Chapter 33

Seorang CEO perusahaan IT mempunyai anak diluar nikah, itu adalah judul sebuah artikel di situs sebuah gosip yang muncul di smartphone Liany saat ia sedang ingin mencari sesuatu hal.

Liany penasaran karena ia melihat kalau foto yang walaupun agak disamarkan itu foto Nathan suaminya. Liany membaca artikel itu dan dari ciri yang disebutkan, ia yakin betul kalau yang ditulis artikel itu adalah Nathan suaminya.

Nathan sedang keluar kota untuk perjalanan bisnisnya. Sebelum pergi, Nathan begitu khawatir meninggalkan Liany yang sedang hamil muda itu sendiri di rumah, jadi ia memaksa Liany tinggal di rumah papanya Hendrawan.

Linda yang melihat Liany termenung di sofa depan TV menghampiri nya.

"Kenapa sayang? Kok malah bengong?. Orang hamil pamali loh bengong", tanya Linda sambil merangkul Liany.

"Tante mama, ini beneran Nathan bukan ya?", tanya Liany pelan sambil menyodorkan smartphone nya.

Linda mengambil smartphone Liany lalu membaca artikel tersebut dan raut mukanya langsung berubah. Hendrawan yang baru keluar dari kamar menghampiri dan Linda menyodorkan smartphone Liany. Hendrawan terlihat sangat marah saat selesai membaca artikel tersebut.

"Kita tuntut situs ini, papa percaya Nathan tidak akan berbuat serendah ini" ujar Hendrawan.

"Kita lebih baik menghubungi Nathan dulu, tanya dia kebenaran masalah ini ya. Berpikir dengan tenang dan jangan terlalu gegabah mengambil tindakan selanjutnya, apalagi Liany sedang hamil. Tidak baik untuk kehamilannya", ujar Linda menasehati.

"Aku percaya Nathan tante mama. Aku yakin artikel ini pasti salah", ujar Liany tersenyum.

"Terima kasih sayang kamu percaya aku", ujar Nathan yang tiba-tiba muncul lalu memeluk Liany erat.

"Iiisssh kamu dari luar bukannya cuci tangan atau mandi dulu main peluk-peluk aku aja. Lepas akh", ujar Liany kesal.

"Maaf sayang. Habis tadi sepanjang perjalanan pulang aku bingung harus bagaimana menghadapi kamu kalau kamu marah lagi seperti dulu dan minta cerai lagi. Aku benar-benar belum siap hadapi ini", ujar Nathan pelan sambil melepaskan pelukannya.

Hendrawan dan Linda hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak dan menantunya.

"Maaf Boss, ini barangnya saya taruh di rumah Boss aja ya?", tanya Dian yang ternyata sedang berdiri tak jauh dari mereka.

"Kesinilah Dian. Duduk dulu", ujar Linda memanggil.

"Iya Dian duduk dulu sini, istirahat dulu. Pasti kamu disuruh ngebut kan sama Boss mu ini", ujar Liany sambil melirik Nathan yang memperhatikan Liany dengan sepenuh hati nya.

"Sayang beneran itu bukan aku. Aku tidak akan serendah itu untuk menjadi laki-laki tidak bertanggungjawab kalau aku telah berbuat", ujar Nathan tegas.

"Jadi kamu melakukan nya atau tidak?", tanya Liany ketus sambil menatap dalam mata Nathan. Semua yang ada di ruangan menatap ke arah Nathan menunggu jawaban.

"Tidak. Aku tidak pernah melakukan nya dengan orang lain selain kamu. Dengan kamu itu yang pertama dan akan selamanya melakukan itu hanya dengan kamu", ujar Nathan tegas.

"Saya jamin Liany, Boss ngga pernah dekat dengan perempuan manapun selain kamu. Boss selalu menjaga jarak dengan wanita lain. Kamu bisa lihat sendiri kan waktu kamu pernah magang jadi sekertaris Boss", ujar Dian membela Nathan.

"Ya aku percaya itu. Tapi Nathan, aku benar-benar percaya kamu sekarang ini, jangan pernah kamu khianati kepercayaan aku", ujar Liany tegas menatap Nathan.

"Demi apapun juga aku bersumpah kalau aku hanya akan selalu jujur terhadap istriku dan istriku seorang dan selamanya hanya kamu Liany", jawab Nathan tegas.

Linda dan Hendrawan terlihat puas dengan jawaban Nathan begitu juga Liany yang tampak tersenyum melihat ke arah Nathan.

"Aku mencintaimu seorang saja Liany, dari kecil, sekarang dan selamanya", ujar Nathan pelan sambil merangkul Liany.

Liany mengangguk mengerti namun tiba-tiba mukanya memucat dan ia menatap Nathan kesal lalu ia lari ke arah toilet dan dengan sukses nya dia mengeluarkan semua isi perutnya. Nathan langsung khawatir melihat istrinya seperti itu.

"Sayang kenapa? Kita ke rumah sakit ya? Kamu sakit?", tanya Nathan saat Liany keluar dari toilet.

"Nathan mending kamu mandi dulu deh, aku ngga tahan bau parfum kamu", ujar Liany dengan muka memucat sambil menutup hidungnya tidak mau mendekat dengan Nathan.

"Kenapa? Loh ini parfum yang biasa aku pakai kok", ujar Nathan sambil mengendus tubuhnya.

"Orang hamil muda itu wajar kalau nggak tahan bau parfum Nathan. Liany tadi pagi saja muntah juga mencium bau parfum Alex dan Papa. Untungnya Oskar tidak memakai parfum jadinya Liany hanya mau dekat Oskar", ujar Linda yang datang dengan segelas susu ditangan nya.

"Minum ini dulu ya biar perutmu jangan kosong. Susu ini untuk ibu hamil dan mengurangi rasa mual akibat hamil muda. Kamu makan apa? Langsung mama buat. Yang lain biar makan yang sudah dimasak si mba ya. Nathan kamu mandi dulu deh dan ganti baju ya", lanjut Linda.

"Iya ma. Maaf ya sayang. Aku mandi dulu deh langsung ganti baju", ujar Nathan lalu kemudian dia naik ke atas ke arah kamar Liany. Namun ditangga Nathan berhenti dan menatap Liany.

"Baju kamu dilemari. Aku sudah bawa ke sini semua. Sayang selama aku hamil, aku akan tinggal di rumah papa", ujar Liany mengerti tatapan mata Nathan. Nathan melihat ke arah Hendrawan seakan meminta ijin.

"Iya selama Liany hamil sampai melahirkan mungkin sampai anak kalian balita, kalian tinggal saja dulu disini biar Liany ada yang jaga kalau kamu kerja", ujar Hendrawan.

"Makasih ya pa, ma", ujar Nathan lalu setelah melihat Hendrawan mengangguk, Nathan kembali melanjutkan langkahnya naik ke lantai atas.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya pak, Bu", ujar Dian setelah melihat Nathan pergi.

"Makan malam disini dulu Dian, baru setelah itu pulang. Itu sudah disiapkan mama. Ngga boleh nolak rejeki", ujar Liany dan diangguki Hendrawan.

"Iya makan dulu Dian, baru pulang", ujar Hendrawan lalu bangun dan berjalan menuju ke meja makan.

Liany menghampiri Dian lalu menarik tangannya sebentar agar Dian mengikuti langkahnya. Mau ngga mau, Dian mengikuti langkah Liany lalu duduk di meja makan.

"Mama makan apa?", tanya Oskar diikuti Alex yang kembali dari taman belakang.

"Kesukaan kalian. Ayo makan dulu", ujar Linda.

"Aku ngga mau dekat kak Liany. Menyebalkan. Memangnya aku bau apa sampai tadi muntah-muntah di dekati aku. Kesel tau", ujar Alex sewot.

"Bukan sama kamu doang dia muntah-muntah, sama papa bahkan sama suaminya sendiri dia muntah-muntah juga", ujar Hendrawan ikutan sewot.

"Waduh sama kak Nathan juga dia muntah-muntah? Wah kak Nathan mesti tabah deh. Hai kak Dian?. Baru pulang tugas ya sama kak Nathan? Disuruh ngebut ya bawa mobilnya?", tanya Alex saat melihat Dian telah duduk.

"Justru tadi Boss yang bawa mobil. Di tol parah, si Boss ngebut sampai saya tutup mata sangking takutnya lihat Boss bawa mobil", ujar Dian.

"Serius nih? Emang kak Nathan pintar ngebut?", tanya Oskar penasaran.

"Si Boss dulu waktu masih kuliah sering ikut Relly di sirkuit resmi", ujar Dian menjelaskan.

"Sudah ayo makan dulu, nanti lagi ceritanya. Ayo makan yang banyak Dian", ujar Hendrawan sambil menyendok kan makanan ke piringnya.

Mereka akhirnya makan malam bersama setelah Nathan tak lama setelahnya ikut nimbrung bersama mereka.