiri.

Setelah semuanya pergi dari tempat itu, kini tinggal Orvin sendirian yang terlihat sedang menulis sebuah surat.

"Untuk Tuan Rajendra, putramu dan keponakanmu masih sehat-sehat saja dan sepertinya mereka tidak ingin pulang dari Dunia Fantasi ini."

Orvin mengirimkan suratnya melalui sebuah bola cahaya yang melambung ke atas langit yang cerah.

Bersambung.