Seminggu kemudian
Setelah bram meninggalkan kami semua,lisa masih merasa berduka atas kehilangan suaminya.
Aku masih merasa terganggu dengan perkataan ara, kalau ibu angkatnya masih hidup padahal kata masyarakat sekitar yang mengetahui cerita ara dan keluarga angkatnya kalau mereka semua meninggal.
"apa itu benar?" tanyaku dalam hati.
Aku yang sedang memandangi foto keluarga tersebut.
"lebih baik aku melihat keadaan lisa" sambil menyimpan foto keluarga itu ke dalam laci dan beranjak keluar.
Aku melihat lisa yang sedang duduk di ruang tamu.sendirian.
"lisa,kamu ngapain?"tanyaku.
Lisa menoleh kearahku.
"aku lagi ngeliat foto brahma"jawabnya.
"Oohh."
Aku sebenarnya ingin bertanya ke lisa, tetapi dia masih berduka,lain kali aja nanyanya.
"kamu kenapa rim?" katanya sambil memegang tanganku.
"gak papa kok."ujarku sambil tersenyum tipis melihatnya.
"aku mau kekamar dulu ya" kata lisa sambil bangun dari tempat duduknya dan membawa album foto keluarganya.
"kenapa dia datang kemari?" kataku dalam hati.
Aku tersentak ketika lisa memegang bahuku.
"kamu kenapa?"
"gak papa kok"
"yaudah...aku mau kekamar dulu".
"hmmm..."jawabku singkat.
Aku kembali memikirkan pertanyaanku tadi.
"sebelum Dia datang ke kehidupanku, Aku merasa tidak ada beban sama sekali" kataku di dalam hati.
Aku beranjak dari tempat dudukku dan menuju ke gudang tempat pertama kali aku bertemu dengannya.
Ketika aku hampir mendekati gudang,suara itu muncul lagi.
"perasaan ketika ara disini suara itu tidak muncul lagi?" kataku dengan perasaan bingung dan takut yang menjadi satu itu yang membuat kaki ku tidak bisa untuk melangkah kedepannya.
Aku memutarkan badanku dan berlari kekamar tetapi suara itu seperti mengikutiku,aku bersembunyi di bawah tempat tidur.
Krieet... Pintu kamar terbuka,aku menutup mulut supaya tidak mengeluarkan suaraku.Dia hampir mendekatiku, tiba-tiba ada yang menyentuh punggungku.Aku berteriak.
"rima...rima sadar!!"lisa berusaha menyadarkanku dari rasa takut ini.
"lisa..." kataku terengah-engah.
"kamu kenapa?!" tanyanya penuh khawatir.
Lisa memandangku khawatir.
Apa yang terjadi padaku?.
"Nggak apa-apa kok" kataku sambil memegang tangannya.
"seriusan" tanyanya sekali lagi.
"beneran kok" jawabku.
"yaudah kalo gitu, sekarang tidur" katanya beranjak meninggalkanku sendirian dikamar.
"apa yang terjadi padaku?kenapa suara itu muncul lagi?Kenapa ketika ara disini suara itu menghilang?"
Semua pertanyaan yang terlintas di pikiranku.
Aku menghela napas"lebih baik aku istirahat".
Satu jam lebih aku beristirahat, untung saja aku tidak bermimpi yang aneh-aneh. Aku beranjak bangun Dari template tidur ku,aku terkejut melihat ara disampingku.
"ara!!??"kejutku.
Dia hanya membalas dengan senyum tipisnya itu. Aku muak dengan senyumnya itu. Ngapain dia kemari? Apa dia mau minta maaf kepadaku? Tidak mungkin liat saja senyum licik itu, pasti dia mau melakukan sesuatu yang berkaitan denganku.
"ngapain kamu kemari?"tanyaku.
"Gak ngapa-ngapain"menggelengkan kepalanya.
"apa kamu marah denganku?"
"entahlah...setelah apa yang kamu lakukan kepadaku minggu lalu"
"setelah aku melakukan semua itu apa kamu akan tetap membantuku?"
"Membantu?!" Gumamku.
"apa kamu bisa tinggalin aku sendirian?" kataku sambil memalingkan wajahku kearah lain.
"baiklah...tapi asal kamu tahu semua ini adalah kesalahanmu sendiri"
Kalimat terakhir sebelum dia meninggalkan kamarku. Aku tidak tahu sebenarnya yang terjadi. Aku kembali berbaring dan memejamkan mata, tetapi mata ini tidak bisa tertutup dan aku masih memikirkan kata ara tadi.
Kesalahanku?apa karena mirip?dia hanya terobsesi dengan semua ini.
"hah...lebih baik aku tidur aja"sambil menarik selimut dan terlelap.
Keesokan harinya aku bertemu dengan saudara dekat ara dan bertanya tentang ara,tetapi dia tidak mengetahui lebih detail tentang ara.
Aku terkejut melihat wanita berlari menghampiriku.
"rima,kamu rima kan?"tanya perempuan itu.
"i..iya, ada apa? Kamu siapa?"aku balik bertanya.
"syukurlah...akhirnya ketemu jugaa"
"lebih baik kita duduk disitu" kata wanita muda itu sambil menunjuk kafe yang berada diseberang dimana kita berdiri.
"kenalkan nama aku bella,aku kenal yang namanya ara" sapa bella.
Aku terkejut mendengar kalau dia mengenal ara.
"kamu tahu ara?"tanyaku.
"iya... aku kenal" katanya yang sedang meyakinkan ku.
"ara itu dulu pernah ikut olimpiade di sekolah kita"
"disekolah kita?" Aku memotong pembicaraanya.
"iya, dulu aku dan ara satu sekolah tetapi dia jarang masuk sekolah dan dia itu orangnya penyendiri,tidak mau bersosialisasi"
"aku dengar dari teman sekelasnya kalau dia itu sering dimarahi oleh ibu angkatnya"
"kamu tahu kenapa dia meninggal?" tanyaku.
"dengar dengar sih kalau ara meninggal karena dibunuh ibu angkatnya"jawabnya.
"ternyata benar dugaanku"
"oh,yaa kamu tahu aku sedang mencari tahu tentang ara dari siapa? Aku bertanya penasaran.
"itu...kamu kerja di perusahaan jepang doma,kan?" tanyanya.
"bukan aku tapi sahabat aku yang kerja disana,emang kenapa?" kataku.
"aku anak yang punya perusahaan itu,aku dengar dari ayahku kalau suami sahabat kamu meninggal gara-gara ara,makanya aku meminta foto kamu dari sahabat kamu dan meminta nomor kamu, tapi waktu aku mencoba meneleponmu tapi nggak diangkat juga aku sempat mencobanya sampai 20 kali"
"ohhhh"jawabku singkat.
"jawaban macam apa itu?!"
Aku tersentak ketika dia membentakku.
"aahh, maaf aku sedang memikirkan sesuatu tadi kamu bilang kalau brahma meninggal gara-gara ara, kamu tahu dari siapa?" tanyaku penasaran.
"oohhh....namanya brahma,hanya menebak saja"katanya dengan senyuman yang membuatku jengkel.
Aku tidak merespon perkataannya,tiba-tiba handphoneku berdering.
Lisa? Ada apa dia meneleponku?.
"iya, ada apa lisa?"
"kamu dimana sekarang rim?"
"aku di kafe sebelah kantor kamu, emang ada apa?"
"mona hilang rim!"jawabnya sambil menangis.
"haahh, mona hilang kok bisa?!"
"nanti aku ceritain, kamu pulang dulu"
"iyaa, aku pulang sekarang"
Aku mematikan panggilannya.
"ada apa? Bella bertanya kepadaku.
"mona hilang!"jawabku.
"mona siapa?" Dia kembali bertanya.
"mona itu anak dari temanku lisa, dahh dulu yaa nanti kita sambung aku harus pulang sekarang,oh yaa aku bisa minta nomor teleponmu,supaya aku bisa mengabari"sambil mengeluarkan secarik kertas dan pulpen.
Setelah dia memberikan nomor teleponnyaaku berlari menghampiri parkiran kantor untuk mengambil mobilku ,aku buru-buru menghidupkan mobil dan langsung tancap gas.
Dua puluh menit kemudian, aku sampai dirumah,tampaklah lisa berlari menghampiri mobilku dan membuka pintu dan masuk.
"kita harus cari dimana lisa?"tanyaku panik.
"dia mengeluarkan secarik kertas yang berisi pesan.
"itu apaan lis?"
"ini pesan yang dituliskan oleh si penculik i...." aku memotong pembicaraan lisa.
"datanglah ke jalan soekarno nomor 13 kalau mau anak ini selamat datanglah sendirian!"
"dia maunya kamu sendiri yang masuk kerumah itu sendirian" kata lisa.
"hahh, kenapa harus aku?kenapa enggak kita berdua saja yang masuk?"
Apa yang terjadi? Kenapa si penculik ingin aku yang masuk,apa ini ada kaitannya sama ara?.
Aku menghela napas.
"yasudah biar aku yang masuk."
"hati-hati rim, bawa kembali mona dengan selamat hanya tinggal mereka,brama udah pergi jauh, kamu jangan lupa bawa handphone supaya kalau kamu kenapa-kenapa langsung hubungi aku aja."
"iyaa lisa"menepuk bahunya pelan.
Sampai di gang soekarno ternyata gang itu dekat dari rumah,aku baru menyadarinya.
Aku mencari nomor 13 tak ketemu juga,akhirnya aku bertanya pada orang yang tinggal disitu.
"permisi, gang soekarno nomor 13 dimana ya pak?"
"oohh ini gang soekarno mbak nomor 13 paling ujung gang ini mbak,kalau boleh tahu mbak ini ada urusan apa ke rumah itu?"
"gak saya hanya ingin melihat-lihat saja rumah itu"
"hati-hati ya mbak"
"iya pak, makasih"
Aku melanjutkan perjalananku, yang dikatakan bapak itu benar rumah si penculik itu berada di ujung gang.
Aku mengendap-ngendap,tengok ke kanan dan ke kiri,melihat situasi di sekitarku.
Pranggg.....(suara kaleng terjatuh).
"bunyi apa itu?"kataku.
"ini kan bonekanya mona,berarti mona emang didalam!" kataku.
Aku terkejut melihat boneka mona yang tertancap kayu beruncing,aku mengambil boneka itu dan melihat ada yang mengganjal di dalam baju boneka itu.ada secarik kertas yang terselip di dalam baju boneka itu.
"haah...kertas?mungkin ada pesan didalamnya atau ada bukti"
Pada saat aku ingin membaca isi surat tersebut,tiba-tiba ada yang memegang bahuku dari belakang.
"ada perlu apa ya?"kata lelaki tua dengan pakaian kumuh seperti gelandangan sambil memegang tongkat.
"s...saya hanya melihat-lihat saja kek"kataku dengan mulut yang bergetar.
"untuk apa?" tanyanya lagi.
"saya ingin membuat drama di tempat kuliah saya dan saya butuh banyak ide untuk menjelaskan dialog itu kek"aku mencari alasan supaya orang tua ini tidak mengganggu tujuan ku kemari.
"kalau sudah selesai tolong tinggalkan tempat ini secepat mungkin,atau tidak kamu akan kena masalah"ancam lelaki tua itu.
Setelah pria tua itu meninggalkanku,aku terkejut melihat bayangan di balik pohon tempat boneka mona tergantung.
"hmmm...datang juga akhirnya kamu".
to be continue...