Chapter 16

Risma wanita yang digantikan Liany sudah kembali masuk bekerja namun ia juga telah mengajukan permohonan untuk dipindahkan ke divisi yang lain karena suaminya agak keberatan kalau ia masih lembur sampai larut malam. Sambil menunggu penggantinya, Liany tetap membantu pekerjaan Risma.

Hari ini merupakan hari terakhir Liany magang di BOX Group dan Liany tetap menggantikan Risma untuk ikut meeting internal dikarenakan Risma ijin tidak masuk karena bayinya sakit.

Liany masuk ke ruang meeting dengan Nathan dan kembali duduk disebelahnya. Berbeda kalau Risma yang ikut meeting karena Dian pasti menyuruh Risma duduk di barisan pinggir diantara para sekertaris direktur.

Saat team marketing sedang mempresentasikan rencana mereka, HP Liany bergetar. Liany hanya melirik sebentar ke layar HP nya begitu juga Nathan. Hampir 2 kali panggilan dari Linda diabaikan dan kemudian ada chat masuk. Liany kemudian melihat chat itu dan langsung kaget.

Buru-buru ia bangun dengan hanya memegang HP nya saja sehingga membuat Nathan dan semua peserta meeting terkejut.

"Kenapa?", tanya Nathan langsung berdiri di samping Liany. Semua dalam ruangan diam menunggu.

"Papa masuk UGD, dia kena stroke. Aku harus segera ke rumah sakit", ujar Liany hampir menangis.

"Dian kamu teruskan saja meetingnya. Papa mertua saya masuk UGD. Nanti kamu laporkan hasilnya kepada saya sebelum di laksanakan ya", ujar Nathan lalu merangkul Liany keluar dari ruang meeting.

Langsung hebohlah ruang meeting saat mendengarkan ucapan Nathan karena sebelumnya mereka mendengar papa Liany yang terkena stroke hingga masuk UGD sementara Nathan mengatakan papa mertua nya. Dian langsung berusaha menenangkan peserta meeting.

Tak lama ia melihat layar HP nya berupa chat dari Nathan yang memperbolehkan untuk mengungkap jati diri Liany sebenarnya. Setelah meeting selesai, para peserta yang masih penasaran bertanya pada Dian.

"Pak Dian, itu Big Boss ada apa ya sama Liany sekertaris magangnya itu. Bukankah Big Bos katanya sudah menikah?", tanya salah satu petinggi BOX Group.

"Liany itu istri sahnya Bos Nathan", ujar Dian.

"Ah yang benar pak? Masa si? Soalnya Liany masih suka sering makan di kantin kok sama kita-kita", ujar rekan yang lain.

"Saya teman kuliahnya juga ngga pernah dengar Liany sudah menikah", ujar Teddy.

Seorang team promosi langsung menuju layar proyektor dan setelah ia menyambung laptop nya dengan projektor, muncullah foto pernikahan Liany dan Nathan yang terjelas, saat Nathan dan Liany memamerkan buku pernikahan mereka berdua untuk dokumentasi keluarga.

Makin hebohlah ruang meeting itu. Saat ada yang akan memfoto, Dian langsung berujar, "Foto ini masih belum boleh tersebar di luar. Ini hanya untuk kalangan intern BOX Group dan ini merupakan salah satu rahasia yang harus dipegang pegawai BOX Group termasuk pegawai magang yang telah menandatangani perjanjian bahwa semua rahasia BOX Group tidak boleh dibocorkan kepada pihak lain karena kami bisa menuntut telah membocorkan informasi".

Semua yang akan mengambil foto langsung menurunkan lagi handphone mereka.

"Baiklah, meeting kita akhiri, saya akan melaporkan semua hasil meeting kepada Big Boss", ujar Dian lalu berjalan keluar dari ruang meeting.

Team promosi langsung kabur semua dari ruangan sebelum mereka di serbu untuk memperlihatkan semua foto pernikahan Nathan dan Liany.

Sementara di Rumah Sakit Liany memeluk Linda yang menangis karena Hendrawan tiba-tiba terserang stroke saat sedang melakukan meeting sehingga oleh sebagian petinggi LH Group dilarikan ke Rumah Sakit.

Pada saat kedatangan Liany dan Nathan, sempat mereka dihalangi beberapa orang yang tidak mengenal mereka namun dijelaskan oleh beberapa lagi yang masih ada hubungan saudara dengan Liany kalau Liany merupakan anak kandung Hendrawan dan Nathan adalah menantunya.