WebNovelBaby-Boy75.00%

0;3 Kenalan yuk

Mau mulai sesuatu?

__________________

Jam hampir menunjukan pukul 3 sore, tapi Bagas masih berada dikelas bersama cewek berparas cantik disebelahnya yang tengah tertidur pulas.

Bagas menyingkirkan poni panjang ternita kesamping. Menatap Ternita dalam dalam tampa mengedipkan mata sedetikpun.

Lo kalo diliat liat cantik juga...

Bagas membuang muka. Ia menggeleng cepat berusaha sadar dari pikiran durjanah yang mengisi kepalanya, apa yang barusan dia lakuin?

Ternita mengerjapkan mata dan memandang sekeliling area kelas yang kosong. Lalu menatap Bagas disebelahnya yang menunjukan ekspresi cengok layaknya  ikan cupang yang lagi strees.

Ternita enggan menggubrisnya.

"Sayang..." panggil Bagas lembut namun itu sangat menjjikan dimata Ternita.

"Lo ngapain sih, ikan buntal?" tangannya menoyor kepala Bagas kebelakang.

"Ikan buntal? Bisa bisanya lo panggil gw ikan buntal padahal muka gw seganteng ini. Lo tau gak sih? Hampir cewek satu sekolah ngincer gw." Bagas membanggakan diri.

Lantas membuat Ternita menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir.

Ya... Selama pelajaran Bagas gak terlalu buruk kok. Dia bahkan ikut aktif dalam pembelajaran, nulis catatan walau emang harus Ternita akui tinggahnya konyol. Sangatt konyol!

"Ngapain lo disini? Bel udah bunyi sejam yang lalu. Anak anak juga udah pada pulang dari tadi." Ternita penasaran.

"Lo pulang sama siapa, Ta?" Bagas tersenyum manis dihadapannya. Membuat cewek itu sedikit gugup dibuatnya.

"Em, gue..." belum usai kalimatnya Bagas menyela. "Pulang sama gw aja yah?"

Bagas menarik tangan Ternita tampa diminta.

Kenapa sih ni bocah suka banget narik narik tangan orang? Dikira gw kucing kali ya ditarik tarik?  Ternita juga bingung, kenapa bagas tafi bantuin  dia dari cercaan anak anak dikelas? Padahal mereka sama sekali gak kenal satu sama lain. Kecuali waktu digerbang kemarin. Yah... kalo difikir fikir itu insiden yang juga cukup aneh buat Ternita.

Ngapain Bagas nanya soal dia pacar Ryan atau bukan? Itu kan aneh.

"Lo sebenernya ada urusan apa sama gw?" Ternita langsung to the poin tampa baibu lagi. Bagas yang hendak memakaikan helm padanya mendadak lesu.

"Gak boleh ya?" senyumnya mendadak hilang ditelan tekukan diwajahnya.

Ternita merasa bersalah, tapi juga penasaran. "Lo gak perlu nganterin gw loh." Ucapnya pelan namun diselingi senyuman tipis yang memperlihatkan lesung pipi dibagian pipi kanannya.

Dengan ceringan lebarnya Bagas menolak. "Gak mau, gw mau nganterin lo. Gapapa kan? Gw gakan narik paksa tangan lo kayak kemarin kok, lo juga jangan matahin tangan gw ya. Sakit yang kemarin juga belum ilang."

Ternita menghela nafas, lalu mengangguk.

Sebenernya bagus juga kalo pulang dianterin Bagas, dia gak perlu repot repot keluar uang buat naik transportasi umum. Yakan?

"Yaudah iya."

***

Ternita turun dari motor Bagas. Terlihat rumah sederhana tapi cantik diujung satu komplek perumahan. Bagian depan yang dihiasi tanaman seolah menambah suasana asri Rumah itu.

"Rumah gw yang itu, sorry banget gak bisa ngajak lo masuk. Disini tetangganya julid, dan gw tinggal sendiri. Jadi nanti dikira yang aneh aneh lagi."  Ucapnya sambil melepas helm berwarna biru laut tersebut.

Bagas menaikan satu alisnya. "Sendiri?" Bagas terperangah sejenak. "Orang tua, lo?"

"Udah meninggal, hehe." Ternita cengengesan.

Orang tuanya udah gak ada kok malah cengengesan, Hadeuh.

"Lo berani,gitu?" Bagas membayangkan gimana jadinya kalo dirumah gak ada Ayah, bunda atau adik perempuan tercintahnya, Bianca.

"Udah biasa. Udah sana lo cabut! Gak enak diliatin tetangga, nanti dikira gw pacar lo lagi." Ternita mendorong tubuh Bagas mendekati motor gede-nya.

"Lo nanti kalo takut sendirian, bisa banget nelfon gw. Lo telfon aja oke, jam berapa pun gw dateng pokoknya." Bagas membelai pipi Ternita lalu pergi melaju cepat menggunakan motornya.

Nih anak gila kali ya?

***

'Kalo dipikir pikir. Sebenernya Ternita itu cantik, polos lagi. Tapi sayang tenaganya gak ngira ngira' Bagas membenamkan wajahnya dikasur. Sesekali membuka laman akun social media Instastar-nya.

Bukan satu atau dua pesan tapi ratusan buletan penuh kata dibagian daftar permintaan. Tidak ada satupun yang diterima kecuali teman terdekat dan beberapa anak lainnya.

Bukan Bagas namanya kalo ngechat duluan. Tapi anehnya dia berani untuk ngirim pesan

sama seorang Ternita, aneh bukan?

Bagas mulai menulis pesannya

'Ternita, folback dong.'

Sepersekian detik lalu dihapus.

Yakali gw ngechat kayak gitu, norak bangettt.

Bagas andara mana pernah ngechat cewe duluan.

@Bagas_andara

Ternita.

Terkirim. Shit! Gw deg deg an banget sialan!parno bangett.

Bagas menatap benda tipis yang barusan ia lempar keujung kasurnya. Deru jantungnya tak mau diajak kompromi.

Lalu munculah satu gelembung notifikasi dari instastarnya. Hal itu membuat Bahas meloncat bahagia sampai bikin Bianca keluar dari kamarnya.

"Abang! Jangan kayak orang gila. Bisa gak sih?" sinis Bianca tajam. Dia oaham betul bahwa abangnya bukanlah orang yang memiliki otak waras, tapi Bagas benar benar menganggunya sekarang.

Bianca lagi asik telfonan sama Wibi, anak tetangga sebelah yang jadi gebetannya sejak awal masuk smp. Sekarang umur Bianca udah mau 15 tahun.

"Sorry, sorry. Gw barusan dapet pesan dari iseng iseng berhadiah." terangnya bersemangat. Bianca merotasikan kedua bola matanya seraya menutup pintu seorang cowok gila yang tak lain abangnya sendiri.

Bagas gak menyangka, bagian dari rencana untuk bales dendam sama musuhnya bukan lagi renca jahat. Ini rencana yang bisa menumbuhkan benih benih cinta tulus didalam lubuh hatinya yang penuh tanaman flytrap, apaan dah?

Bagas mengelus dadanya menggunakan kedua tangan. Sabar, sabar, sabarr.

@Ternitaaqila

Kenapa?

Bagas terus menerus melihat pesan itu tampa berniat membalasnya. Ia bingung bagaimana menjawabnya, karna pas chat tadi niat dia itu. Kangen...

Sedangkan jam dinding telah menunjukan pukul 10 malam. Bagas makin bingung harus menjawab atau tidak, kalo dia gak jawab aneh dong. Kan dia yang ngechat duluan.

@Bagas_andara

Lo, lagi ngapain?

Jujur aja deh ya, kenapa cowok suka banget nanya 'Lagi apa?' Itu unfaedah tau gak?

Kami sebagai ceciwi termasuk author jengah mendapatkan pertanyaan seperti itu. Dan Ternita pasti salah satu diantaranya.

Tapi beneran deh Author juga gak tau kenapa Bagas gublok bgt.

Sepuluh menit, dua puluh menit, tiga puluh menit, sejam, dua jam. Pesan yang terkirim hampir jam 10 malam itu tak kunjung dibalas. Bagas gigit jari sambil ngeliat jam berkali kali.

'Ini Ternita udah tidur ya? Pasti udah tidur kan? Kalo belum tidur gimana? Jangan jangan Ternita kenapa kenapa lagi?' Bagas panik tampa alasan yang jelas.

Lagi pula siapa Bagas berhak mengkhawatirkan seorang Ternita? Kalo dijawab temen. Inget ya, jangan kasih harapan.

Begitulah Bagas sampe jam berada di angka 2. Yap, ia tidak tidur demi menunggu pesan dari Ternita padahal sekarang Ternita lagi seneng seneng di alam mimpinya.

Ah lebih baik, Bagas tidur.

Bagas membuka matanya, dan langsung menautkan pandangan pada handphone yang tak pernah hilang dari genggamannya.

Nihil, tak ada satupun pesan di roomchat-nya dengan Ternita. Kenapa gak dibales? Padahal udah diread dari jam 5 subuh?  Bagas mulai overthinking dibuatnya.

Baru kali ini dicuekin perempuan, gini ya rasanya ditolak. Nyesek juga ya...

Ia melangkahkan kakinya seperti biasa kearah kelas Ipa-8. Kelas paling ujung. Seperti biasa teriakan para cewek cewek memenuhi koridor wilayah kelas 10,11 sampai 12.

Bagas tak heran, hari harinya selalu dipenuhi teriakan bukan? Kecuali dari Ternita tentunya.

Ternita mengukir senyum tipis diwajah cantik khas asianya. Bahkan cewek berkucir kuda itu melakukan flirting  pada Bagas. Yang ngedipin pake mata, yang dikedipin jantungnya lagi porak poranda...

Ngapain sih bikin paginya jadi kayak dibar ajep ajep? Perasaan Bagas udah kayak lagi ngedugem.

Bagas berdeham pelan, lalu memasuki kursi baris keduanya disamping Ternita. Bagas tak mau terlihat salting didepannya.

"Lo semalem tidur jam berapa, Ta?" Bagas membuka percakapan.

Ternita meletakan jari telunjuknya ke kepala seolah sedang berpikir. "Jam berapa ya? Sepuluh mungkin?" balas Ternita dilanjuti anggukan kepala.

Pantas saja pesannya diabaikan. Yang dikirimi pesan lagi enak enak tidur diatas kasur rupanya.

"Lo, kenapa gak bales chat gw?" Kata Bagas manyun.

"Chat? Yang mana?"

"Itu yang semalem." Bagas mencoba membuat Ternita mengingatnya.

"Yang... Lagi ngapain itu?"

"He'eh."

"Astaga, gw liat tuh chat aja, jam 5 subuh. Gw mau jawab apaan? Yakali gw jawab 'Gw lagi sholat subuh.' Kan gak lucu!" Ternita mendekatkan wajahnya kearah Bagas.

Jangan ini terlalu deket!

Bagas mundur perlahan. Hampir saja otak kotornya meliputi Ternita beberapa detik yang lalu.

"Ya, seengaknya bales gitu kek."

"Hm..."

Jahat banget sih, Ternita...