Chapter 34

Esoknya berita gosip itu makin menjadi, makin banyak orang yang mengeluarkan pendapat mengenai CEO yang dimaksud.

Akhirnya jelas-jelas kemudian situs itu menyebut nama Nathan pada beritanya dan ini makin membuat Nathan dan Hendrawan serta Benny berang.

Hendrawan dan Benny bersatu membela anak mereka, mereka mengeluarkan statement akan menuntut siapapun yang ikut menyebarkan berita bohong itu.

Nathan dan team pengacaranya telah membuat laporan kepolisian mengenai berita fitnah itu.

Akhirnya di depan polisi, Nathan dengan team pengacaranya bertemu dengan redaksi dan team pengacara mereka beserta dengan perempuan yang mengaku dihamili oleh Nathan.

Diruangan khusus di kantor kepolisian, mereka bertemu untuk pertama kalinya. Perempuan itu berusia belasan tahun dan dengan perut membuncit duduk dengan tenangnya diantara para pengacara dan redaksi situs gosip.

Saat bertemu pandang dengan Nathan, tampak perempuan itu begitu terpesona dengan ketampanan Nathan dan sikapnya yang santun terhadap pihak kepolisian namun berbanding terbalik saat Nathan menatap para redaksi dan perempuan itu yang menunjukkan wajah dingin dan ketus.

Tiba-tiba Liany masuk ke dalam ruangan dengan didampingi Oskar adiknya. Nathan yang melihat langsung mendekati istrinya.

"Sayang lebih baik kamu tunggu di rumah, biar aku yang selesaikan ini dulu", ujar Nathan lembut. Perempuan itu begitu iri melihat perlakuan Nathan kepada Liany.

"Biarkan aku disini ya mendukung kamu", ujar Liany sambil mengelus pipi Nathan. Perempuan itu memandang sinis kepada Liany.

Acara klarifikasi itu akhirnya dibuka dengan disaksikan oleh para redaksi dan team pengacara.

Perempuan yang bernama Mariana itu menceritakan pertama mula bertemu dengan Nathan hingga pertemuan-pertemuan selanjutnya. Sempat Nathan membantah perkataan perempuan itu namun pihak dari redaksi makin senang dengan bantahan-bantahan Nathan.

Mariana terisak-isak saat ia menceritakan bagaimana dia memberikan keperawanannya kepada Nathan. Nathan menoleh ke arah istrinya dengan wajah khawatir namun ia justru melihat Liany malah tersenyum padanya.

Mariana memberikan bukti-bukti foto dirinya dengan Nathan dan fotocopy KTP Nathan yang ia klaim sempat akan dipakai untuk membuat surat nikah.

Saat foto itu diberikan, para polisi melihat bukti-bukti itu juga dan pengacara Nathan juga memperhatikan semua bukti itu. Liany kemudian membisikkan sesuatu pada Hendrawan dan Hendrawan kemudian meminta bukti itu untuk dipinjamkan sebentar kepada Liany.

"Sayang jangan ya. Biar dilihat team pengacara aku aja", ujar Nathan khawatir. Liany tetap mengambil foto-foto itu lalu menyerahkan nya pada Oskar yang kemudian memfoto ulang foto-foto itu.

Tak lama Oskar tampak sibuk dengan tab nya dan mengutak-atik tab nya. Pengacara situs gosip itu meminta kembali bukti tersebut untuk dikembalikan kepada polisi dan Liany mengembalikan foto tersebut setelah melihat senyum di wajah Oskar.

"Maaf kalau pihak yang tidak berkepentingan lebih baik dikeluarkan saja dari pertemuan ini", sindir pengacara situs gosip itu.

Liany langsung maju duduk disebelah Nathan setelah seorang pengacara mundur ke belakang saat Liany meminta.

"Justru saya yang sangat berkepentingan di ruangan ini pak pengacara terhormat. Saya adalah istri sah dari pihak tergugat", ujar Liany sinis. Mariana makin memandang sinis kepada Liany.

"Maaf pak polisi, boleh saya menanyakan beberapa hal pada pihak penggugat?", tanya Liany melihat kepada polisi.

"Silakan ibu Liany", ujar seorang polisi yang berpangkat tinggi.

"Saya mau menanyakan pada mba Mariana. Apakah kamu menyukai bersama dengan Nathan? Apakah Nathan bersikap lembut kepadamu?", tanya Liany.

Mariana melihat kearah para pengacaranya dan pengacaranya mengangguk membolehkan ia menjawab.

"Iya saya sangat menyukai bersama Nathan. Saya mencintainya dan dia mencintai saya", ujar Mariana.

"Mba Mariana ini kan hamil anak Nathan ya?", tanya Liany lagi.

"Iya, ini anak Nathan. Sama seperti mba yang hamil anak Nathan. Saya tau mba juga hamil anak Nathan", ujar Mariana.

"Wah hebat ya mba bisa tau saya hamil anak Nathan, tau dari mana?", tanya Liany.

"Nathan yang bilang. Dia bilang mba lagi hamil anaknya kembar", ujar Mariana tenang.

Liany melihat ke arah Nathan dan Nathan langsung menggeleng.

"Aku belum pernah bertemu dia sebelumnya sayang", bisik Nathan pelan dan Liany mengelus pipi Nathan tersenyum sehingga membuat Mariana terlihat kesal.

"Mba Mariana pernah tidur dengan Nathan berarti ya. Mba pernah melihat tanda lahir Nathan dong di pinggangnya. Ada di sebelah mana tanda lahir dia mba? Kalau mba pernah tidur dengan dia, mba pasti pernah melihatnya", ujar Liany tersenyum menatap tajam ke arah Mariana.

Nathan menatap istrinya namun kemudian dia menahan senyumnya saat ia melihat mata Liany yang melarangnya merubah ekspresi nya.

"Saya kurang begitu tahu dimana persisnya karena kalau kami melakukannya, Nathan mematikan lampunya. Tapi saya si pernah lihat sepertinya di sebelah kiri pinggangnya", ujar Mariana.

"Yakin mba sebelah kiri pinggang Nathan?", tanya Liany tersenyum.

"Saya agak lupa juga sih, entah sebelah kiri atau sebelah kanan pinggangnya mba", ujar Mariana mulai ragu-ragu. Para redaksi situs gosip dan pengacaranya melihat ke arah Mariana lalu kepada Liany.

"Maaf maksud ibu Liany apa ya? Apa hubungan antara klient saya dengan tanda lahir di tubuh pak Nathan?", tanya pengacara berusaha untuk menutupi keraguan Mariana.

Liany hanya tersenyum lalu ia menoleh ke arah Oskar yang telah memberikan jempol nya lalu tampak Oskar berbisik ke arah para pengacara Nathan yang kemudian terlihat sibuk melakukan sesuatu.

"Pak Polisi sebaiknya bapak bersiap untuk menangkap mereka semua karena pencemaran nama baik. Mba Mariana, siapa yang menyuruh mba berbohong untuk memfitnah Nathan?", tanya Liany ketus.

"Ibu Liany jaga ucapan ibu. Klien kami disini sebagai pihak korban", ujar pengacara team situs gosip berteriak.

"Pak pengacara yang terhormat, ngga perlu teriak-teriak. Asal bapak tau saja ya. Klien bapak itu pembohong besar. Nathan tidak punya tanda lahir di pinggang atau bagian tubuhnya yang manapun. Aku istrinya, aku tau setiap jengkal tubuh suami ku dan kalau klien ada bilang dia sudah beberapa kali tidur dengan suami ku, dia pasti tau hal yang sama dengan yang aku tau. Aku tadi berbohong bilang Nathan punya tanda lahir", bentak Liany tak kalah kerasnya.

Semua pengacara itu terdiam begitu juga situs gosip dan Mariana yang langsung memucat mendengar perkataan Liany. Para pengacara Nathan langsung memasangkan Tab Oskar disambungkan dengan proyektor yang ada di tengah ruangan.

"Pak polisi dan para pengacara semua. Silakan kalian lihat ini. Ini bukti foto yang tadi kalian sodorkan. Foto ini sudah kami check keaslian dengan aplikasi terbaru dari BOX Group. Lihat disini, ternyata foto ini adalah foto editan. Kalau mungkin tadi redaksi sekalian bilang itu bukan editan, aplikasi kalian itu aplikasi jadul dan bajakan. Ini silakan kalian lihat ini", ujar pengacara Nathan tak kalah tegasnya.

Seketika para pengacara situs gosip dan redaksi serta Mariana memucat wajah mereka setelah melihat proyeksi di layar. Bagaimana wajah Nathan yang berubah menjadi wajah pria lain dan kemudian ada beberapa foto tambahan yang menunjukkan Mariana sedang meminum minuman keras dan bekerja di bar sebagai PSK.

Para polisi langsung bertindak menangkap Mariana dan para redaksi situs gosip dan gantian para pengacara lebih memilih untuk menyelamatkan para redaksi situs gosip yang membayar mereka.

Nathan, Hendrawan, Benny dan Liany serta Oskar diperkenankan meninggalkan ruangan karena kemudian para pengacara yang gantian bertugas untuk menuntut semua yang telah merugikan Nathan.

Tak lama muncul di layar situs gosip itu permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada Nathan dan perjanjian tertulis antara redaksi dengan para pengacara Nathan.

Nathan merangkul tubuh Liany istrinya erat dan dalam hatinya ia berjanji tidak akan pernah sekalipun ia akan mengkhianati kekasihnya itu.

"Kak, aku pulang bareng papa ya. Aku mau ke LH Group dulu", ujar Oskar pamit.

"Jangan buat papa repot ya. Nanti kakak kasih tau tante mama kalau kamu ikut papa. Bye papa, Bye papi. Hari-hati ya dan terimakasih", ujar Liany.

Hendrawan memeluk Nathan bergantian dengan Benny lalu dia mencium kening putrinya begitu juga Benny mengelus lembut kepala menantu nya.

"Terima kasih ya nak", bisik Benny dan Liany mengangguk.

Akhirnya mereka berpencar menuju ke tujuan mereka masing-masing dengan hati yang sangat bahagia.