Chapter 9 : Desa

Keesokan paginya, seperti biasa aku menjalani latihan pagi bersama dengan Armand.

Sedikit demi sedikit aku berhasil meniru gerakannya, walaupun itu masih terbilang jauh dari sempurna.

"Eryk, latihan hari ini cukup sampai disini"

"Eh.. kenapa begitu ayah"

Tidak seperti biasanya, latihan hari ini selesai lebih cepat.

"Ayah memiliki keperluan, sebagai gantinya.. latihan besok akan menjadi lebih keras...."

Sambil melihat ke atas langit, Armand melanjutkan.

".. Kebetulan saat ini cuaca sedang bagus, Kurasa kau bisa mengajak kakakmu untuk pergi ke pasar dan melihat sesuatu"

Pasar? Kurasa itu boleh juga, Aku memang tidak pernah pergi melintasi pagar rumah ini.

Apakah disana menjual konsol game? Ataukah ada banyak buku-buku sihir. Ataukah ada majalah vulgar?

Nafasku berderu sangat cepat karena hal ini.

Selain karena ini pengalaman pertamaku, aku akhirnya bisa menjelajah dunia luar. Walaupun itu hanya sekedar berada di desa.

Namun yang paling kusuka adalah akhirnya aku bisa melihat wanita-wanita cantik yang berada diluar.

Tunggu dulu, jika aku pergi dengan kakakku yang imut itu apakah gadis lain akan menjauhiku?

Yah, biarlah sesuatu terjadi seperti air yang mengalir.

Untuk saat ini aku sangat tidak sabar untuk segera pergi.

HOHOHOHOHO

"Eryk.. kenapa kamu selalu tiba-tiba memasang wajah aneh? "

Seperti guntur disiang hari, aku tiba-tiba kembali ke kesaadaranku saat ini.

Armand memandangku dengan perasaan aneh diwajahnya.

"Ngomong-ngomong ayah, bolehkah aku membeli sesuatu disana? "

Karena perilaku anehku sebelumnya, aku mencoba untuk mengalihkan topik.

"Yah, begitulah. Ayah sudah menyimpan uang diatas meja, kau bisa pakai itu. Tapi ingat untuk tidak menghabiskan semua uang yang ada"

"Baik ayah, aku berjanji atas nama keluargaku"

"Itu bagus, kalau begitu ayah pergi sekarang"

"Baik ayah, Harap hati-hati"

Sambil melambaikan tangan, Armand kemudian memunggungiku dan perlahan berjalan menjauh.

"Nah, tugasku berikutnya adalah mencari Olivia."

Sebelum itu, aku berlari kedalam rumah untuk mengambil uang yang Armand beri kemudian mencari Olivia disekeliling rumah.

Dikebun belakang rumah, aku melihat Olivia yang sedang menanam sebuah bunga.

Tanpa pikir panjang akupun mendekatinya.

"Apa yang sedang kakak lakukan?"

Mendengar suara dari belakangnya, Olivia membalikkan badan.

Sambil terlihat lega, dia kemudian menyapaku.

"Oh eryk, kamu membuatku kaget. Aku sedang menanam bunga."

Heh.. ternyata dia gadis seperti pada umumnya.

"Bunga apa yang kakak tanam? "

"Namanya coreopsis, ini bunga kesukaanku. Ada banyak memori yang tersimpan di bunga ini. "

Olivia tersenyum saat membicarakan hal tersebut.

Beberapa orang pasti memiliki hal yang mereka sukai, seperti hal nya laki-laki menyukai game dan perempuan menyukai boneka.

Dalam kasus Olivia, kurasa dia memiliki pengalaman indah dengan bunga itu.

"Bunga yang indah" ucapku.

"Tentu saja, karena aku yang merawatnya"

Olivia membusungkan badan sambil terlihat bangga.

Kebanggaan yang berlebihan, tapi kau seharusnya tidak menyombongkan itu kepada orang yang berusia kepala 3 sepertiku.

"Oh iya kak, ayo kita pergi ke pasar"

Saat mengatakan itu, dengan senyum kecil diwajahnya, Olivia membalas.

"Ayo"

********

Beira adalah salah satu desa dikerajaan Heireth, Desa ini berada di timur dan merupakan salah satu desa yang dekat dengan perbatasan antara kerajaan manusia dengan kekaisaran iblis.

Desa ini sempat dipimpin oleh seorang Tetua, namun karena konflik yang selalu berkepanjangan, area konflik menjadi semakin dekat dengan area pemukiman warga.

Karena dirasa tidak akan mampu mengemban tugasnya dengan baik dalam melindungi warga, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Dan di saat yang bersama, raja memerintahkan seorang Baron untuk menjaga desa tersebut sekaligus menjadi pemimpin di desa itu.

Desa ini kini menjadi titik penting pendistribusian senjata, hampir tiap hari barang dari kerajaan masuk dan keluar dari desa.

Tidak salah apabila warga kerajaan manusia menyebut desa ini sebagai benteng pertahanan manusia , Dan apabila desa ini sampai kalah, maka umat manusia akan semakin kehilangan wilayahnya.

Dan di sebuah pasar di desa Beira, seorang kakak beserta adiknya berjalan berdampingan.

"Mmm.. roti ini enak, apakah kamu mau satu Eryk? "

Olivia, tersenyum dengan cerah sambil mengunyah roti di mulutnya.

"Ah iya"

Setelah mengambil roti yang diberikan oleh Olivia, aku mengunyah dan menelannya.

Roti ini memang tidak seenak didunia ku dahulu, tapi ini tidak seburuk kelihatannya. Pinggiran roti yang tidak terlalu keras ditambah dengan aroma mentega yang khas.

"Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya kamu pergi ke sini kan Eryk? Apakah ada suatu tempat yang ingin kamu kunjungi? "

"Hmm..Tempat ya, sepertinya, aku tertarik untuk menuju ke toko buku dan melihat buku yang ada"

Yah walaupun keinginanku adalah untuk bersenang-senang dengan gadis cantik di rumah bordil.

Untuk saat ini, mencari pengetahuan adalah hal yang penting ketika kau ingin hidup mudah.

"Heh.. apakah buku-buku yang sudah kamu baca selama ini masih belum memuaskanmu? "

"Kehausanku akan pengetahuan membuatku melakukan ini kak"

Dengan ekspresi sedikit terkejut, Olivia merespon

"Tapi buku yang dimiliki oleh ayah adalah buku yang jarang dimiliki oleh rakyat biasa, dan isi bukunya sudah jelas lebih rinci daripada buku dipasaran"

Ohh, aku baru mengetahui hal ini, pantas saja perkembangan ku dalam sihir bisa menjadi lebih cepat.

"Kalau begitu, apakah ada tempat lain yang bisa kak Olivia sarankan?"

Seolah sedang menunggu pertanyaan ku tersebut, Olivia membusungkan dadanya kemudian seolah berkata 'ikutlah denganku'

Beberapa saat kemudian kami sampai di sebuah toko.

Bangunannya terbuat dari kayu dan ntah kenapa terdapat banyak sekali ornamen yang dipasang di depan pintu.

Saat Olivia melangkah maju untuk membuka pintu, seorang wanita dapat terlihat di meja besar yang berada tepat didepan pintu.

Sambil tersenyum, wanita itu menyapa.

"Halo selamat datang di toko kami, apakah ada yang bisa saya bantu"

"Tentu, tolong berikan satu set pakaian baru untuk adikku ini"

Olivia lah yang menjawab sapaan itu dan yap, kami berada di toko baju.

Saat aku melihat bagian dalam dari toko, aku bisa merasakan kesan mewah. Aku agak takut apakah kami bisa membayar barang yang dijual ditempat ini.

"Baiklah, ayo kemari nak"

Setelah mengikuti wanita tersebut, aku kembali dengan menggunakan pakaian yang dia rekomendasikan.

Celana pendek dengan panjang sedikit dibawah lutut, kemeja putih berlengan panjang serta jas berwarna hitam yang membalut kemeja, ini benar-benar tampilan yang berbeda.

Ini membuatku terlihat seperti seorang penyihir.

Dan jujur saja aku menyukainya.

"Ini benar-benar hebat"

"Benarkan? Aku sudah lama menekuni bidang ini, jadi aku memang sudah percaya diri dengan penilaianku, apalagi jika itu dari anak muda tampan sepertimu. Itu benar-benar memudahkan ku untuk memilih setelan yang ada"

Wa-wanita ini memahami pesonaku!!!

Yah walaupun aku masih 6 tahun, aku memahami perasaan wanita itu, begitulah cinta yang hanya berada di satu sisi, cinta yang tak berujung dan tidak akan pernah bisa kau gapai.

Jenis perasaan yang sering kubaca dikehidupan ku sebelumnya, CINTA SEBELAH TANGAN.

Andai saja aku tereinkarnasi lebih cepat, aku akan memilihmu menjadi permaisuri ku.

Walaupun itu hanya pemikiran ku, aku tidak yakin kalau wanita itu benar-benar mencintaiku. Jadi aku melupakan kenarsisanku untuk sejenak.

"Aku menyukainya, ini membuatku terlihat seperi penyihir"

"Itu bagus"

Wanita itu tersenyum, setelah memutuskan untuk membeli pakaian ini, kami membayar kemudian lekas pergi dari toko tersebut.

"Tidak ada yang lebih melegakan dibandingkan belanja, apakah kamu punya tempat lain yang ingin kamu kunjungi eryk?"

"T-ttt.. "

"Ada apa eryk?"

"TidaaaaakKKKKKKKKK"

Aku berteriak dengan sekuat tenaga.

"A-ada apa dengan mu eryk? "

Olivia yang kebingungan membuat ekspresi kikuk diwajahnya.

Orang ini, apakah dia serius? Pakaian ini menghabiskan seluruh uang yang diberikan oleh armand.

Lalu apalagi yang bisa kita lakukan disini?

"Semua uangnya sudah habis, jadi kurasa tidak ada lagi yang bisa kita lakukan"

Seolah mengerti tentang segala permasalahan yang ada. Olivia membalas.

"Yah kalau begitu mau bagaimana lagi, mari kita pulang Eryk"

Aku mengangguk sebagai jawaban atas saran Olivia.

Namun jalan kami pulang sangat berbeda dari jalan kami datang, tujuannya adalah untuk melihat seisi desa.

Setelah melihat beberapa daerah di desa ini, aku menyadari bahwa ada banyak sekali prajurit yang melintas.

Badan mereka besar dengan armor nya yang mengkilat. Mereka selalu berjalan bersama rekannya, sekitar 4-5 orang. Itu terlihat seperti party di sebuah game.

Ku rasa untuk mempertahankan suatu perbatasan juga memang dibutuhkan kerjasama tim yang kuat.

Disamping itu, para warga yang berada di desa ini terlihat bahagia. Mungkin itu disebabkan karena banyaknya prajurit kerajaan yang ditempatkan disini sehingga angka kejahatan menurun sampai ke tingkat 0. Atau mungkin saja itu karena fakta bahwa kedamaian didesa ini terjadi selama bertahun-tahun, bisa dibilang ini berkat prajurit manusia yang berhasil menjaga wilayah ini tetap utuh dari turun temurun.

Saat kami sampai di dekat perbatasan, kami melihat banyak sekali kuda dan prajurit kerajaan yang ada.

Camp mereka berbaris dengan rapi dengan peralatan yang seolah mengatakan mereka siap bergerak kapan saja.

Atmosfir didaerah ini juga cukup berbeda, warga hampir- tidak, warga desa benar-benar tidak terlihat lagi berada di daerah ini. Sepertinya ini adalah daerah militer.

"Tempat apa ini kak? "

"Ups sepertinya kita bergerak terlalu jauh, kita sampai di camp prajurit yang menjaga perbatasan"

Karena alasan itu, seorang prajurit tiba untuk menghampiri kami dengan sedikit intimidasi.

"Hey kalian, apa yang kalian lakukan disini. Cepatlah pulang, ini bukan tempat untuk main-main"

Mendengar kata-kata prajurit tersebut, olivia meraih tanganku, kemudian menghadapkan punggung nya kearah prajurit tersebut. Kami pun berlari untuk menjauh dari camp prajurit.

Hufft, apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Olivia, dia membawaku ke tempat berbahaya yang membahayakan nyawaku.

"Hei kak, sepertinya kita sudah cukup jauh. "

Mendengar kata-kata tersebut, Olivia menghentikan langkahnya kemudian membenarkan nafasnya.

"Maaf Eryk, sebenarnya aku juga tidak tahu bahwa jalan tersebut akan membawa kita kesana, tapi untung saja kita berhasil lolos hehe"

Hehe ndasmu!!!!

Tapi ya begitulah Olivia. Dia memang kakak yang kikuk.

Namun seolah mengabaikan itu, Tiba-tiba aku memiliki perasaan aneh.

Saat itulah aku menyadari bahwa ada sesuatu yang mendekat di belakangku. ketika aku berbalik, ada seseorang yang berlari dengan cepat dan dalam sekejap sudah berada tetap di depanku.

Tidak lama kemudian, aku tertabrak olehnya dan pandanganku menjadi gelap.

---------------------------------------------------------------------------------