"Mami ... Papi ... Hati-hati sayang", ujar Nathan membimbing Liany dengan hati-hati sekali.
"Sudah deh jangan teriak-teriak. Sana kalau kamu mau masuk duluan. Biasa juga masuk duluan", sindir Liany.
"Iya ngga lagi deh sayang masuk duluan. Besok-besok bakalan nungguin kamu kok", ujar Nathan.
"Apa si Nathan pakai teriak-teriak", tegur Fanny, kakak perempuan Nathan yang sedang membaca Novelnya di ruang TV.
"Loh kak Fanny kapan datang? Mana kak Leo? Duduk disini dulu ya sayang", ujar Nathan sambil membimbing Liany duduk di dekat Fanny.
"Kenapa ni anak? Tumbenan sampai segitunya sama kamu Liany", tanya Fanny heran.
"Kak, aku sebentar lagi bakalan jadi bapak 2 bayi kembar. Aku cari mami dulu akh. Tunggu disini ya sayang", ujar Nathan lalu celingukan kemudian berjalan menuju ke kamar Wendy maminya.
"Hebat juga tuh anak. Kalian kejar target ya sampai langsung dapat 2 sekaligus", tanya Fanny.
"Ya dikasih 2 diterima dengan senang hati kak. Memang sudah rencana kami kak, setelah aku beres kuliah baru mau punya anak", ujar Liany tersenyum.
"Kamu sudah kelar kuliahnya? Sudah skripsi?", tanya Fanny.
"Syukur nya sudah kak, aku baru aja selesai ujian skripsi dan sudah dapat hasilnya juga hari ini", ujar Liany senang.
"Wah makan-makan dong Nathan sudah dapat 2 kabar gembira", goda Fanny saat melihat Nathan mendekat sambil menggandeng Wendy.
"Fanny kebiasaan deh malak adiknya terus. Mana sini mami lihat menantu kesayangan mami", ujar Wendy lalu duduk disebelah Liany lalu memeluknya erat.
"Makasih ya nak. Kamu memberikan kebahagiaan kepada anak mami yang keras kepala ini", ujar Wendy sambil memegang kedua pipi Liany.
"Terima kasih juga mami telah melahirkan seorang pria yang sangat aku cintai", jawab Liany yang membuat Nathan memerah mukanya.
"Hei kenapa kamu merah mukanya mendengar kata-kata Liany?", goda Fanny.
"Kak jarang loh dengar Liany bilang dia mencintaiku", jawab Nathan polos.
"Nathan ... isssssh menyebalkan deh", gerutu Liany.
Nathan langsung duduk disebelah Liany dan mencium pelipis istrinya sambil nyengir. Benny keluar dari ruang kerjanya.
"Tuh bener kan, papi sudah cium bau nya Nathan dari ruang kerja papi", ujarnya lalu duduk di dekat Fanny.
"Sampe segitunya si pi", dumel Nathan.
"Emang kamu jarang mandi Nathan makanya bau kamu menyebar ke seluruh rumah", ledek Fanny yang sekarang dipeluk Benny.
"Ada kabar apa nih, kayanya menggembirakan banget", kata Benny.
"Papi akan punya cucu segera. Liany istriku yang paling cantik sedang mengandung anakku Pi. Dua orang sekaligus lagi", ujar Nathan ceria.
"Benarkah? Wah beneran mesti dirayakan nih. Ayo kita makan diluar, papi yang traktir", ujar Benny gembira.
"Papi seharusnya Nathan yang traktir, dia yang Big Boss disini", ujar Fanny sewot.
"Idih kakak ngiri. Papi tuh lebih sayang aku daripada ke kakak", ledek Nathan.
"Iya tau. Memang papi dan mami sayangnya sama kamu doang", gerutu Fanny.
"Apa si Fanny, mami dan papi sayangnya sama kok ke kalian berdua karena hanya kalian berdua anak mami dan papi", ujar Wendy kemudian mendekati Fanny lalu merangkulnya erat.
"Kak Leo mana kak?", tanya Nathan.
"Ke Laut", ujar Fanny cuek.
Benny langsung memberikan kode dengan jari telunjuknya ditaruh dibibirnya menyuruh Nathan untuk diam. Nathan hanya mengangguk mengerti.
"Mereka sedang bertengkar lagi pastinya", bisik Nathan di telinga Liany karena ia tahu kalau istrinya tak mengerti. Liany hanya tersenyum mengerti.
"Ayo kita makan malam bersama di tempat biasa ya", ajak Benny.
Liany menoleh pada Nathan dan Nathan mengerti tatapan mata istrinya.
"Ada resto tempat langganan kami, kalau kami merayakan sesuatu, kami pasti pergi ke sana. Dijamin kamu suka makanannya, enak banget", ujar Nathan dan Liany hanya mengangguk mengerti.