Ayah Laura menoleh ke Mulan.
"Kenapa?"
Mulan menggigit bibir gelisah. Ia takut kena marah suaminya, tapi memang nasibnya sendiri jika ia sendiri melakukan hal seperti itu. Tapi jika ia tidak ingin mendapatkan konsekuensi yang parah, lebih baik ia jujur pada suaminya itu.
"A..aku, sebenernya.. aku yang suka mukulin Laura"
Ayah Laura langsung terkejut. Ia tak menyangka jika istrinya melakukan hal seperti itu kepada anaknya.
"Kenapa? Kenapa kamu kayak gitu ke anakku Mulan?! Ken--"
"Aku cemburu! Laura, laura dan laura! Aku kapan mas? Laura terus yang diutamakan hingga kamu lupa ada aku disini! Sakit mas. Sakit aku di nomor duakan, tidak aku di nomor tiga karena istri lamamu dan Laura berada di posisi teratas dan aku?! Hanya penghias!" Ucap Mulan sambil memotong omongan ayah Laura dan mengeluarkan semua keluh kesahnya selama ini.
Ayah Laura menghela nafas berat. Memang benar, mungkin ia tak mau kehilangan anaknya yang ia sayang dan juga peninggalan dari istri pertamanya, hingga membuatnya lupa pada Mulan istri barunya.
"Iya juga sih, aku yang salah. Maafin aku juga. Tapi kumohon jangan sakiti Laura lagi! Aku tak ingin orang yang ku sayang semuanya pergi dan meninggalkan ku."
Mulan menghela nafas lega, ia tersenyum lalu mengangguk.
"Aku janji akan menyayangin Laura." Ucap Mulan.
Laura yang sempat kembali mendengar pembicaraan mereka, sangat terkejut. Ia terkena leukemia, dan alasan bundanya membenci dirinya karena cemburu? Kepala Laura semakin pusing memikirkannya hingga ia hanya terdiam saja sambil menahan rasa sakit yang kembali menyerangnya.
"Tuan, untuk Laura pengobatannya harus di kemoterapi, dan ia juga harus dirawat disini." Ucap dokter yang kembali datang untuk menginformasikan pengobatan Laura.
Laura yang mendengar pembicaraan tersebut, langsung bangun walau tubuhnya sangat sakit.
"Y-yah.. laura mau ke kampus.." Ucap Laura dengan nada lirih.
Ayahnya langsung menoleh kearah Laura dan mendekati Laura.
"Sayang kamu sakit nak, kamu harus sehat dulu biar bisa kuliah."
"Gamau yah, Laura mau kuliah, mau jadi lulusan terbaik.. itu kan cita-cita laura yah. Laura kuat kok!"
"Dok apa bisa?" Tanya ayahnya Laura pada dokter
"Heum.. sepertinya bisa, Laura tidak boleh kecapean, saya akan memberikan resep obat dan juga jadwal kemo nya."
Setelah mendapatkan obat dan jadwal kemo, mereka semua langsung pulang menuju rumah.
Suasana kembali damai walau sebenarnya Mulan masih ragu untuk baik kepada Laura.
Bersambung...