Bertemu Sepupu Andin

beberapa hari kemudian Diana dan Andin terkejut dengan banyaknya pelanggan yang datang berbondong-bondong membeli kue kue mereka, sampai ada yang order 100 kotak. Andin dan Diana mulai kuwalahan untuk membuat kue.

"Na... "

"Iya? " tanya Diana yang tampaknya senang.

"Gimana kalo kita buka lowongan kerja? jadi kita ad yang bantu. Tangan gw pegel" ucap Andin. Sebetulnya Diana agak ragu untuk membuka lowongan, tetapi ucapan Andin ada benarnya.

"Boleh Ndin"

"Yess... Gw akan cari lewat online" ucap Andin mengotak atik Handphone nya. Sementara Diana membersihkan alat kuenya karena ini sudah malam.

"Oke, sudah selesai. InsyaAllah besok pasti ada yang kesini lamar kerja" ucap Andin. Sementara Diana hanya tersenyum pada Andin.

"Berapa penghasilan hari ini na? "

"Kayaknya sih 450.000"

"Nah dengan ini kamu bisa membagi uangnya, 225.000 untuk uang saku dan sisanya untuk kebutuhan keluarga menyebalkanmu itu" gerutu Andin. Diana hanya tersenyum tipis dengan perkataan Andin. Setelah toko tutup, Andin ada urusan mendadak dengan keluarga nya.

"na.. "

"Iya? "

"Aku ada urusan mendadak"

"Yaudah cepet sana.. "

"Tapi ini udah larut malem Na, Bahaya"

"Gak kok, Gak masalah" ucap Diana. Lalu Andin pergi dengan berlari. sementara Diana berjalan ke arah rumahnya.

BRUK..!

tiba tiba Diana menabrak seseorang.

"Aaauuww Sakit....! " ucap Diana berusaha berdiri.

"Kamu gakpapa?"

"Gakpapa hanya terluka sedikit" ucap Diana mengambil Daun.

"Apa yang kamu lakukan? " ucap Lelaki itu.

"Menyembuhkan luka ku" ucap Diana

"Memang bisa pakai Daun? "

"Tentu, Jenis daun ini dapat digunakan untuk mengobati luka gores" ucap Diana.

"Oh, Nama kamu siapa? "

"Diana" ucap Diana menjabat tangan lelaki itu.

"Saya Dilan, Kenapa kamu malem malem gini keluar? bukannya bahaya ya? " tanya Dilan.

"Maaf, ini urusan aku. kamu gak perlu ikut campur" ucap Diana melanjutkan perjalanannya meninggalkan Dilan.

"Tunggu..! "

"Ya? "

"Aku akan mengantarmu, Gak baik jalan malem gini apa lagi sendirian"Diana hanya mengangguk mengikuti Dilan. Diana merasa dia pernah bertemu Dilan.

"Sekolah Mana?" tanya Dilan dengan tiba tiba.

"SMA tunggal 1" ucap Diana.

"Sama dong"Akhirnya Diana tau siapa Dilan sebenarnya.

" Tunggu, Bukankah kamu yang terkenal di kelas A3? Dilan Erlangga? "tanya Diana. Dilan kembali menunduk bingung harus menjawab apa.

" Iya, Aku Dilan Erlangga "ucap Dilan.

"Sebenernya aku gak suka menjadi terkenal di kelas, Aku ingin seperti anak normal yang tidak di kagumi orang orang." ucap Dilan.

"Tapi Jadi Terkenal itu seru kak"

"Kok tiba tiba panggil kakak? "

"Lha? Kan kakak lebih tua dari aku..." ucap Diana.

"Kamu kelas berapa sih? "

"B2"

"Ooo, temen kamu yang namanya Andin itu? "

"Iya... Dari mana kakak tau? "

"Mudah saja, Andin itu saudara sepupuku" ucap Dilan.

"Aaaa, Kenapa si Andin gak bilang ke aku ya? " ucap Diana. Dilan hanya diam menatap jalanan yang sepi.

"Kamu habis ngapain malem malem gini? "

"Habis jualan kak"

"Sendirian? "

"Sama Andin Kak"

"Oh"

Selama perjalanan Diana dan Dilan sibuk dengan pikiran masing-masing. Diana sedang menikmati udara segar saat malam hari sementara Dilan memikirkan tentang Diana.

"Diana...! "

"Hm? Panggil Ana atau Na aja Kak" ucap Diana.

"Um, Apa boleh kita berteman gitu? " tanya Dilan.

"Boleh aja Kak" ucap Diana tanpa menatap Dilan. Sesampainya di rumah Diana yang kelihatan tidak terawat.

"Kamu tinggal disini? " tanya Dilan.

"Iya kak, Aku jualan sendiri untuk mencukupi kebutuhanku dan juga keluargaku" ucap Diana. Dilan prihatin pada keadaan Diana, Sebenarnya Diana itu baik dan cantik tetapi dengan keadaannya yang miskin ini lah yang membuatnya susah untuk berteman.

"Na... "

"Iya kak? "

"Apa boleh kamu cerita ke kakak masa lalu kamu? " tanya Dilan yang kelihatannya penasaran.

"Tapi in--"

"Ini udah malem, besok saja gakpapa" ucap Dilan. Diana hanya tersenyum lalu masuk ke dalam rumah.

*********

Keesokan paginya...

"Ma... aku ke rumah Andin"

"Loh, Ngapain"

"Gakpapa sekalian mampir ke tante Fara" ucap Dilan pada Mama Amy.

"Yaudah hati hati"

"Yok" balas Dilan menuju rumah Andin karena ini adalah hari libur.

TOK TOK TOK

"Assalamu'alaikum.. " teriak Dilan.

"Waalaikumsalam... Ngapain kesini" ucap Andin tanpa menatap Dilan.

"Sini... " Ucap Dilan menarik tangan Andin keluar.

"Apaan sih bang"

"Bentar aja.. "

Kemudian sampainya mereka berdua di taman bermain tempat dulu dimana mereka bermain.

"Kenapa kesini sih bang"

"Kamu tau Diana?"

"Yah bang kok tau duluan sih, mau aja aku perkenalan biar pacaran gitu" goda Andin.

TAK!!

"Aduhhh.... sakit bang" ucap Andin setelah di jitak Dilan.

"Jangan ngomong macem macem"

"Ya ampun bang, Di kelas tuh banyak wanita genit yang goda abang terus, lebih baik sama Diana aja. Dia baik, Cantik, Penolong walaupun miskin." protes Andin mengingat Dilan yang selalu di sambut wanita seksi saat masuk kelas. Dilan hanya diam dengan perkataan Andin.

"Kenapa sih Bang? tadi mau ngapain kesini? kali tanya buruan dong, aku mau bantu Diana jualan" Protes Andin.

"Apa kamu bisa ceritakan Masa Lalu Diana? "

*********

BERSAMBUNG.....