Bab 7

Kapan ia akan kembali atau ia memang tak akan kembali lagi?

Besok dan seterunya akankah ia memang tak akan lagi berada disini?

Aku kedatangan sepupuKu dari kota seberang, ia benama Tio, seorang guru dan sekaligus CEO perusahan termana, orang tua ku bekerja kepadanya, ia dulu adalah anak seorang pemulung dan termasuk keluarga ku juga seorang pemulung dulunya. namun kini ia sudah menjadi orang yang besar, usahanya dimana-mana bahkan ia juga masuk ke dunia pendidikan, dengan mendirikan rumah sekolah dari jenjang Tk, sampai Kuliah. membuat yayasan sendiri untuk mengatur segala tentang sekolah yang ia dirikan.

"Ada apa ya kak Tio repot-repot datang kemari?" tanyaku mempersilahkan dirinya untuk duduk, ia duduk dan tanpa diminta, aku bermaksud untuk membuatkan minum untuk dirinya.

"Kakak mau nikah bulan depan, jadi maksud kakak datang kesini iyalah bermaksud untuk mengundangMu?" Mendengar kabar bahagia darinya membuat aku senang, namun seketika kesenangan itu berubah jadi air mata kesedihan.

"Apakah ia tau lebih dalam tentang kakak?" tanya ku, sekejap kemudian menghapus air mataku.

"Apakah kodisi kakak semakin memburuk atau sebaliknya?" lagi-lagi aku bertanya kepada dirinya, dan seketika ia tertunduk lesu.

"Kakak rasa saat kakak akan pergi, ia mungkin akan menjadi penyendiri lagi, sifatnya sama persis sepertimu. Dia adalah murid disekolah kakak, dia cantik namanya adalah Ania Assandra, Tolong rahasiakan ini darinya, sebentar lagi ia akan kesini kakak sudah memberitahu alamatnya, tadi sih ia sedang memilih gaun pernikahan, karena ia yang begitu cerewet, jadinya kakak tinggalin dia disana, hehehe..." masih saja ia tertawa diatas penderitaan dirinya sendiri, "ting ting ting..." bunyi handphone ku, saat aku buka ternyata pesan Aliz, aku tak dapat membendung kebahagian dalam diriku, hingga sepupu ku mulai menaruh curiga kepada ki, "pacar?" tanya ia, namun aku jawab "bukan." aku pernah sih membaknya namun waktu itu ia tak mendengarkannya. "Sayang!" ucap seorang wanita, lalu memanggil nama sepupu ku didepan rumahku, "Masuklah, gak dikunci kok." jawab sepupuku dan lalu pergi kedepan, menjemput calon istirnya, mengajaknya masuk kedalam, aku diwaktu itu sangat terkejut melihat calon istrinya yang masih muda dan sangat cantik bak poto model kelas dunia, Aku pun melirik kearah sepupuku bertanya kepadanya lewat gerakan mata. "ting ting ting..." lagi-lagi suara handphone ku berbunyi, aliza mengabariku bahwa ia sedang dalam perjalanan menujuh rumahku, sontak kekagetan ku bertambah, belum sempat kaget melihat calon istri sepupuku yang super cantik, datang lagi aliz membawa kabar bahwa ia akan kerumahKu.

"Kakak, aku datang nih bawa oleh-oleh." ujar aliza, nyelonong masuk kerumah ku seperti biasanya, "HAH!" pekiknya karena terkejut bahwa aku sedang ada tamu, "aku pikir mobil yang ada diluar itu mobil Ibu kakak."

"terus kalau itu ibuku, kamu masih ingin seenaknya masuk kerumah orang seperti itu."

"Dasar aliza." ucapku sambil menepuk kedua keningku, lalu memperkenalkan dirinya kepada sepupuku dan calon istrinya.

"Maaf apa kamu masih SMA?" aku langsung menoleh ke aliza, membelalakan kedua bola mataku, kenapa ia bertanya seolah-olah ia tak memikirkan perasaan orang lain terlebih dahulu.

"He... iya, dulu Aku muridnya dan sekarang calon istrinya." Jawab Ania dengan agak berat mengatakannya.

"Kamu juga model ya?"

"Aliz..." ucapku menyuruhnya agar tak berbicara lagi.

"Bu-bukan, aku orang biasa kok." entah kenapa wanita ini begitu sabar meladeni pertanyaan aliza, bahkan aku dan sepupuku ku sudah merasa sangat tak nyaman dengan perkataannya.

"ya... aku pikir kodel, karena kamu sangat cantik, aku tak bohong. kamu taukan bahwa jarang sekali seorang wanita menyebut cantik kepada wanita lain." ujarnya lalu menyenderkan kepalanya ke bahuku, apa yang ia lakukan sih?