Siang pun berganti petang, Manuel dan Anggara serta Rey sedang berada dirumah tetangga. Sementara Dewi, Vellycia dan Nay serta anak-anak sedang berkumpul dirumah Nay bersama dengan beberapa tetangga dan anak-anak mereka yang sedang sibuk bermain di ruang keluarga.
^Ruang tamu
"Dewi hari ini acara Kenduren nya dirumah siapa sih? Anggara belum kasih tau aku, dia tadi udah buru-buru aja nyebelin" gerutu Vellycia
"Dirumahnya pak Selamet Vell, tadi memang jam nya mepet banget. Manuel aja nggak sempet minum teh nya tadi itu" ujar Dewi
"Iyah ih kak Vellycia ini ngomel-ngomel mulu. Kak sebenarnya Kenduren itu apa sih? Aku yang asli Jawa Timur aku malah nggak tau loh kak, apa sih kenduren itu" tanya Nay
"Lah apa lagi aku yang lama di luar, apalagi Dewi yang asli Jawa Barat," ucap Vellycia meledek Nay
"Hihh jawaban kak Vellyc ni nggak ngebantu sama sekali." ucap Nay
"Kenduren itu Vell, Dewi, dan Nay merupakan acara selamatan dari individu atau satu keluarga untuk memperingati sesuatu, atau untuk merayakan sesuatu. Contoh nih saya kasih tau, acara kenduren di rumahnya pak Slamet malam ini itu untuk memperingat" jelas i 1 tahun usia anaknya" ucap bu RT sambil meminum teh nya
"Memperingati usia satu tahunnya bu RT?" tanya Nay
"Ia, kalau di Jawa biasanya anak yang baru lahir itu ada selamatan, kalau daerah sini biasanya setelah bayi baru lahir itu ada brokohan, setelah hampir 1 minggu usia sang bayi di adakan sepasaran, nanti ada lagi selapanan yang menandakan usia bayi kurang lebih 1 bulan, ada juga nanti telon-telon atau 3 bulanan, lalu di teruskan pitonan atau 7 bulanan, terus satu tahun, dan ada juga yang sampai 2 tahun" jelas bu Siti
"Nah ia benar sekali bu Siti ini, cepat tanggap sekali" ujar bu RT
"Hehehe ibu RT ini bisa aja, ya kurang lebih begitu lah nak Dewi, Nay, dan Vellycia"
"Bu begitu itu berdoanya pakai bahasa apa ya bu?" tanya Vellycia kembali
"Ya pakai bahasa kita sehari-hari" jawab bu Siti
"Tapi mereka berdoanya kepada siapa ya Bu?" tanya Vellycia penasaran
"Ya tetap kepada Allah nak Vellycia, hanya saja mereka menggunakan bahasa jawa lebih banyak di bandingkan bahasa arab nya" jelas bu RT
"Terus doa-doanya begitu itu bagaimana ya? Masak ia Al-Fatihah dan surat-surat lain nya di ganti pakai bahasa Jawa" tanya Vellycia kembali
"Ya nggak atuh Vel, itu teh ayat Allah tidak ada yang berani merubah isi Al-Quran, bahkan nabi Muhammad SAW dan para nabi sebelumnya serta para sahabat saja tidak berani merubah isi Al-Quran walau hanya 1 ayat tanpa izin dari-NYA." jelas Dewi
"Nah terus?" tanya Nay makin bingung
"Ya jadi mereka yang berbahasa Jawa lebih banyak, karena mereka menggunakan bahasa yang mereka jaga selama ini, mereka mengerti, jika Allah mengerti semua bahasa, dan mereka juga baca Al-Fatihah dan surat-surat lainnya tetap pakai bahasa arab kok. Mereka hanya berusaha melestarikan bahasa yang menjadi indentitas daerah mereka agar tidak lenyap" jelas Dewi
"Nah benar sekali, belajar agama tidak harus merubah panggilan kamu jadi antum. Saya jadi ana, perempuan jadi akhwat dan laki laki menjadi ikhwan, maturnuwun atau terimakasih menjadi syukron, maaf atau ngapunten, menjadi afwan, mengerti atau ngertos menjadi naam" ucap Rengganis
"Ia benar sekali belajari agamanya, pelajari ilmunya jangan budayanya. Kita orang Indonesia dengan banyak budaya dan bahasa yang mestinya dan harusnya kita jaga, bukan malah menerapkan bahasa Arab di keseharian kita. Memang tidak salah memperlajari bahasa terindah di dunia ini menurutku. Namun itu seperti kita melupakan identitas diri kita, jika di keseharian kita tidak menggunakan bahasa kita sehari-hari" jelas bu Siti
"Setelah di fikir-fikir emang iya ya, kalau mau pakai bahasa arab di keseharian ya kita tinggal di Arab aja dong hehehe, kalau di Indonesia masak kita di ajak ngobrol pakai bahasa Indonesia lalu kita jawab pakai bahasa Arab, ya gimana dong ya, hehehehe" ujar Nay
"Ah kamu ini Nay, bercanda terus, yaudah yaudah kita ngobrolinnya lanjut lagi nanti, yuk ini dimakan dulu lemper nya, enak loh buatan nya Bu RT" ujar Vellycia
"Ah biasa aja nak Vellycia, namanya juga seneng banget bikin jajan pasar, itu juga bu Rengganis tadi bawa pisang goreng hasil panen nya itu" ucap bu RT sambil bercanda
"Hehehe bu RT ini, ia alhamdulilah pisang saya panen, ya nggak papa dong bagi-bagi sama tetangga hehehe" jawab bu Rengganis
"Ya nggak papa dong bu, sering-sering aja begini bu hehehe" gurau Nay sambil memegang pisang goreng di tangan kanannya.
"Wah alhamdulilah ya bu Rengganis, semoga panen berikutnya berkah selalu melimpahi kediaman ibu" ucap Dewi
"Aamiin ya Allah, terimakasih banyak Dewi, aamiin aamiin yarrobbal alaamiin" ucap Rengganis sembari bersyukur.
Malam itu rumah Nay sangat ramai selain perbincangan para wanita dewasa di ruang tamu rumah Nay, anak-anak pun tak kalah ramainya dengan ibu-ibu mereka.
^Ruang Keluarga
"Qia boneka ini kita namai siapa ya?" tanya Nana teman Qia yang seumuran dengan dirinya, puteri dari ibu Siti
"Bagaimana kalau tuan puteli Fatimah dan Az-Zahla" ucap Qia sambil menyisiri boneka nya
"Kenapa Fatimah dan Az-Zahra?" tanya Nana kembali
"Kalena Fatimah Az-Zahla melupakan puteli dali Nabi Muhammad SAW dan tuan Puteli Fatimah Az-Zahla adalah pemimpin pelempuan di Sulga" jelas Qia dengan cadelnya
"Qia tau dari mana kalau tuan puteri Fatimah adalah pemimpin perempuan di surga?" tanya Dea dan Deo. Anak dari bu RT yang usianya terpaut 2 tahun di atas Qia dan Fatih yang juga saudara kembar.
"Ya tau dong dali bunda Qia,tiap hali bunda selalu dongengin Qia dan abang tentang celita Nabi-Nabi telmasuk putela puteli nya" jawab Qia
"Oh begitu, ceritakan pada kami dong siapa itu Fatimah" tanya Dea dan Deo
"Besok ajah ya kita minta tante Nay dongengin ke kita, sekalang sudah malam ayo pulang-pulang aku sudah mengantuk" ucap Athailah sambil menguap.
"Hehehe ya baiklah ayuk kita belesin mainannya duyu" ucap Dicky
"Iya ayuk, kita beresin mainan nya biar besok kita boleh mainan lagi disini sama bunda" ajak Fatih
"Iyah ayuk bang" jawab Qia
Malam pun berlalu dengan cepatnya. Manuel, Anggara, dan Rey sudah pulang ke kediaman mereka masing masing, sambil membawa 1 keranjang bundar yang di masuk kan kedalam kantong plastik tanggung berwarna putih dan kotak jajan berwarna putih yang di tumpangkan di atasnya. Itulah Nasi berkat, jika orang Jawa Timur bilang.
Para isteri sudah menunggu suami di kediaman mereka masing-masing dan para anak sudah terlelap dalam tidur mereka. Dalam gelapnya malam suasana perdesaan yang sudah sunyi dengan hawa dingin yang menusuk tulang ketika di musim penghujan. Di sebuah kampung yang masih asri dengan lingkungan yang sangat erat satu sama lain.
*****^_^*****
Jangan Tinggalkan Budayamu
Belajar agama tidak menjadikan dan menuntut kita untuk merubah kebiasaan baik yang sudah nenek moyang kita jaga.
Kamu ya sampean, njenengan, anda, bukan ANTUM.
Saya ya kulo, aku, abdi, bukan Ana.
Serap ilmunya ajaran agamanya karena itu pelita dalam kehidupan kita.
Namun tidak dengan merubah kebiasan sebagai rakyat Indonesia yang berubah menjadi kearab-arab an
.
Belajar bahasa Arab itu memang perlu bagus dan baik.
Namun segala sesuatu yang berlebihan memanglah tidak benar adanya.
Kendalikan dirimu jangan sampai melupakan jati dirimu sendiri.
Allah mengetahui setiap hati manusia.
Terkadang kita terlalu cepat menyimpulkan segala sesuatu.
Tidak pernah ada dalam sebuah statement seorang ulama jika mereka yang masuk surga adalah mereka yang berbahasa Arab.
Wah jangan salah guyz. Baitullah sendiri pada dasarnya setiap tahun di datangi orang muslim dari seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji atau sekedar berwisata religi. Itu artinya bahasa yang digunakan selama berdoa kepada Allah disana banyak ragamnya. Dan saya percaya Allah mengetahui semua bahasa.
Karena Allah sendiri Maha Mengetahui, IA menguasai hati-hati manusia.
Nay