Suasana perpustakaan yang tenang dan damai selalu membuat Fathan berada nyaman di dalam sana.
Cowok itu tidak pernah bosan berada di perpustakaan, bahkan untuk waktu yang lama asalkan ada buku Sherlock Holmes kesukaannya menemani.
Hari ini ia senang karena sahabatnya tidak menggangu saat ia sedang asik membaca. Tapi–tumben sekali sahabatnya tidak menghampiri Fathan saat jam istirahat.
Kriett...
Perhatian Fathan teralihkan, saat mendengar suara pintu perpustakaan dibuka.
"Huhhh," cowok itu menghela nafas panjang, ia pikir itu adalah sahabatnya, ternyata hanya segerombolan gadis.
Fathan membenarkan letak kacamatanya yang sempat melorot, lalu memfokuskan diri untuk membaca buku lagi.
"Yaampun kak Fathan makin ganteng aja pake kacamata gitu!!"
"Duh, gue mau pingsan aja deh, gak kuat liatnya!!"
"Ya Tuhan ganteng banget!!"
Belum sempat ia membaca satu kalimat pun dibukunya, gerombolan gadis-gadis itu membuat Fathan mengalihkan perhatiannya lagi.
Para gadis-gadis itu terlihat senang Fathan melirik mereka, meski dengan tatapan tajam penuh intimidasi.
Saat Fathan hendak bersuara menegur gerombolan gadis-gadis itu, suara nada dering ponselnya berbunyi nyaring, membuat orang-orang melihat kearahnya.
Fathan berdecak saat orang-orang tertawa kecil karena suara ponselnya. Bagaimana tidak tertawa, lagu yang disetel manjadi nada dering adalah lagu berjudul This's love milik grup band asal Korea Selatan yang disebut Twice itu.
Kekesalan Fathan bertambah saat tahu siapa orang yang menelponnya. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya yang iseng mensetting lagu norak menjadi nada dering ponselnya.
Fathan bergegas keluar perpustakaan untuk mengangkat telepon agar tidak mengganggu orang-orang didalamnya.
"Pasti lo orangnya yah yang masang lagu norak jadi nada dering gue! Ngaku lo Fanya!!"
Bukannya mengucap salam atau mengatakan hello saat mengangkat telepon, Fathan justru marah-marah pada orang yang menelponnya.
"...."
"APA!" hebohnya saat mendengar cerita dari sahabatnya ditelepon.
"...."
"Jadi gue harus gimana?! Beli dikoperasi gitu?"
"...."
"Oke-oke, lo jangan panik. Jangan keluar-keluar sampai gue kesana."
Tutt!
Telepon dimatikan sepihak oleh Fathan, cowok itu lalu berlari secepat yang ia bisa untuk pergi ke koperasi.
"Mingir!!"
Orang-orang di koridor segera menepi ketika Fathan berteriak dari kejauhan sambil berlari.
"Eh itu Fathan kenapa lari-lari?"
"Iya yah ada apa? Dia keliatan panik."
Begitulah keributan orang-orang yang ia lewati di koridor, namun Fathan tidak terganggu sedikit pun ia tetap berlari.
Di persimpangan koridor Fathan disapa seseorang, orang itu melambaikan tangan dan meneriakkan namanya. Namun karena Fathan sedang terburu-buru jadilah sapaan itu ia abaikan, ia segera berbelok kiri ke arah koperasi.
"Hossh, hossh..."
Fathan mengatur napasnya saat sudah sampai di depan koperasi. Ia hanya tinggal masuk dan membeli barang yang sahabatnya butuhkan.
"Nak Fathan. Ada apa? Kamu habis lari?" tanya guru wanita penjaga koperasi sekolah.
Bukannya menjawab pertanyaan guru itu, Fathan justru melirik delapan gadis yang ada didalam dikoperasi juga.
"Nak Fathan? Kamu beneran gak papa?" tanya guru itu lagi, kali ini tampak panik karena wajah Fathan memucat.
Cowok itu akhirnya sadar dari lamunannya, setelah guru wanita itu menepuk pundaknya.
Sial, Fathan mendadak grogi begini gara-gara melihat delapan gadis yang ada dikoperasi juga.
"Jadi ada apa nak Fathan? Kamu mau beli apa?"
"Anu, itu Bu, ada gak? Emm—"
"Iya gimana Fathan?"
"Anu Bu itu, ada tidak Bu? Barang khusus buat perempuan."
Guru wanita itu mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
"Buat Fanya kan?"
"Iyalah Bu, masa buat saya!!" ucapnya kesal, sambil menerima barang yang ingin ia beli untuk sahabatnya.
Guru wanita itu terkekeh geli, lalu menyerahkan sebuah botol beling berisi minuman kunyit asem pada Fathan yang sedang menahan malu.
"Dari ibu, gak usah bayar. Fanya pasti suka ini, kamu harus pengertian sebagai cowok."
"Idihh, saya bukan cowoknya. Siapa juga yang mau sama dia. Saya beli ini karena kasian dan dia itu temen saya dari kecil. Ibu jangan salah paham gitu dong!"
"Jadi kamu bukan cowok?"
Fathan melotot, "saya cowok!"
Lagi-lagi guru wanita itu terkekeh geli, yang membuat Fathan memasang muka jengkelnya.
"Ya sudah sana! Fanya pasti nungguin kamu, jangan lupa dikasih minumannya. Jangan diminum kamu ya."
Fathan hanya mengangguk kecil dengan wajah malas, kemudian berlari lagi menuju toilet wanita yang tidak jauh dari koperasi itu.
"Fanya!!" teriaknya saat sudah sampai di depan toilet.
"Fathan! Iya gue disini! Masuk aja gak ada siapa-siapa kok!" jawab Fanya dari dalam bilik toilet.
"Heh lo gila ya! Gue laki, masa masuk toilet cewek, apa kata dunia nantinya!"
"Aduhh, tolonglah buat kali ini aja jangan ngomongin gender. Lo tega ngebiarin gue dengan keadaan kayak gini?"
Fathan gelagapan, karena tidak tega akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam toilet. Meski sebelum itu ia memastikan kondisi sekitar aman tidak ada orang.
"Lo dibilik mana?"
"Nomer dua dari pintu!"
Fathan lalu menyodorkan barang yang ia bawa dari bawah pintu bilik, Fanya langsung mengambilnya dan menyuruh sahabatnya untuk keluar.
"Thank youu, udah sana keluar entar ada yang liat lagi bisa-bisa kejantanan lo diraguin lagi."
"Eh sembarangan aja kalo ngomong! Kalo bukan karena lo, gue juga ogah masuk kesini."
"Iya-iya maaf dan terimakasih Fathan! Love you!"
Di depan toilet Fathan pura-pura muntah, jijik mendengar penuturan sahabatnya yang agak gila itu.
"Fanya awas ya lo urusan kita belum selesai! Gue tahu pasti lo kan yang bikin nada dering hp gue jadi norak gitu. Ngaku lo!"
"Upss! Ya maaf, soalnya gue suka lagunya cocok juga buat lo."
Hampir saja, Fathan ingin mengajak Fanya berkelahi setelah mendengar penuturan sahabatnya.
"Ya kalo lo suka, lo pasang di ponsel lo sendiri jangan di gue! Gara-gara lo, gue diketawain orang-orang."
Terkadang Fathan suka frustasi dan lelah mental menghadapi sahabatnya yang satu ini. Ada saja masalah yang gadis itu buat dan pasti akan membuat Fathan menderita.
"Ahahaha mampus lo! Gue emang sengaja!"
"Berantem yuk Fan!" ajak Fathan akhirnya meluapkan kekesalannya.
Kriett...
Pintu bilik toilet terbuka, gadis cantik bertubuh ramping keluar dari bilik itu.
"Payah, beraninya cuma sama cewek." Tutur gadis itu sambil berjalan ke arah Fathan.
"Eh gak tembus kan Than?" tanya gadis itu sambil berbalik badan.
Seketika Fathan jadi ingin menjahili gadis didepannya itu. "Yaampun Fan!"
"Eh beneran tembus kah?!" panik gadis itu.
Fathan tidak menjawab, cowok itu terus berakting yang membuat sahabatnya semakin panik.
"Serius? Aduh gimana dong!!"
Fanya lalu masuk kembali ke dalam toilet untuk memastikan perkataan Fathan benar atau tidak.
"Ahahaha!"
Suara tawa Fathan terdengar jelas di dalam toilet.
Fanya keluar dari toilet dengan wajah jengkel, gadis itu lalu memukuli bahu Fathan melampiaskan kekesalannya pada cowok itu.
"Aww sakit Fan! Maaf—ampunn!" ucap Fathan saat Fanya tidak berhenti-berhenti memukuli bahunya.
Sebenarnya tidak sakit, tapi Fathan takut tangannya akan keram setelah ini.
"Bercanda lo gak lucu bodoh!!" jawab Fanya setelah akhirnya berhenti memukuli Fathan.
"Lucu jeh, buktinya tadi gue katawa kan?"
Fanya berdecak kemudian melenggang pergi meninggalkan Fathan.
"Woi, tungguin dong! Kok gue ditinggal."
"Bodo amat! Lo ngeselin!"
.....