Semua Berawal dari Sini

Karena Semuanya adalah awal...

***Selamat Membaca,.,

Pagi yang indah

Suasana terasa nyaman....

Angin menerbangkan daun - daun yang telah menguning. Satu persatu daun yang diterbangkan oleh angin beterbangan dimana - mana. Tirai - tirai jendela bergerak mengikuti arah angin dan sesekali mengeluarkan bunyi merdunya.

Didalam kamar yang luas tampak seorang gadis sedang berbaring di tempat tidur yang empuk sambil memainkan gadgetnya dan sesekali tersenyum dan sesekali tertawa.

Tok....Tok....Tok....

Pintu kamarnya diketuk dan gadis itu berseru "Nggak kekunci kok"dan pintu pun dibuka oleh seorang wanita paruh baya

"Sayang. Monic ada dibawah, lagi nunggu kamu"

"Monic? Kok tumben nunggu, biasanya juga langsung kekamar. Hmm, suruh aja langsung ke sini ma, Aku lagi main games dan udah mau finish"katanya dengan nada memohon dan mamanya pun keluar dari kamar

Tak lama kemudian masuklah seorang gadis yang hampir seumuran dengannya dan langsung melompat keatas tempat tidur empuk itu

"Weits.."serunya "lagi apa?"Tanyanya sambil mencondongkan kepalanya untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh temannya itu "hah. Loh main games dan itu games dapur frenzy!"ungkapnya dengan nada suara yang aneh seakan akan games yang dimainkan oleh temannya itu adalah games yang tabu untuk anak seumuran mereka

"Ugh... kalahkan. Loh sih. Ganggu tau. Ngapaing loh kesini?"sambil meletakkan gadgetnya kesal

"Ck, gitu aja marah. Oh yeah, gua pengen curhat nih?"

"Curhat? Hah! aku lagi malas buat dengerinnya"sambil merebahkan tubuhnya kekasur dan pura - pura tidur

"Ah... Sifa" Monic merajuk sambil menarik - narik tangan Sifa yang tengah pura - pura tertidur "Siti Fatima yang cantik dan baik hati. tolong didengarin dong, temanmu kan lagi galau nih"

Sifa membukanya matanya pelan "galau? Galau kenapa"

"iya galau, mama dan papa aku mau kalau aku lanjut di luar- "

"Hmm, lalu?" tanya Sifa cepat

"yeah..... gua kan belum nyelesain omongan gua"Monic kesal sambil memukul Sifa dengan bantal

"hahaha....sorry - sorry. Nah sekarang lanjutin tuh omongan "

"Sebenarnya gua nggak mau pergi, gua udah terlanjur nyaman di sini"

"Ya ampun, banyak kok anak anak diluar sana yang mau lanjut di luar tapi nggak punya biaya. Loh malah galau nggak wajar gitu"Sifa santai

"tapi, kita bakal pisah dong, kita kan udah sahabatan sejak SMA"Monic sok sedih dan mendengar itu, Sifa memukulnya dengan bantal

"sok dramatis, Lebay tau. Kan udah era digital, abad 21, kita bisa VC tiap hari. Terus kalau libur, aku bisa samperin kamu atau kamu yang samperin aku. Beres kan?"

"Iya juga sih. Macam orang LDR-ran gitu yah" ungkap Monic santai dan membuat Sifa yang mendengar itu tertawa dan akhirnya saling lempar bantal

***

Lulus

Hanya satu kata yang terpampang di papan informasi namun membuat para murid berteriak kegirangan serta bahagia dan senang.

Bahagia karena akhirnya perjuangan mereka selama tiga tahun telah selesai dan akan melakukan apapun yang mereka inginkan di masa depan.

Monic memilih saran Sifa dan melanjutkan pendidikannya di luar negeri sedangkan Sifa, memilih berkuliah disalah satu universitas yang ada dikotanya.

Disaat pengenalan mahasiswa baru atau maba, salah satu seniornya mengajaknya untuk bernyanyi atas saran teman-temannya sebelum penutupan pramos dilakukan.

Sifa tidak tahu apa yang harus ia nyanyikan, ia sangat deg deg gan karena menurutnya suaranya tidak terlalu merdu namun, dari pada dapat hukuman mending nyanyi dengan suara kodok nan falsnya.

Sifa melangkahkan kakinya kedepan dan duduk dikursi, lalu melirik kesampingnya, dan menatap semua mahasiswa baru dengan tatapan yang tak dapat ia artikan, apalagi dengan teman duetnya, tatapannya seakan mengisyaratkan sesuatu.

Sifa menarik nafasnya dalam dalam kemudian terdengarlah petikan suara gitar dan Sifa mulai bernyanyi.

Lagu yang ia bawahkan adalah lagu milik Sam Smith I'm Not The Only One.

Setelah selesai bernyanyi para pendengar memberinya tepuk tangan yang meriah, setelah itu ia segera beranjak dari bangkunya karena semua peserta mahasiswa baru telah dipersilahkan kembali kerumah masing masing.

Disaat Sifa berjalan beriringan dengan teman teman barunya, dari jauh seorang pria tampak melambaikan tangan padanya sehingga ia menyuruh teman temannya untuk pulang lebih dulu.

"Kakak tadi yang memainkan gitar kan"kata Sifa

"Iya. Panggil saja saya Rafa"

"Kakak bisa panggil aku Sifa"

Dan melalui perkenalan singkat itu, Rafa terus memperhatikan Sifa tanpa ada yang tau.

***Next..

Gimana menurut kalian?

Sosok Rafa udah bisa jadi idola nggak?

Jangan lupa ninggalin jejak berupa bintang dan komentar yah sebab itu gratis.

Rabu,17-02-2021. Dibawah lantai satu kamaar kos

@WRB_08