Chapter 6

"Hei kalian tau ngga, CEO ganteng yang kemarin jadi narasumber di seminar, tenyata menikah Sabtu kemarin. Gw penasaran sama pengantin wanitanya soalnya sama sekali ngga ada fotonya", ujar Dewi saat duduk di depan Liany dan Tika.

Liany hanya tersenyum sementara Tika hampir saja tertawa ngakak namun Liany langsung membungkam mulut Tika.

"Eh kalian kenapa pada ngakak si, gw kan lagi patah hati", ujar Dewi hampir menangis. Tika menepis tangan Liany.

"Dewi, loe makanya jangan mimpi ketinggian, jatuh nya sakit gedebuk", ujar Tika tetap menahan tawa.

Liany hanya tersenyum sambil memperhatikan Tika yang juga memandangnya sambil cekikikan.

"Tapi kan gw suka banget. Uda ganteng, kaya pula dan masih single lagi. Sekarang pupus harapan gw", ujar Dewi sambil memperlihatkan foto yang ada di situs BOX Group.

Liany menangkap tangan Dewi, dan ia tersenyum saat melihat tubuh belakangnya yang sedang berada dalam pelukan Nathan.

Memang team promosi BOX Group dan LH Group yang telah mengatur sedemikian rupa agar wajahnya tidak terlihat di kamera.

"Kalian bisa tebak ngga ini siapa? karena beneran ngga ada yang bisa menebak ini siapa karena semua fotonya hanya dari belakang ataupun dari kejauhan. Ada yang bilang ini artis loh", ujar Dewi sedih.

"Lantas kenapa kalau artis atau bukan? Bukan urusan kale. Kita mah urusannya kuliah cepet selesai, kerja dan bahagiain orang tua", ujar Tika ketus.

"Dewi, memang belum jodoh aja kale. Siapa tau nanti jodoh kamu malah lebih baik dari Nathan", ujar Liany menasehati sambil mengusap tangan Dewi.

"Tuh jadi teman kaya Liany dong, ngga judes kaya loe. Makanya ngga laku-laku kan", ujar Dewi meledek Tika.

"Eh Dewi, siapa bilang gw belum laku, tuh Ketua HIMA aja takluk sama gw", balas Tika kesal.

"Kak Denny pacar loe? Akh mimpi kale loe", ujar Dewi.

"Beneran Dewi, kak Denny pacarnya Tika", ujar Liany membela sahabat nya.

"Hah? Sumpah loe demi apa?", tanya Dewi lagi dengan muka kaget.

"Demi apapun juga mau gw", balas Tika.

Tak lama tampak Denny masuk ke dalam ruangan kelas lalu menghampiri Tika.

"Tuh orangnya, loe tanya aja", ujar Tika ketus.

"Kak Denny beneran pacaran sama Tika?", tanya Dewi.

"Iya, Tika pacar saya", ujar Denny tenang dan jawabannya membuat Dewi berteriak. Tika, Denny maupun Liany langsung menutup telinga mereka.

"Huaaaaa, makin pupus harapan gw dapat pacar semasa kuliah", teriak Dewi.

Tika langsung mengambil buku-buku nya diatas meja dan menyeret Denny berjalan keluar. Liany ikutan mengambil bukunya dan memselempangkan tasnya meninggalkan Dewi yang makin dijauhi teman-teman sekelas yang merasa terganggu.

"Hei loe ikut kita ngga nonton?", tanya Tika saat melihat Liany akan masuk ke dalam mobilnya.

"Ngga deh, lagi malas banget", ujar Liany.

"Ikut ajalah dirumah juga ngga ada orang kan? Ada gw dan mas Denny kalau loe sampe di tanya ntar sama bodyguard loe", ujar Tika.

"Iya, ikut ajalah, sekali kali santai", ujar Denny.

"Ada Ronald kan? Kalian harus melindungi aku dari anak satu itu ya", ujar Liany memelas.

"Tenang aja, Ronald Uda jalan duluan, dia pesan tiketnya, nanti gw ambil duluan tiketnya biar loe ngga duduk dekat Ronald. Oke", ujar Denny.

"Oke. Eh kalian bawa mobil atau ngga?", tanya Liany.

"Ngga, mobil gw masuk bengkel", kata Denny.

"Ya Uda, kak Denny kamu yang bawa aja ya mobilku, aku duduk dibelakang biar Tika di depan", ujar Liany.

"Wah kaya nyonya besar nih", sindir Tika.

"Lah daripada aku jadi supir kalian. Ngga mungkin kan aku yang nyupir Tika duduk depan", ujar Liany.

"Ya Uda, siap nyonya", ujar Denny mengambil kunci yang disodorkan Liany.

Tika hanya tersenyum melihat kekasihnya lalu ia masuk ke mobil duduk disebelah Denny. Liany masuk ke belakang Tika. Akhirnya mereka bertiga berkendara menuju ke arah mall untuk nonton bersama.