chapter I

     Suasana rumah yang sepi dan berhawa dingin, aku duduk di ruang tamu dekat jendela, jendela tersebut mengarah ke depan, sendirian.hal-hal aneh yang aku pikirkan dalan benakku. Sembari aku memikirkan hal aneh,aku mendengar suara langkah dari dapur aku tidak berani menoleh kebelakang karena aku yakin tidak ada siapapun disini selain diriku seorang. langkah seseorang yang semakin dekat dan tiba-tiba menghilang.  

     Terpaksa aku menoleh untuk memastikan suara langkah tersebut. Aku benar! tidak ada siapapun disini selain aku. Bodohnya diriku mungkin karena aku sedang takut dan memikirkan hal yang menyeramkan. Aku mengambil handphoneku yang tak jauh dari jangkauanku. Membuka pesan-pesan yang masuk menyerbu diriku kubalas satu persatu pesan dari teman-temanku. Aku tersentak melihat salah satu pesan yang berisi "aku akan selalu melihatmu".aku tidak tahu siapa yang mengirim pesan ini,aku terus mensecrol kebawah,sulit dipercaya sipengirim juga mengirim gambar seorang wanita dengan pisau yang tertancap di perutnya.

     Tiba-tiba aku terkejut mendengar suara itu lagi, terdiam sejenak sambil berdoa supaya tidak terjadi apapun pada diriku."teeett….." Aku tersentak mendengar suara klakson mobil dari luar.

"ahh..pasti mereka"ucapku.

  Aku berlari menghampiri mereka dan membuka gerbang dan keluar seorang  wanita dengan senyum tipis kearahku dia adalah sahabatku yang bernama lisa dengan suaminya brahma dan disusul dengan dua bocah imut, anak dari pasangan lisa dan brahma nama anak mereka adalah diki dan mona. Mereka berdua menghampiriku dan memelukku seperti teman yang sudah lama tidak bertemu.

"kamu kenapa tadi aku lihat dari dalam mobil mukamu pucat".tanya lisa. Bagaimana ini lisa bertanya, terpaksa aku berbohong.

"capek, abis selesain tugas ekonomi banyak banget" keluhku dengan manja.

Lisa mengelus kepalaku, aku dan dia memang sahabat dari kecil malahan kami dikira adik kakak saking dekatnya kami. Aku memang menganggap lisa sebagai kakakku, walaupun kami beda ayah dan ibu tetapi kami seperti saudara kandung. Kami semua masuk,aku menggandeng dua bocah imut itu.diki anak pertama lisa dia memang suka sekali mengganggu adiknya mona anak kedua lisa,tapi itu membuat ku menjadi lega karena mereka sudah pulang.

     Selesai makan malam kami berpisah,kamarku dengan kamarnya terlalu jauh bagiku. Kamarku terletak di samping gundang itu "menyeramkan",kadang-ladang aku mendengar suara tangisan dari dalam gudang itu. Pikiranku buyar ketika lisa mengetuk pintu kamarku,aku menghampiri dan membuka pintu kamar.

"kamu kenapa,sakit?".tanya lisa, tanda khawatir yang muncul di wajahnya.

Arrgh...apa yang harus aku katakan, apa aku beritahu dia semua yang aku alami selama dia tidak ada di rumah atau aku beritahu tentang pesan tadi,tidak mungkin pasti dia akan mengira kalau pesan itu hanya pesan lewat atau pesan jail dari teman kampusku. Lain kali saja aku akan beritahu dia.

"lis...besok kamu pergi lagi?"tanyaku.

"ett…kamu belum menjawab pertanyaanku tadi"kata lisa dengan menyelipkan tangan di kantong celananya.

"gak kenapa-napa kok, don't worry about me lis" balasku dengan logat sok keinggrisan.

"sekarang jawab pertanyaanku juga,kamu besok pergi lagi?" selanjutnya aku yang bertanya.

"iya, aku harus pergi tapi malamnya pulang kok, seperti biasa.emang kenapa?"

"aku ingin jalan-jalan ke mall, udah lama gak jalan-jalan."

emang sih,aku udah lama gak keluar rumah kecuali kuliah, apalagi  tugas-tugas yang menumpuk dari 'sang' dosen mungkin aku akan tetap dikamar .

"yasudah,mumpung sekalian nyari bahan referensi di toko buku" Lisa menyetujuinnya,sebenarnya lisa itu seorang penulis terkenal dan salah satu fansku juga loh.aku senang mendengar persetujuannya.

Esok harinya aku pergi berdua dengannya. Kita belanja sepuasnya, tertawa dan disaat itu aku tidak memikirkan kejadian di rumah. Suara tangisan, suara langkah didalam gudang yang membuat bulu kudukku berdiri. Tak terasa hari sudah malam kulihat jam tangan ku sudah jam sepuluh malam. Aku dan lisa pergi ke tempat parkir,kami masuk kedalam mobil dan menuju pulang,dan akhirnya sampai.

     Pak satpam membuka pintu gerbang. Kita masuk kedalam,gelap,semuanya sudah tidur ternyata. Lisa mengantarku kedalam kamar dan beranjak pergi setelah mengobrol sedikit denganku,dan dia meninggalkanku dengan suasana kamar yang amat seram bagiku.Aku langsung beranjak kekamar mandi karena badanku lengket dan bau,selesai mandi kurebahkan badanku diatas kasur dan tertidur.

"huhuhuhu"(suara tangisan).

Aku terbangun, mendengar suara tangisan itu lagi. Kulihat jam dinding menandakan jam 12 malam. Aku langsung keluar kamar dan menghampiri kamar lisa. Aku menggedor pintunya. Lisa keluar sambil mengucek matanya.

"ada apa rima?" tanyanya sambil menguap.

"tadi ada suara tangisan di dalam gudang!!" jawabku menunjuk kearah gudang.

"tidak ada apa-apa kok rim" jawabnya sambil mengucek mata.

"aku ngantuk"katanya.

Aku mengikutinya dari belakang.

"tuh kan gak ada apa-apa, kamu cuma mimpi kali!"

'mimpi',mana mungkin aku mimpi, sudah jelas aku mendengar suara itu dari kemarin, iya masa aku cuma mimpi?tidak mungkin!.

"rim...rima" lisa mengagetkanku yang sedang memastikan aku tidak mimpi tapi nyata.

"iya?" jawabku.

"ada apa,kenapa melamun?" katanya sambil memegang tanganku,tangan lisa hangat memegangnya serasa damai.

"lisa,apa aku aneh?" aku mengeluarkan kata-kata yang tak ingin aku dengar jawabannya. "pertanyaan macam apa itu,kenapa aku bertanya seperti itu padanya sudah pasti rima tidak akan bilang aku ini aneh,dia tidak mungkin memberi jawaban yang bisa membuat aku sedih" itu adalah pikiranku setelah bertanya kepadanya.

"iya" jawabnya singkat.sepertinya aku baru saja seperti orang bodoh yang bertanya seperti itu.

"dah ya aku tinggal baca doa dulu sebelum tidur" kata lisa sambil melepaskan genggamanku.

"iya...makasih ya" jawabku sambil melambai tangan dia membalas lambaianku diikuti senyum tipisnya.

Aku menutup pintu kamarku, kurebahkan badanku ke kasur. Nyaman tapi seram,aku kembali memikirkan pertanyaanku tadi.

"aku kenapa?kenapa aku bertanya hal aneh padanya?" aku hanya senyum-senyum tidak jelas seperti orang gila.kupejamkan mataku dan kembali terletap aku terhanyut dalam mimpi yang indah. Banyak bunga bermekaran,suara anak kecil yang sedang bermain, cekikikan anak perempuan yang bikin telingaku sakit dibuatnya seperti granat yang meledak dihadapanku,tiba-tiba muncul lah makhluk besar bertubuh ular,rambutnya panjang dan mengeluarkan bisa.

     Makhluk ular itu mengejarku sangat cepat. Aku tersandung batu yang sangat besar. Aku terjebak 'sialan',makhluk  itu menelan ku hidup-hidup. Aku terperanjat bangun.

"sialan...mimpi apaan tuh, aneh banget!"

Aku atur napasku yang berantakan, keringat yang membuat bajuku basah. Kulihat jam dinding pukul delapan pagi.

"astaga... Aku terlambat pergi kekampus!" jeritku.

"aduh padahal hari ini,harinya dosen killer!"

Aku buru-buru mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi. Pada saat aku keramas tiba-tiba, "kenapa banyak rambut disini?." Aku terkejut melihat dibalik pintu kamar mandi ada seorang perempuan berambut panjang yang sedang mengintip. Aku berteriak sampai terjatuh ketika aku melihat lagi perempuan itu sudah hilang.Ketika aku keluar kamar mandi ,aku mendengar suara langkah itu lagi, suaranya berasal dari dalam gudang . Aku penasaran isi gudang itu.setelah bersiap-siap aku berusaha meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan lisa,tapi aku salah ternyata lisa lebih gesit dibandingkan aku,dia sudah ada di depan gerbang sepertinya dia sedang menyapu halaman.aku keluar rumah sambil mengendap-endap supaya tidak ketahuan olehnya,selangkah demi selangkah tanpa suara "rima" dia memanggilku.gawat aku ketahuan.

"iya ada apa?"tanyaku dengan ketus.

"kamu mau berangkat?"

"hmmmm"

"hati-hati" kata lisa.aku tidak menjawabnya dan pergi begitu saja.

Aku termasuk siswa dengan kemampuan standar dan tidak memiliki banyak teman,lebih tepatnya sama sekali tidak ada. Setiap aku mengajak bicara dengan mereka entah kenapa terasa seperti diasingkan,aku memang bukan tipe orang yang banyak bicara pada orang lain kecuali aku menganggap  mereka seperti keluargaku sendiri.

"sepertinya orang itu memperhatikanku dari tadi,siapa sih?! bikin jengkel aja!" kataku dalam hati.

Aku tidak sengaja melihat kedua matanya dan langsung beranjak keluar kelas. Aku pergi menuju taman karena taman tempat yang sangat aman untuk dibuat peristirahatan sejenak,melihat burung berkicauan hembusan angin yang menusuk pori-pori tubuh tanpa kusadari ternyata orang tadi mengikutiku.

"h-halo" sapaku.

Dia tidak membalasku, dia hanya membuka seperti patung sambil menatap tajam kearahku.

"ada apa?" tanyaku penuh heran.

Tetap diam,sambil menatap.

Memancarkan senyuman untuknya,tetap tidak dibalas dengan senyuman.

Senyumanku memudar.

Aku merasa konyol. Tetap menatap.

Oke,cukup!.

Aku menarik nafas. "ada apa? Apa kamu punya urusan dengan aku? Kayanya kamu tidak ada urusan dengan aku,permisi!"

Aku beranjak meninggalkan orang aneh itu,aku menoleh kebelakang dia mengikutiku. Aku berhenti.

"ada apa?"

"apa dia sedang kebingungan untuk berbicara denganku,kalau mau bicara bicaralah! Aku muak melihat orang sepertimu!" kataku dalam hati.

"itu.. aku ingin menjadi temanmu,boleh?"

Aku terkejut mendengar perkataannya 'teman',menjadi temanku,dia?.

"tentu,boleh sekarang juga menjadi teman" kataku.

Aku senang sekali mendapatkan teman baru,teman yang bisa mengajakku jalan,bermain dan segala yang kulakukan bersamanya. Aku tidak akan sendiri lagi,mungkin dia mendekatiku karena dia mirip denganku,dia cukup pendiam dia mulai bicara saat bersama denganku.

Pertemanan kami sudah sampai seminggu,ternyata aku bisa berteman juga. Kami sedang berjalan diatas trotoar dengan hujan yang datang begitu saja, menyebalkan. Kamipun berteduh di sebuah toko sembako yang amat kecil.

"aduuhh…malah hujan segala padahalkan pengen ke toko buku"

"emang kamu mau beli buku apa disana?"

"kamu tau penulis johanna lindsey?"

"tahu,emang kenapa?"

"aku mau membeli buku terbarunya yang berjudul berlindung di dalam pelukan sang iblis,aku dengar di internet kalo bukunya telah diterbitkan di inggris minggu kemarin,pasti buku itu sekarang sudah berdiri tegak diperpustakaan menunggu diriku datang membelinya"

"pede sekali dia" kataku dalam hati.

Aku hanya membalas percakapannya dengan senyuman.

"kamu mau beli juga?" lanjutnya.

"aku sudah membelinya,tetapi yang berbahasa inggris" kataku.

"waaahh…aku keduluan,emang kamu bisa bacanya?" tanyanya.

"aku dulu pernah tinggal diluarnegeri jadi aku bisa dan pahan tentang bahasa inggris" balasku.

Selama diperjalanan menuju toko buku kami hanya membicarakan tentang si penulis,kehebatannya dalam menulis menuangkan semua isi hatinya kedalam cerita yang dibuatnya,entah apa yang dipikirkan si penulis saat membuat karya fiksinya.

Langit masih diselimuti awan hitam yang sangat tebal masih juga menangis. Aku baru menyadari bahwa ada yang mengikuti kita dari belakang seseorang dengan pakaian serba hitam yang membuatku tidak bisa melihat wajahnya.

Sepertinya dia melihatku. Siapa dia?kenapa dia mengikuti kami?.

aku berusaha memberi isyarat kepada marie,sepertinya dia mengerti apa yang kumaksud. Kami pun mencoba kabur dari jangkauan mata si penguntit dia mengetahui kami.kami berusaha kabur,lari,terus berlari dan akhirnya marie tersandung batu besar yang menghalangi kakinya yang sedang berlari dihadapannya. Sebelum aku menghampiri marie ternyata sipenguntit berhasil menangkap marie dan tanpa pikir pajang lagi orang itu mengeluarkan pisau yang amat tajam dan langsung menusuk tepat dijantungnya,tetap menusuk hingga tenaga si pembunuh habis. Setelah dia melakukan hal kejinya dia pun mencoba menghampiriku tapi aku lolos kabur.

Aku tersentak dari mimpi burukku dan kulihat langit yang ternyata mulai senja. Selama diperjalanan aku memikirkan tentang mimpiku tadi dan terakhir kalinya aku bertemu dengan marie.Setelah aku pulang,rumah dalam keadaan sepi,sepertinya lisa pergi lagi.ketika aku ingin menuju kekamarku aku harus melewati gudang itu dulu.sebenarnya aku penasaran isi gudang itu,kayanya hanya aku yang tidak tahu isi gudang itu.

Lisa pernah bilang kepadaku."jangan pernah masuk kegudang itu"kata lisa.

Aku sangat penasaran dan akhirnya aku melanggar permintaan lisa,aku mencari kunci gudang itu di lemari perabotan,didalam laci,lemari lisa dan akhirnya ketemu di bawah tempat tidur lisa. kuambil kuncinya terus aku kembali kegudang itu.gelap,sangat gelap. Aku mencari saklar lampunya.

"aduh handphoneku dimana lagi dan dimana lagi saklarnya dari tadi gak ketemu-temu?!"keluhku.

Akhirnya ketemu juga, ternyata ada di samping tanganku,mungkin saking Gelapnya,aku menghela nafas. Kuhidupkan lampunya. Kotor sekali, debu dimana-mana, sarang laba-laba di dinding banyak sekali, tikus pun juga ada disana. Aku mendengar suara tangisan itu. Aku mencari suara itu di semua sudut. Kulihat anak perempuan duduk menghadap tembok. Pakaiannya putih dan sangat kumuh, rambutnya panjang. Membuatku tak bisa melihat wajahnya.

"adik kecil, sedang apa kau disini?".tanyaku penasaran.

Dia menoleh kearahku. Wajahnya pucat. Tunggu dulu, bagaimana dia bisa sampai kesini?.

"kamu bagaimana bisa kesini? nanyanya belakangan aja deh kamu kekamar aku aja yuk!".Sesampainya dikamar aku menyuguhkan minum, tapi dia tidak mau minum, makan juga tidak mau, aku hidupkan laptopku supaya dia bisa menonton film dari sana, kuputar film 'insideout'.

 

to be continue...