"Liany, seperti biasa ya loe jadi MC untuk acara seminar di aula yang diadakan HIMA", ujar Denny ketua HIMA (Himpunan Mahasiswa) Jurusan Informatika.
"Yaah, jangan aku deh kak. Beneran deh lagi ngga mood nih. Aku bantu2 aja ya", ujar Liany memohon.
"Loe yang paling bagus kalau jadi MC Liany", ujar Denny lagi.
"Kak, beneran deh, lagi ngga mood banget. Aku jadi seksi konsumsi aja deh ya. Aku punya kenalan yang bisa buat Snack dengan harga miring deh. Tak jamin", ujar Liany memelas.
"Ya sudah, kebetulan budget kita juga ngga besar, okelah loe di sie konsumsi. Paling yang jadi MC langsung gw aja yang sekalian merangkap jadi Moderator", ujar Denny sambil memandang ke arah teman-temannya.
"Iya gitu aja", ujar yang lain.
"Oke kita kerja sesuai pembagian tugas. Acara Minggu depan semoga lancar ya. Ayo mari berdoa bersama untuk kelancaran acara kita teman-teman", ujar Denny lalu diikuti yang lain menundukkan kepala.
Setelah berdoa mereka semua membubarkan diri menjalankan tugas mereka masing-masing.
Seminggu berlalu dengan cepat, acara puncak seminar sehari Fakultas Informatika akan dilaksanakan.
"Eh Liany, masa si snack sebanyak ini harganya bisa murah. Enak lagi", ujar Denny sambil mulutnya mengunyah makanan yang diambilnya dari meja.
"Sebenarnya itu katering tante mama kak, karena aku yang minta jadinya tante mama kasih harga sesuai budget tapi isinya ditambah", ujar Liany tersenyum.
"Tante mama?", tanya Nina bingung.
"Tante mama itu ibu tiri aku kak. Dia menikah dengan papa aku sejak mama aku meninggal waktu aku kecil", ujar Liany menjelaskan.
"Jiah ribet amat panggilan nya. Tapi bilang mama kamu, makasih gitu ya uda bantu kita", ujar Nina.
"Sama-sama kak. Nanti aku sampaikan", ujar Liany.
"Eh mulai banyak yang datang nih. Banner nya Uda dipasang ya?", tanya Denny kepada Idris yang bertugas di sie promosi.
"Tenang, sudah kok. Kami juga uda buat undangan buat dosen dan uda kasih tiket ke teman-teman di informatika buat yang mau hadir. Yang ngga punya tiket ngga bisa masuk ya", ujar Idris.
"Oke. Kalian bantu sie konsumsi tuh buat bagi snack", ujar Denny.
"Wah kalau bantuin Liany mah ngga bakalan nolak kok", ujar Ronald lalu berdiri di samping Liany.
"Hei, mending kalian di ujung pintu, ambil tiket buat yang mau masuk, nanti kami jadi bisa kasih snack buat yang masuk setelah tiket kalian ambil", ujar Nina.
"Oke bos", ujar Idris langsung menuju ke ujung pintu.
"Eh gw harus ke arah ruang tunggu dulu deh, ternyata nara sumber kita sudah tiba", ujar Denny langsung bergegas menuju ke ruang dibelakang panggung.
Tak lama kemudian satu persatu mahasiswa masuk ke ruangan seminar. Liany dan teamnya langsung sibuk memberikan konsumsi untuk para peserta seminar.
Terjadi antrian saat mengambil snack karena mereka lebih memilih dilayani oleh Liany dibandingkan oleh Nina yang selalu memasang muka judes. Ada telepon masuk ke handphone Liany.
"Liany, tolong bawakan snack buat narasumber dan dosen ya. Disini kurang", ujar Denny diujung sana.
"Loh kak, aku taruh banyak loh tadi di ruang tunggu", protes Liany.
"Iya, tuh si Mr. Gendut rakus banget, ambil sampai 5 dus snack. Dia bilang enak banget", ujar Denny berbisik.
"Ya Uda, aku ke situ deh", ujar Liany lalu menutup teleponnya dan memasukkannya ke tas kecilnya. Dia lalu mengambil dus kecil dan menempatkan sepuluh dus snack.
"Aku bawain deh", ujar Ronald lalu mengambil dus dari tangan Liany.
"Yaaa Liany mau kemana?", keluh mahasiswa yang antri.
"Maaf ya, Lia yang akan membagikan ya" , ujar Liany lalu kemudian berlari kecil mengejar Ronald.
Liany membuka pintu ruang tunggu dan terlihat seorang pria tampan dengan handphone ditangannya dan tampak dia sedang berbicara dengan menggunakan headphone wireless.
Liany lalu menaruh sekotak snack didepan pria itu dan kemudian menaruh beberapa di depan para dosen yang sedang duduk. Saat melihat dosen Wahyudi atau biasa mereka menyebut nya Mr. Gendut, Liany tidak meletakkan apapun.
"Buat saya mana?", tanya dosen Wahyudi.
"Itu sudah lima dus bapak makan. budget kami terbatas bos, kecuali kalau bapak mau tambahin", bisik Liany pelan.
"Jiah dasar kamu. Ya sudah kalau ntar masih ada sisa, kasih saya ya", ujar dosen Wahyudi.
"Tenang bos. Ntar kalau masih ada sisa, aku antar deh buat bos", bisik Liany.
Dosen Wahyudi menjulurkan tangannya seperti biasa mau mengacak rambut Liany namun sebuah tangan menarik tangan Liany sehingga Liany jatuh terduduk disampingnya.
Liany dan hampir semua orang diruangan itu kebingungan melihat ke arah pria tampan yang masih dengan cueknya berbicara di teleponnya tanpa menghiraukan sekitarnya.
"Eh loe kenapa?", tanya Denny yang baru datang.
"Aku cape kak, langsung lemes liat sofa", ujar Liany lalu bangun dari duduknya.
Ronald menarik tangan Liany bangun dari duduknya namun ia merasakan tatapan tajam pria dengan handphone itu.
"Itu pak Nathan, narasumber kita. Dia CEO Box Groups", ujar Denny berbisik.
Liany memberikan tundukan hormat pada pria itu yang menatapnya lalu Liany mendorong Ronald untuk segera keluar dari ruang tunggu. Nathan akan berbicara namun Liany sudah keburu keluar dari ruangan. Tak lama kemudian acara seminar dilaksanakan dan berjalan sangat sukses.