2.Pemahaman yang Salah

Rumah Vellycia

"Assalamu'alaikum tante Cia "

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh sayang, wah Qia jam segini udah cantik banget udah wangi lagi" ucap Vellycia menyambut anak sahabatnya tersebut.

"Iya dong tante Qia kan lajin, tante Cia ini dali bunda, bunda Qia lajin banget tadi buat bolu kukus kesukaan abang "

"Wah tumben banget bunda Qia rajin, sini masuk. Athailah nya masih ngaji itu di kamar" ujar Vellycia sembari berjalan menaruh bolu tersebut ke sebuah piring.

Qia pun duduk manis menunggu di ruang tamu, tak lama kemudian Dewi keluar dari dalam kamar menemui Qia. Di susul oleh Vellycia dengan membawakan puding strawberry kesukaan Qia .

"Tante Cia, tante Wi, tadi subuh bunda nasehatin Qia, tentang tetangga. Qia celita ke ayah tentang nasehat bunda, telus ayah bilang nanti kalau kelumah tante Cia atau tante Wi minta tante Cia dan tante Wi mencelitakan kisah tentang beltetangga gitu katanya ayah te"

"Wah iya pinter banget ya ayah Qia hehehe, yasudah sini duduk disini itu sambil menunggu Athailah mengaji ya sayang. Tante Wi akan menceritakan cerita tentang tetangga ke Qia dan tante Cia" ujar Dewi

"Asyiik Qia dapat dongeng pagi hali" ucap Qia senang sambil menggoyang-goyangkan kedua kakinya yang menggantung di sofa berwarna merah. Di kediaman Vellycia.

"Jadi sayang, suatu hari istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah sedang memasak gulai kambing untuk persiapan selamatan atau kenduri yang diperuntukkan para tamu yang datang. Selain itu, gulai itu juga akan dibagikan kepada tetangga di sekitar rumah.

Nah suatu ketika Rasulullah bertanya kepada Aisyah. Apa seluruh tetangganya sudah di berikan makanan, Aisyah menjawab sudah ya Rasul.

Rasulullah kembali bertanya, apakah sudah semua hingga tak ada yang terlewatkan? Wahai istriku, apakah si fulan juga telah engkau berikan jatah gulainya?" Tanya Rasul SAW.

Aisyah pun menjawab,

"Belum, dia itu Yahudi dan aku tidak akan mengirimnya gulai," jawab Aisyah.

Kirimilah! Walau Yahudi, ia adalah tetangga kita," perintah Rasul SAW kepada Aisyah." jelas Dewi

"Yahudi itu apa tante Wi?" tanya Qia

"Yahudi itu sebutan bagi suatu kaum yang meyakini ajaran tertentu. Contoh kita seorang Muslim. Kita beragama Islam. Kita mempercayai Al-Qur'an sebagai kitab kita yang dibawa oleh nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW. Nah YAHUDI itu menganut ajaran dari Nabi Musa Alaihi salam dengan kitab nya yakni kitab Taurat. Sebagaimana Orang-orang Nasrani menganut ajaran dari Nabi Isa Alaihi salam dengan kitab nya injil. Begitu Qia"

"Qia bingung tante, udah ah Qia mau maen ajah. Itu adek Athailah ngajinya belum selesai ya?" tanya Qia dengan polosnya

"Sudah kak Qia, yaudah yuk maen, abang Fatih mana? Katanya mau main keleleng" ucap Athailah berjalan dan keluar dari kamar

"Nah ini adek Athailah, dek kita disuyuh nyusul abang ke lapangan"

"Oh iya kak, yasudah salam dulu sama bunda dan tante. Bunda, dan tante Cia Atha pelgi main dulu ya" ucap Athailah

"Tante Cia, tante Wi Qia dan Atha pelgi main dulu ya Wassalamualaikum walahmatullahi wabalokatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, ia Atha sama Qia hati-hati ya sayang kalau main jangan jauh-jauh" ucap Dewi dan Vellycia

Qia yang usianya terpaut 1 tahun lebih kakak daripada Athailah yang sudah seperti adik sendiri. Qia pun bermain bersama Athailah menyusul Fatih di lapangan untuk bermain kelereng . Disana banyak sekali teman seumuran mereka sedang bermain dengan penuh suka cita.

Sepeninggal Qia dan Atha. Dewi pun bergegas pulang kerumahnya, dan Vellycia membersihkan rumah seperti biasanya. Dewi yang hendak berjalan kerumahnya yang masih 1 halaman dengan rumah Nay dan Vellycia dikagetkan dengan suara gaduh dari jalan depan rumah mereka.

Dewi pun segera keluar dari halaman yang luas itu, ia segera mendatangi arah suara. Disana terlihat kerumunan ibu-ibu dan bapak-bapak dengan wajah geram nya. Memukul-mukul sesuatu dengan sebuah tongkat. Ketika di datangi ternyata itu seekor hewan berkaki empat yakni Babi yang sudah berdarah-darah karena di hakimi masa.

"Assalamu'alaikum ibu-ibu ada apa ini kok ramai sekali bu?" tanya Dewi

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, iniloh nak Dewi masak jam segini ada babi ngepet di kampung kita"

"Babi Ngepet bu?" tanya Dewi lebih memastikan

"Ia Babi Ngepet, babi jadi-jadian ia manusia yang menjelma menjadi seekor babi untuk mencuri harta-harta yang kita miliki" jelas seluruh warga

"Astaghfirruloh hal adzim, ibu atas dasar apa ibu menyimpulkan hewan ini adalah manusia yang menjelma menjadi seekor babi?. Sesungguhnya babi ngepet itu tidak ada ibu-ibu itu hanya sekedar istilah. Sebutan yang membudaya di tengah masyarakat disuatu daerah." jelas Dewi prihatin mengenai tradisi yang salah tersebut.

"Tapi nak Dewi memang babi ngepet itu ada nak, itu makhluk jadi-jadian biasanya ada kerjasama dengan rekan nya yang menjaga lilin dengan di bekali ilmu oleh seorang dukun ilmu hitam" ujar salah satu warga yang usianya sudah lanjut.

"Innailahi waina'ilahi rojiun, sungguh mereka yang menyekutukan Allah, sungguh laknat Allah nyata untuk mereka, semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka yang menyembah iblis dan setan dengan perantara ilmu hitam." ujar Dewi

Dewi pun menambahi kembali,

"Menyikapi masalah isu babi ngepet, sebaiknya kita semua waspada, karena namanya isu, bisa saja dibuat. Jangan sampai perhatian kita semua, hanya fokus menanggapi soal isu yang beredar. Ketika kita sibuk sendiri dan fokus memperhatikan isu tersebut, maka kita bisa lupa dengan keamanan masing-masing. Kalau sibuk terus dengan isu itu, masyarakat bermalam-malam keluar rumah mengejar yang tidak jelas, akhirnya bisa saja keamanan di rumah malah tidak diperhatikan, dan potensi itu bisa dimanfaatkan atau jadi kesempatan bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan tindakan menyimpang, misalnya mencuri." ucap Dewi

"Oh ia ya benar juga ucapan nak Dewi, kita ini percaya hal-hal begini seperti kita tidak punya Allah saja. Ya semoga babi ngepet itu benar-benar tidak ada, dan jika memang benar adanya semoga Allah selalu melindungi kita kapanpun dimanapun semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik." ujar Tetangga Dewi

"Aamiin yarrobbal alaamiin benar sekali, semoga jikapun ada babi ngepet dan sebagainya semoga mereka segera mendapatkan teguran dari Allah, sehingga mereka masih berkesempatan untuk bertaubat. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka semua." ujar bu RT

"Ia benar sekali bu RT, bu yasudah ini babinya di lepas kan di hutan saja. Setelah di obati luka-lukanya. Siapa ya yang mau mengobati badan babi ini?" tanya tetangga lainnya

"Biar saya saja yang mengobatinya, tapi tolong di pegangi babi nya" ucap salah seorang pemuda berkacamata.

"Oh nak Rizwan sudah pulang to dari Malang, ia nak sini-sini tolong obati badan babi ini" ucap bu RT

"Ia bu, saya baru pulang tadi subuh" ucap Rizwan.

Dewi yang enggan melihat Rizwan ia tetap menundukan pandangan nya dan berpamitan dengan bu RT dan warga lain nya.

"Baik ibu-ibu, bapak-bapak saya pulang dulu hari sudah menjelang siang, saya harus urus rumah dulu, saya pamit dulu wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" ucap Dewi sambil berjalan dengan menunduk kan pandangannya

Dewi pun meninggalkan kerumunan warga dan kembali ke kediaman nya. Ia segera masuk kerumahnya dan mulai melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa.

******^_^******

Dalam alquran, dosa syirik bahkan Allah sebut sebagai dzulm al-'adhim (Kedzaliman yang dahsyat). Seseorang disebut berbuat syirik jika ia menjadikan selain Allah sebagai tandingan, menyetarakan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya.

Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (21) (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap bagimu, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan (hujan) itu Dia hasilkan buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah sedang kamu mengetahui. (22) – (Q.S Al-Baqarah: 21-22)

Nay