Masa lalu Fahri menyinggung Diana

"Gini bang, dulu kan abang tau kan musuhnya abang dulu? "

"Tau... " ucap Dilan seolah tak peduli dengan musuhnya.

"Nah fahri itu udah bantu Diana, Kayak bantu ngerjakan PR terus Fahri itu pindah ke Australia. Fahri anggep Diana itu adiknya sendiri. Diana itu baik, walaupun keluarganya membencinya. Diana tetap memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berjualan" ucap Andin.

FLASHBACK ON

"Diana, cepet mana uang kamu"

"Buat apa pa? " tanya Diana yang masih berumur 9 tahun.

"Pokoknya Mana! " bentak Papa Diana.

"Ini pa" ucap Diana yang sudah berderai air mata. Setelah itu Papa Diana keluar menuju toko minuman beralkohol.Papa Diana termasuk Orang pemabuk berat.

"Semua ini gara gara Mama, Tapi aku gak mau balas dendam. Papa akan sadar pada waktunya" gumam Diana menatap kepergian Ayahnya. Kemudian Diana siap siap bersekolah.

"Oke, Aku berangkat dulu" ucap Diana meninggal kan rumahnya. Sampai di sekolah Diana sudah terbiasa dengan bisikan buruk padanya. Kemudian Diana Duduk di bangku paling belakang, dia sudah terbiasa di bully.

"Kamu!! tolong kerjakan PR ku" ucap Heni pada Diana. Diana hanya mengangguk lalu menunduk.

"Cepet.. " ucap Heni dengan keras sampai terdengar dari luar kelas. Perlahan air mata Diana berjatuhan.

"Ini... " ucap Diana memberikan buku Heni dengan tangan bergetar. Kebetulan, Fahri dan Andin melewati kelas Diana. Andin dan Fahri kaget mendengar teriakan dari kelas dan langsung memasuki kelas.

"Ada apa ini ribut ribut? " tanya Andin sebagai ketua keamanan. Fahri dan Andin adalah ketua Keamanan Sekolah.

"Tadi Heni teriak ke Diana"ucap Salah satu anak.

"Diana? aku belum pernah denger nama itu" ucap Andin penasaran.

"disana, yang nangis itu" ucap Salah satu anak menunjuk Diana yang masih menangis.

"Halo, Nama aku Andin. Kamu gakpapa kan? " tanya Andin.

"Gakpapa Kak Andin" ucap Diana menghapus air matanya dan menampilkan senyum paksa. Fahri hanya diam melihat Andin dan Diana saling tatap Mata.

"Jangan panggil kakak, Umur kamu sama aku itu sama" ucap Andin memeluk Diana.

"Fahri, Ngapain kamu bengong gak jelas. Cari penjelasan ke Heni sana" tegur Andin ada Fahri yang mematung. Fahri langsung menyusul Heni yang pergi keluar dari kelas.

"Nama kamu Diana ya? " hibur Andin.

"Iya... "

"udah jangan nangis, ayo aku traktir" ucap Andin. Diana tersenyum kecil mengikuti Andin ke kantin. Sesampainya di kantin, Diana makan dengan lahap. Diana tak pernah memakan mi instan karena Diana belum punya uang untuk membelinya.

"Kamu belum pernah makan mi instan? " tanya Andin keheranan melihat Diana yang lahap memakannya sampai habis.

"Karena gak punya uang, aku itu orang Miskin jadi gak bisa beli apapun"

"Bahkan beli nasi atau permen? " tanya Andin. Diana menggeleng.

"Ibuku selingkuh mangkanya ayahku menyuruhku berjualan untuk menghasilkan uang. uang itu hanya untuk mabuk ayahku.Aku ingin melarang tapi.... aku selalu di bentak." cerita Diana. Andin hanya diam mendengar cerita Diana.

"Andin...! "

"MasyaAllah, Jangan ngagetin mulu lah kodok" ejek Andin. Fahri menggeleng tak jelas pada Andin.

"Ini siapa? " tanya Fahri.

"Diana, Yang di bully Heni tadi"

"Oh"

Diana sudah biasa jika teman temannya selalu bersikap dingin padanya.

"Anak Miskin apa Kaya? " tanya Fahri secara tiba tiba. Diana merasa tersinggung dengan ucapan Fahri.

"Permisi dulu" ucap Diana melangkah pergi dari Kantin. Andin langsung melotot pada Fahri.

"Kodok lo gimana sih, nyinggung orang tuh gak baik tau" tegur Andin.

"Kalo di lihat sih dia kayak orang kaya" ucap Fahri karena melihat kecantikan Diana, yang Fahri pikir itu adalah hasil salon.

"Dia itu miskin Fahri, Cantiknya itu alami. kamu sih laki laki gak tau bedanya cantik alami dan cantik dari bedak ternama" ucap Andin lalu menyusul Diana. Seketika Fahri merasa bersalah karena menyinggung Diana.

**********

BERSAMBUNG...