zea sekarang sedang menunggu supir nya yang akan menjemputnya. saat ini ia duduk di gazebo sekolah sambil melihat siswa siswi yang berlalu lalang meninggalkan sekolah.
beberapa saat kemudian , pak mamang datang dan memanggil zea. "non ayuk" kata pak mamang.
"iya pak" jawab zea dan segera beranjak menuju mobil. kemudian ia masuk dan duduk di belakang pak mamang.
"gimana non sekolah nya ?" tanya pak mamang basa basi. pak mamang memang perhatian terhadap zea , bahkan orang tua zea tidak pernah mengucapkan kalimat itu. mereka hanya peduli nilai , nilai , dan nilai. bagi mereka zea haruslah sempurna. mereka seolah menutup mata bahwa zea adalah manusia biasa yang banyak memiliki kekurangan.
"lancar pak" jawab zea seadanya.
"baguslah neng" ucap pak mamang mengakhiri pembicaraan.
tiba tiba rintik rintik hujan mulai berjatuhan dari awan yang hitam pekat di atas. semakin lama rintik rintik tersebut berubah menjadi hujan yang deras.
"wah hujan neng" kata pak mamang.
"deres ya pak" zea menimpali perkataan pak mamang.
"Iya neng , semoga gak mancet" kata pak mamang .
zea hanya mengangguk kan kepala nya. ia memilih untuk melihat rintikan hujan melalui kaca mobil. ia suka suara hujan yang menenangkan.
tidak menutup kemungkinan zea sedang memikirkan nasib nya nanti. ia menduga orangtua nya akan marah besar. ia makan makanan di kantin dan lebih parah nya ia membolos pelajaran. sungguh menyebalkan.
mobil yang di kendarai pak mamang sudah masuk ke pelataran rumah zea. setelah mobil terparkir , zea keluar dari mobil dan tidak lupa pamit kepada pak mamang.
zea melangkah kan kaki nya menuju pintu utama rumah nya. menghembuskan nafas pelan , zea memegang pegangan pintu dan mendorongnya.
hal yang pertama ia lihat saat memasuki rumah adalah mama nya yang duduk di sofa sambil menatap zea tanpa ekspresi.
"Kenapa tadi bolos ?" tanya mama zea dingin.
sebenarnya ia belum memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan mama nya. zea juga tidak ingin bila alden terkena imbas mama nya.
zea menggigit bibirnya cemas memikirkan alasan yang tepat.
"t--tadi perut zea sakit ma"
"alasan" mama zea tidak percaya akan alasannya. kemudian mama zea berdiri hendak mendekati zea yang sedang menunduk ketakutan.
setelah mama nya dihadapan zea , tiba tiba tangan mama zea menjambak rambut zea kuat. hingga beberapa helai rambut zea rontok.
"akhh ma sakit" ringis zea merasakan perih yang menjalar di sekitar kepala nya dan rasa pusing akibat tarikan mama nya yang semakin kuat. rasanya rambut zea ingin lepas dari kepala nya.
mama nya menjambak rambut zea hingga kepala yang tertunduk menghadap ke arahnya.
"LIHAT MAMA!" perintah mama zea sambil memelototkan mama nya.
zea hanya meringis dan terpaksa melihat mamanya. bisa ia lihat wajah mama nya yang memerah dan urat urat nya yang keluar menandakan mama nya sedang marah besar.
"DASAR ANAK GAK BERGUNA" teriak mama zea tepat di depan wajah zea.
sedangkan zea menutup matanya ketakutan , ia memang pernah mengalami ini sebelum nya tapi ia tidak cukup terbiasa dengan ini.
"PAPA KAMU CAPEK CAPEK KERJA BUAT NYEKOLAHIN KAMU!" lanjut mama zea dengan mengeluarkan segala emosinya.
"KAMU MALAH DI SEKOLAH ENAK ENAK AN"
"MAU JADI APA KAMU?!"
zea gemetar ketakutan tetapi ia tidak menangis , sebab rasa sakit yang besar membuatnya tidak bisa menangis saat itu.
"m--maaf"
"MAAF?! KAMU BISA BISA NYA CUMAN BILANG MAAF?!" mama zea semakin emosi ketika melihat anak nya menjawab dengan kata yang sia sia.
mama zea melayangkan satu tangan nya ke pipi zea dengan kencang. tidak ragu mama zea menggunakan kekuatan penuh.
PLAKK!
kepala zea sampai menoleh karena tamparan keras yang di berikan mama nya bahkan tamparan itu membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.
rasa panas dan nyeri menjalar di pipi zea. zea hanya bisa memegangi pipinya yang terkena tamparan mama nya sambil meringis kecil. zea akui itu sangat sakit. ingin rasanya zea pingsan disini.
"DASAR ANAK GAK TAU DIRI" teriak mama zea lagi.
tidak sampai situ mama zea mendorong anak nya hingga tersungkur di lantai.
"untung papa kamu belum pulang , kalau papamu tau kamu pasti di hukum habis habisan" mama zea melirik tajam ke arah zea yang sedang menunduk memegangi pipinya.
"hukuman kamu gak makan sampai besok" final mama zea , kemudian pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
sedangkan zea menatap kepergian mama nya dengan pandangan nanar. sakit di hatinya lebih besar daripada fisiknya. ia hanya ingin kasih sayang orang tua nya yang tulus. bukan hanya ketika ia mendapatkan penghargaan kemudian ia akan di sayang dan di puji-puji.
menghembuskan nafas kasar , zea bangkit dengan tertatih. ia tidak boleh lemah sebab ini bukan pertama kalinya.
zea tidak tau perasaan nya saat ini kepada orangtua nya. kecewa ? sangat.
sedih ? anak mana yang tidak sedih bila di perlakukan seperti zea.
benci ? zea benci orangtua nya.
tetapi terkadang rasa sayang itu selalu ada dan rasa ingin disayang i selalu menghantui nya.
zea sudah berada di depan kamar nya setelah berjuang berjalan menggunakan sisa sisa tenaga yang di miliki nya.
kemudian ia masuk ke kamar dan menutup pintu. zea langsung terduduk dengan bersandar di pintu nya yang tertutup.
jiwa dan hati nya sangat lelah. zea menekuk kaki nya dan menenggelamkan kepalanya disana dengan bertumpu pada tangan nya.
ia menangis , sakit itulah yang di rasakan nya.
semakin lama tangis an nya semakin pecah.
dadanya terasa sangat sesak.
jika kalian bertanya apakah zea ada pemikiran untuk bunuh diri ? tentu , bahkan sangat sering. tetapi ketika pemikiran tersebut muncul , zea selalu teringat akan kakak nya.
ia ingat betul apa yang di katakan almarhum kakak nya -kania- yang pergi meninggalkan nya seorang diri disini.
katanya kakak nya , zea adalah anak yang kuat , lebih kuat dari kania. itu sebabnya zea tidak boleh menyerah.
sebenarnya zea sangat kecewa ketika kakak nya meninggalkan zea melewati masa masa ini seorang diri. tapi kemudian zea sadar , itu bukan kehendak kakak nya. kakak nya sudah bahagia disana dan tidak merasakan sakit lagi.
ia harus terima , disini tugas nya adalah menjadi zea yang kuat seperti kata kakak nya.
zea melihat foto dirinya kecil yang di gandeng kakak nya waktu di taman. dengan mata yang bengkak dan mulut yang masih mengeluarkan suara isakan , zea tersenyum tulus. ia bahagia bila kakak nya bahagia. kemudian zea menangis lagi tetapi ia menangis tegar. zea berjanji ini adalah tangis terakhirnya.
zea yang kuat tidak boleh menangis hanya karena hal kecil seperti ini. ia harus menjalani hidup nya. entah apa yang akan terjadi nanti zra harus menjalani nya sebab ia diciptakan untuk hidup bukan mengakhiri hidup. kematian hanya ada di tangan tuhan.