Chapter 5

Liany memasuki rumah nya yang nyaman dengan halaman lumayan luas. Liany langsung menuju ke arah dapur menyiapkan cemilan dan minum untuk Nathan yang setelah masuk ke rumah langsung menyenderkan dirinya di sofa depan TV dan menyetel acara sepak bola. Liany lalu menaruh cemilan buah potong di atas meja depan sofa Nathan.

"Suapi aku, aku ngga punya tenaga buat makan", ujar Nathan manja.

"Dasar kamu", ujar Liany sambil mengambil garpu dan menyuapkan potongan-potongan buah ke mulut Nathan yang tampak senang hati menerimanya.

"Kamu tidur di kamar diatas ini ya, aku di kamar depan. Soalnya barangku disana semua", ujar Liany setelah memberikan gelas minum kepada Nathan.

"Kita ngga tidur bersama?", tanya Nathan makin manja.

"Ingat janji kamu", ujar Liany judes.

"Iya nyonya. Kirain lupa", ujar Nathan pelan.

"Kamu bawa sendiri ya kopermu, berat banget. Nanti aku yang rapikan di lemari", ujar Liany sambil meletakkan piring bekas makan Nathan di tempat cuci piring.

"Oke bos", ujar Nathan lalu mengambil kopernya dan mengikuti langkah Liany menaiki tangga menuju ke arah kamar mereka.

Liany membuka pintu kamar Nathan, lalu mengambil alih koper di tangan Nathan. Nathan langsung menjatuhkan dirinya diatas kasur empuk di kamar dan kemudian memejamkan matanya.

Liany tampak merapikan semua pakaian Nathan dan menempatkan sesuai keperluan nya. Liany menyusun dengan rapi kosmetik dan minyak wangi Nathan di dalam kotak diatas lemari kecil tempat dasi dan pakaian dalam Nathan.

Setelah merapikan semua, Liany mendorong koper ke arah pojok kamar lalu ia melihat Nathan telah tertidur lelap diatas kasurnya. Liany lalu menyalakan lampu dan menutup jendela serta tirai. Ia melihat sekali lagi sekelilingnya lalu kemudian dia keluar kamar dan menutup pintu kamar Nathan pelan sekali.

Liany berjalan menuju ke kamarnya dan ke meja belajarnya. Ia lalu duduk dengan tenangnya diatas meja belajarnya sambil membuka laptopnya, mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya.

Sampai larut malam Liany mengerjakan tugasnya, sementara Nathan saat ia terbangun dan tidak menemukan Liany, kemudian mencarinya ke kamar Liany. Ia hanya dipintu saat melihat istrinya itu sedang sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya.

Nathan kembali ke kamarnya dan kemudian ia juga membuka tabletnya sambil duduk di sofa melakukan beberapa panggilan telepon dan meeting internal dengan beberapa kliennya dari luar negeri yang kebetulan di negara mereka hari masih siang.

Kedua pengantin baru itu tampak sibuk dengan tugas mereka masing-masing.

Hari masih pagi saat Liany menginjakkan kakinya di halaman kampus. Bangun pagi ini, Liany hanya menemukan catatan kecil di pintu kulkas yang bertuliskan pesan Nathan yang akan keluar kota untuk beberapa waktu. Liany kembali menjalani hari "normalnya" sebelum menikah, menyiapkan dan makan sarapannya sendiri. Setelah mengunci semua pintu rumahnya, dia mengendarai mobil mungilnya menuju ke kampus dengan hari yang riang.

Saat Liany baru saja mendudukkan tubuhnya diatas kursi di ruang kelas, Tika masuk kelas dengan muka yang sangat terkejut melihat sahabatnya yang baru saja Sabtu kemarin menikah tetapi hari Senin sudah duduk di ruang kelas.

"Hei, ngga istirahat loe?", sapa Tika sambil meletakkan buku dan tasnya di atas meja.

"Ngga lah. Banyak tugas gini. Lagian aku jomblo lagi kok, dia lagi keluar kota", ujar Liany tersenyum.

"Walah, samanya kalian. Sama-sama maniak kerja", goda Tika lagi. Liany hanya tersenyum membalas godaan sahabatnya. Tika membuka buku yang sama dengan Liany.

Saat Liany sedang melihat ke sekelilingnya, matanya langsung bertubrukan dengan mata Ronald yang ada di ujung pintu masuk.

"Liany", teriak Ronald sambil berjalan menuju ke arah Liany. Liany hanya tersenyum membalas sapaan Ronald.

"Hei, nanti siang nonton yuk. Ada film bagus nih di mall. Mobilnya kamu taruh di sini aja, nanti aku antar kamu ke sini lagi", ujar Ronald. sambil duduk di depan Liany.

"Hmmm ngga akh. Aku lagi cape Ronald. Kapan-kapan aja ya", ujar Liany lembut.

"Kebiasaan deh, nolak mulu kalau diajak. Ayolah sekali kali", ujar Ronald memelas.

"Ronald uda deh, orang kalau ngga mau jangan dipaksa", ujar Tika judes.

"Jee Tika, ini juga bakalan rame-rame sama cowok loe juga. Daripada gw jadi nyamuk mending gw ajak Liany", ujar Ronald sewot.

"Uda loe jadi nyamuk aja, jangan ganggu teman gw", ledek Tika lagi.

"Ganggu orang usaha aja nih", gerutu Ronald.

"Mau ya Liany", ajak Ronald lagi.

"Ngga akh, maaf ya. Beneran lagi cape banget Ronald. Maaf ya", ujar Liany tersenyum.

"Ya sudah lah. Tapi kapan-kapan kalau aku ajak harus mau ya", ujar Ronald memaksa.

"Ngga janji ya", ujar Liany lagi.

"Ya gitu deh. Ya Uda deh, dosen kalian tuh Uda lagi bergerak menuju ke sini. Bye Liany", ujar Ronald lalu segera keluar dari kelas lalu masuklah dosen killer untuk mengisi pelajaran saat ini.