5. Leukemia

LAURA!" Suara ayah Laura menggema seisi rumah, saking paniknya melihat anaknya yang tergeletak tak berdaya dengan darah yang bercucuran dari hidungnya.

"Ya ampun nak, bertahanlah!" Ucap ayahnya panik, dengan cepat ayahnya menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, Laura dibawa ke UGD. Wajahnya semakin pucat, tim medis langsung menangani Laura, mengecek kondisi tubuh Laura dan juga mengambil darahnya untuk di periksa lebih lengkap. Detak jantung Laura sedikit melemah, selang uap menempel di wajah manis Laura.

Beberapa jam berlalu..

Para tim medis masih sibuk menangani Laura di UGD, tim lab juga sedang sibuk mengurus hasil dari cek darah Laura.

"Permisi, keluarganya Laura?" Ucap seorang perawat yang menghampiri ayah Laura.

Ayah Laura yang dari tadi duduk dengan perasaan gelisah, kini bangkit mendengar suara perawat yang menangani Laura.

"Bagaimana anak saya?!" Ucap ayah Laura dengan tergesa-gesa.

"Tenang pak, anak bapak masih bisa di selamatkan. Hasil lab sudah di tangan dokter. Sebentar lagi bapak akan dipanggil oleh dokter untuk menjelaskan hasilnya." Jawab perawat dengan nada lembut.

Ayah Laura mengangguk paham dan menghampiri Laura yang masih memejamkan matanya, penampilannya sangat mengkhawatirkan, wajah pucat, tangan dipenuhi oleh selang infus dan transfusi darah. Perlahan mata Laura terbuka.

"Y-yah.." samar-samar mata Laura menangkap sosok ayahnya, namun sepertinya sedang berbicara dengan orang lain.

"Laura terkena leukemia stadium 3 pak, dan juga terdapat luka lebam ditubuhnya. Sepertinya Laura selalu mendapatkan perlakuan kasar dari orang terdekatnya sebab luka lebamnya ada yang baru dan juga ada yang sudah lama." Terang dokter

Ayah Laura mengerutkan dahinya bingung. Siapa yang berani menyakiti anakku?!, Batin ayahnya. Rasanya dunianya hancur mendengar penjelasan dari dokter mengenai kondisi anaknya yang menyedihkan itu ditambah dengan penyakitnya.

"Baik dok, kalau bisa tolong berikan perawatan terbaik untuknya!" Ucap ayah Laura dengan nada memohon.

"Sayang!" Mulan datang setelah dihubungi oleh ayah Laura. Dengan tergesa-gesa Mulan menghampiri ayah Laura. Ya, itu semua hanya akting saja di depan suaminya.

"Laura kena leukemia stadium 3, juga keadaannya penuh dengan luka lebam." Ayah Laura mulai menceritakan semuanya pada Mulan.

"Aku akan mencari orang yang sudah menyakiti anakku! Akan kuhabisi dia dengan tanganku sendiri!" Ucap ayah Laura dengan nada kesal.

Rasa takut mulai muncul dihati Mulan. Percuma jika berbohong, Ayah Laura pasti akan bisa menemukan pelakunya.

"Sayang.. itu.."

Bersambung...