WebNovelAlZEA75.00%

3

saat ini zea seperti biasanya sedang belajar di kelas. saat semua orang sedang asik asiknya menikmati waktu istirahat nya , berbeda dengan zea. ia lebih memilih belajar dan belajar.

tetapi tiba tiba saja perutnya sakit. zea memegangi perut nya yang melilit sambil sesekali meringis. sepertinya mag nya kambuh. ia membuka buka tas nya mencari kotak bekal yang selalu disiapkan entah oleh mama nya atau pembantu nya. setelah mengobrak abrik tas nya beberapa kali ia tidak menemukan kotak makan nya. Mungkin mereka lupa membawakan kotak bekal nya.

zea pun mencoba berfikir jernih. ada dua pilihan , yang pertama ia harus menahan rasa sakit di perutnya yang dapat membuat nya tidak fokus pada pembelajaran atau membeli makanan di kantin. kedua pilihan tersebut mempunyai resiko yang besar.

setelah beberapa saat berfikir , zea lebih memilih membeli makanan di kantin. ia cukup tau akan resiko nya. pasalnya ia sudah tidak kuat menahan rasa sakit di perut nya.

zea beranjak sambil berpegangan pada ujung meja nya dengan membawa buku yang selalu di bawa nya kemana mana. zea menghela nafas pelan mencoba menetralkan rasa sakit di perutnya. ia tidak boleh terlihat sakit di depan hadapan teman teman nya.

zea yang mereka tau adalah anak pintar yang hidup nya sempurna. mereka beranggapan zea tidak pernah merasakan sakit ataupun semacam nya. sehingga banyak dari mereka yang ingin menciptakan rasa sakit tersendiri pada zea.

mereka tidak tau saja , apa yang telah dijalani oleh gadis kuat itu.

zea berjalan santai menuju kantin. banyak anak yang kebingungan melihat zea keluar kelas. pasalnya zea tidak akan keluar kelas jika tidak penting.

hingga sampai kantin pun ia menjadi sorotan semua penghuni kantin. zea berusaha berjalan santai padahal ia sedang menahan mati mati an sakit di perutnya.

akhirnya ia sampai di warung tempat menjual nasi goreng. ia segera memesan 1 bungkus nasi goreng. rencana nya ia akan memakan nasi nya di kelas. setelah selesai zea membayar dengan uang pas dan segera beranjak dari kantin. seperti biasa nya ia tidak akan memperdulikan berbagai tatapan yang di berikan padanya.

mungkin rencan makannya dengan tenang sedikit terganggu karena ada geng giselle dan teman teman nya. mereka selalu saja mengganggu zea tapi tidak dengan fisik. mereka tidak mau berurusan dengan orang tua zea.

zea memutar bola mata nya malas. "apa ?" Tanya zea ingin cepat cepat memakan nasi goreng nya.

"wah lo ke kantin ? kalo mama lo tau pasti seru" ucap giselle sambil memain main kan rambut nya.

"terserah" zea hendak melangkah kan kaki nya meninggalkan giselle tetapi tiba tiba tangan zea dicekal oleh teman giselle.

"kerja bagus jen" puji giselle ke teman nya yang mencekal tangan zea. kemudian giselle merebut nasi goreng dari tangan zea.

"aduh makanan banyak kuman kok di beli" ujar giselle memegang nasi goreng nya jijik dan mengamati nya.

"mending di buang" tambah teman giselle yang berambut pendek .

zea menghentakan tangan nya dari jenny dengan satu hentakan. "balik in" ujar zea dengan tatapan menuntun.

"wow wow santai" kekeh giselle melihat raut kesal zea. itu seperti hiburan tersendiri bagi dirinya.

giselle mendekatkan tubuh nya ke hadapan zea. ia pun mengulurkan nasi goreng itu ke zea.

zea akan menerima nya tetapi saat tangan zea sudah dekat dengan nasi itu , giselle mejatuhkan nya sehingga isinya berceceran kemana mana.

"upss gak sengaja" ujar giselle dengan raut menyesal yang ketara di buat buat.

zea melototkan mata nya ke giselle. demi apapun jika bisa ia akan mencakar cakar wajah menyebalkan giselle saat ini. tetapi jika ia membuat keributan bisa bisa orang tua nya akan menghukum zea seberat beratnya.

"LO TUH--" jari telunjuk zea menunjuk tepat di depan wajah giselle.

"APA" potong giselle menepis jari telunjuk zea yang berada di depan wajah nya.

zea tidak meneruskan kata kata nya , ia harus mengendalikan emosi nya. zea menghela nafas pelan. sebelum beranjak zea mengucapkan sepatah kata yang membuat giselle kesal.

"ngapain caper ke gue , lo lesbi ?"

zea berjalan santai menuju kelas nya , ia tidak memperdulikan giselle yang menggerutu kesal di belakangnya.

• • •

kring

kring

kring

bel masuk sudah berbunyi menandakan waktu pembelajaran di mulai. zea sudah duduk di bangkunya sambil sesekali membalik halaman buku yang ia baca. ia terus mengalihkan rasa sakit di perut nya dengan belajar.

satu persatu siswa siswi mulai memasuki kelas. tak terkecuali alden dan teman teman nya. ketika alden akan duduk di bangku nya ia tidak sengaja melihat zea yang sedang fokus dengan bukunya. ia jadi teringat penghapus yang belum ia kembalikan tadi.

alden pun segera mengambil penghapus tersebut di bangku nya dan menyodorkan nya pada zea. "nih penghapus lo" ujar alden

zea pun menerimanya dan memasukan kembali ke dalam kotak pensil.

"eh katanya lo ga pernah ke kantin , tadi ngapain ?" tanya alden basa basi

"emang gue gak boleh ke kantin ?" jawab zea

"boleh sih tapi kan kesan nya aneh kayak imposible gitu" jelas alden masih penasaran.

"gue laper , ya makan" zea masih meladeni alden tetapi fokus nya bukan pada alden. ia menjawab tetapi sambil membolak balik buku nya.

kriuukkk

tiba tiba terdengar bunyi aneh dari perut zea. zea pun reflek memegangi perutnya dan meringis kecil. astaga , ia sangat malu.

"suara perut lo tuh ?" tanya alden yang sudah tau tetapi sengaja bertanya hanya untuk mengusili zea agar tambah malu.

"gatau" jawab zea gengsi.

alden terkekeh geli melihat sikap zea yang malu malu anjing. sudah tertangkap basah tapi masih mengelak.

"apaan udah makan tapi perut lo masih bunyi"

ujar alden.

"kenceng lagi" imbuh nya yang membuat zea tambah malu.

zea pun pura pura tidak mendengarkan perkataan alden dan memilih fokus ke buku nya untuk menyembunyikan wajah nya yang sudah semerah tomat. menyebalkan.

"mau makan gak ?" tawar alden kepada zea.

"gue traktir deh sebagai tanda terimakasih pinjemin penghapus" tambah nya.

"ga usah" jawab zea acuh tak acuh.

"udah lah jangan sok gengsi lo" kata alden mengejek.

karena tidak mendapatkan respon , alden pun menarik tangan zea keluar kelas.

"apa apaan sih lo!" teriak zea meronta ronta karena di tarik paksa.

"diem dulu deh" jawab alden santai.

semua penghuni kelas pun tertegun melihat interaksi kedua nya. menurut mereka ini adalah momen yang langka.

sedangkan di perjalanan zea terus meronta ronta minta di lepaskan.

alden yang kewalahan pun melepaskan cekalannya. "bentar aja , lo ikut gue"

zea menarik nafas dan membuang nya mencoba menetralkan nafas nya yang ngos ngosan. "mau kemana ?"

"lo ngajak gue bolos ?" tanya zea beruntun.

"please ikut gue , lo pasti suka" mohon alden.

"apa keuntungan gue ?" tawar zea.

"astaga , ini bukan pasar ya ze. mana ada tawar menawar" frustasi alden. padahal ia hanya berniat baik .

"yaudah" zea akan beranjak meninggalkan alden , sebelum tiba tiba kaki nya tidak berpijak pada lantai dan seketika badan nya melayang.

"woi lepasin njr" zea mengumpati alden dan memukul punggung alden beberapa kali. alden menggendong nya seperti menggendong karung beras. oh tidak , kepala zea pusing.

"gue maksa" ujar alden sebelum melanjutkan perjalanan nya. sesekali meringis karena untuk seorang perempuan , zea memiliki tenaga yang besar. punggung nya terasa panas sekali.

disepanjang perjalanan zea meronta ronta ingin di lepaskan. sehingga pada akhirnya tenaga nya pun habis. zea sangat kelelahan ditambah rasa sakit diperutnya yang tiba tiba muncul , sehingga ia hanya pasrah dibawa alden entah kemana.

alden pun menghentikan langkahnya dan menurunkan zea dari gendongan nya. alden melakukan peregangan kecil. pundak nya pegal sekali.

sedangkan zea sedang mematung di tempat nya. sungguh pemandangan luar biasa indah. di depan nya ia melihat langit biru dengan awan putih nya dan ia melihat perkotaan yang terlihat kecil bila dilihat dari tempat mereka berada.

zea berdecak kagum , sungguh selama setahun ia bersekolah disini tidak pernah tau jika ada tempat seperti ini. pemandangan yang indah dan angin sepoi" membuatnya betah berlama lama disini.

"gimana bagus kan ?" tanya alden yang berjalan menuju pinggiran rooftop dan duduk dengan kedua kaki bergelantungan bebas.

"gila , bagus banget" puji zea. kemudian zea mengikuti alden duduk di pinggiran rooftop.

zea merasakan angin semilir yang menerbangkan beberapa helai rambut nya yang indah menyebabkan suasana tenang.

alden pun memperhatikan zea yang tersenyum senang dari samping. alden mengakui memang zea adalah anak yang sangat cantik. apalagi kalau tersenyum. ah berarti ia berhasil membuat si kutu buku ini santai sejenak menikmati sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelum nya.

"sesekali lo juga harus nyenengin diri sendiri" pesan alden , ia selalu melihat ara belajar dan belajar. alden selalu bertanya dalam hati nya. 'itu robot apa manusia ?'

"kalo bisa ya gue lakuin" jawab zea tetap memandang karya tuhan yang berada di depan nya.

alden menghembuskan nafas pelan dan meluruskan pandangan nya kedepan.

"gue gak tau masalah lo apa tapi disini gue bersedia dengerin lo kapan pun lo mau" kata alden tulus.

"gue mau jadi temen lo kok , jangan sungkan kalo lagi butuh" imbuh alden

zea hanya terkekeh mendengar penuturan alden. "semoga betah jadi temen gue ya" ujar zea.

"eh btw ini bekal gue gak kemakan soal nya tadi makan di kantin" ujar alden menyerahkan kota bekal nya.

"lo bawa bekal ngapain ke kantin ?" tanya zea heran

"gue udah pesen ke ibu jangan bikinin bekal lagi soal nya gue udah gede , tapi ibu gue keras kepala orangnya" jelas alden.

zea hanya mengangguk anggukan kepala. kemudian ia membuka bekal alden. ia melihat nasi , telur mata sapi , dan capcai di sana. setelah itu ia menyuapkan makanan nya kemulutnya.

indra perasa zea seketika terpenuhi oleh rasa yang sangat enak. ia memelotokan mata nya. sungguh , ini adalah masakan terenak yang pernah zea rasakan. memang sederhana tapi bagi zea itu luar biasa. "enwak bangwet"

ujar zea dengan mulut yang masih dipenuhi makanan.

"habisin dulu elah" kekeh alden melihat tingkah laku ajaib zea.

zea pun menelan makanan nya. "gila , siapa yang masak ?" tanya zea

"ibu gue , enak kan" jawab alden

"enak banget woi" puji zea dan memakan makanan nya dengan lahap.

alden hanya memperhatikan zea yang makan dengan lahap sesekali terkekeh akan tingkah zea yang ia anggap lucu. menurut alden sikap zea tidak bisa di tebak.