Gw ditolak? Hah!?
_
______________________
"Gak! Ini gak mungkin!" Bagas bergumam tak jelas. "Gw, Bagas andara ditolak?" mulut Bagas masih menganga tak percaya. Ia merasa ada yang gak beres sama cewek bernama Ternita tadi. Gak salah tuh cewek nolak prince ganteng kayak gw?
Bagas hampir kalap. Memang kenapa kalo dia ditolak cewek? Maklum ya... Bagas seumur umur hidupnya selalu menjadi yang pertama dalam daftar list cowok inceran para gadis sepanjang sejarah.
"Sinting ya tuh cewek?" maki Bagas sambil mengambil benda pipih dimeja belajarnya.
Terlihat begitu banyak pesan dari pada gadis dan beberapa notifikasi lain, termasuk dari kedua temannya. Angga dan Oji. Dua cowok tampan yang gak kalah hitz dari Bagas.
@Oji freak
Gimana? Tuh cewek beneran ceweknya, Ryan?
Bagas langsung melemparkan hp nya ke atas kasur. Bodoamat mau ceweknya Ryan kek, ceweknya bapak udin kek, pak bambang kek, serah dah gak perduli lagi gw. Batinnya malas.
Jahat banget tuh cewek. mana mau matahahin tangan gw lagi, sialan! Umpatnya dalam hati.
***
"Gas?" Oji membuyarkan lamunan Bagas.
Bagas menatapnya dengan tatapan kosong persis kayak orang bego kehilangan akal. "Apa?" balas singkat.
"Lo kenapa dah? Udah kerjanya tidur mulu pas jam pelajaran, sekarang malah begong kayak orang bego. Lo kenapa si?" Oji menaikan satu alis disisi kirinya sambil menyatap wafer keju yang berada di tangan Angga.
"Iya nih, gw perhatiin makin lama makin kayak orang bolot lo." cercah Angga dengan nada candaan.
"Gw ditolak cewek." ujarnya lemas. Membuat kedua Oji dan Angga langsung mengubah posisi dengan cepat. Mereka mendekatkan wajahnya dan memperhatikan Bagas dengan tatapan menilai.
"Ga... gw gak salah denger?" Oji memperlihatkan tatapan tak percaya, sama dengan apa yang dilakukan Bagas kemarin. "Gak kok Ji, lo gak salah denger." Angga mengangguk - nganggukan kepala.
"Gila! Demi apa? Siapa!?" Oji langsung berdiri. Suaranya emang bener bener gak bisa dikontrol malah bikin seisi kelas menjadikannya pusat perhatian dalam waktu sekejab. Buru buru Bagas mendekap mulut Oji dengan kedua tanggannya dibantu Angga yang menenangkan Oji yang heboh sendiri.
"Lo, diem dong anjg!" Bagas berbisik pelan.
"Gw juga bingung sama tuh cewek, masa dia nolak gw." Bagas memutar kedua bola matanya.
"Emang siapa Gas?" Angga dan Oji menatap Bagas.
"Ternita..."
"Jadi... Ceweknya Ryan itu ternita?!" Mata Oji melotot tak percaya.
Memang kenapa kalo cewek Ryan itu Ternita? Ada yang salah?
"Gas, lo harus tau siapa itu Ternita." T
terang Oji membuka kamus besar berisi catatan para cewek yang pernah ia dekati. Emang dasar cowok sinting penggila wanita, resahnya.
Mata Bagas tertuju pada foto cewek berambut cepol dengan segudang notes dilembaran kertasnya. "Ini Ternita. Yang julukannya... Cewek banteng."
Hah? Cewek banteng? Apa apaan julukan kayak gitu? Dia gak punya julukan yang lebih bagus? Misalnya primadona, ratu sekolah atau cewek tercantik barang kali.
Tapi cewek itu emang gak secantik itu juga sih.
"Kenapa cewek banteng? Gada julukan yang lebih bagus gitu? Tuh cewek gak marah dipanggil kayak gitu?" tanya Bagas.
"Asal lo tau ya, Ternita itu susah banget buat dideketin para cowok. Gw aja gak bisa dapet nomornya bahkan dalam waktu dua bulan!" Oji bercerita dengan semangat.
"Ditambah lagi, tuh cewek atlet bela diri judo dan pemenang lomba judo tingkat nasional selama 2 tahun berturut turut. Gada cowok yang berani deketin dia." Oji menutup kamusnya dengan cepat.
"Emang kenapa gada yang berani?" Bagas melanjutkan pertanyaanya.
"Soalnya, katanya tuh cowok cowok yang ngedeketin dia abis babak belur dipukulin, malah ada yang pernah tangannya patah." jawab Oji.
Pantes tenaganya kayak kuli bangunan, atlet toh. Duh! Sukur deh nih tangan masih aman, untung aja gak patah kemaren. Bagas mengelus dadanya.
"Ini semua gara gara lo, Ga!" Bagaas menyalahkan Angga atas apa yang menimpanya.
"Loh kok tiba tiba gue sih?"
"Kan elo yang ngirimin foto tuh cewek kemaren. Kalo enggak gw gak akan berurusan apalagi ditolak sama cewek ganas itu." manyun Bagas kesal. Predikat cowok yang gak pernah ditolak cewek melayang diatas udara sekarang.
"Ya... mana gw tau tuh cewek atlet judo apalagi kulkas 35 pintu. Kan rumor yang beredar dia cewek yang lagi deket sama Ryan sekarang. Atau jangan jangan ini semacam cinta yang bertepuk sebelah tangan lagi?" Angga memlerlihatkan senyum simpul dan ekspresi seolah mengerti tentang situasi yang sedang terjadi.
"Cinta yang bertepuk sebelah tangan? Maksud lo apasih?" Bagas mendongak kan
Kepalanya.
"Maksud gw, tuh cewek suka sama Ryan tapi Ryan nya gak suka."
Bagas meng "Oh." Kan perkataan Angga bermaksud paham.
Kalo gini berarti gw ada kesempatan balas dendam ke Ryan make cewek itu kan?
Mereka bertiga yang sedang asik berbincang harus menghentikan acara per-ghibahan mereka tepat pada saat bel jam istirahat berakhir.
"Kan, udah bel. Mana gw bekom sempet makan bakso empok atikah lagi! Nih semua gara gara lo ber-dua ya." Oji mengangkat badannya dan berbalik kearah kursi tempat duduk dibelakang Bagas.
"Salah elo, bego!"
Masuklah seorang guru ipa berparas biasa aja, yang jadi langganan sifat per-usilan mereka bertiga. Bu Rui namanya
Tapi kali ini ia tidak datang sendiri. Ia diikutu seorang cewek berkucir kuda yang tak asing bagi bagi Bagas.
Yap! Betul. Ternita...
Bagas, Oji dan Angga saling menatap satu sama lain dari masing masing meja.
"Ya, hari ini kelas kita kedatangan murid pindahan dari kelas terbimbing. (atau kelas khusus)" jelas guru ipa selaku wali kelas mereka.
Mata siswa yang lain sibuk memperhatikan Ternita.
"Kenapa dia pindah, Bu?" tanya salah satu murid penasaran.
"Oh, itu bukan urusan kalian." jawab Bu Rai santaj. Lalu mempersilahkan Ternita duduk dibangku belakang Bagas bersama Oji.
Shit! Ngapain tuh cewek pindah kekelas reguler? Bagas sibuk menutupi dirinya meggunakan buku. Tapi setelahnya ia sadar. Dia kan bisa manfaatin Ternita buat bales dendam. Berarti dia harus ngambil alih perhatiannya dong. Pikirnya sendiri.
Ternita melangkahkan kakinya ke arah kursi tapi salah seorang fans Ryan menyeka kakinya dan membuat Ternita terjatuh.
"Ups!, Sorry ya gw gak sengaja." pintanya tampa menunjukan ekspresi rasa bersalah.
Membuat Bagas geram dibuatnya. Bohong banget, jelas jelas keliatan kalo sengaja. Bohong kok diperjelas, bego!
Fans Ryan emang dasar suka gak mikir pake otak!
"Eh, tuh cewek yang katanya pindah kekelas reguler karna gak sanggup bayar spp ya?" bisik murid lainnya yang masih bisa terdengar oleh Bagas.
"Makanya, kalo miskin gausah sok sok an masuk kekelas khusus ya cantik." Ungkap cewek lain dibelakang bermaksud menyindir Ternita
Ngurusin banget idup orang sih? Kayak idupnya gak penting aja. Bagas kembali mengeluarkan unek uneknya.
"Lo juga kalo tajir bayar uang kas kali, uang kas cuma dua ribu aja ngutang sampe bejibun. Kalo sama sama miskin gausah nyindir. Barang barang beli hasil minjem duid aja bangga." timpal Bagas membuat seisi kelas terdiam memandangnya. Ngapain dia bela Ternita?
Cewek yang dibelakang tadi hanya mendengus kesal. Dia juga salahh satu fans Bagas yang gak pernah ternotice sama Bagas, mungkin karna dia gak cantik atau karna emang dia gak punya etika macem tadi. Canda cantik sama etika.
"Ji, tuker tempat duduk."
Lalu terjadilah pertukaran tempat duduk diantara Oji dan Bagas yang hanya diperhatikan seisi kelas termasuk Angga, yang salah satu bagian dari mereka ( satu circle maksud nya.
Ternita diam tak bergeming. Disusul suaranya dengan nada pelan. "Ngapain bantuin gue?"
"Kenapa emang? Lo kan cewek gw."
Damn! Are you okey?