Mulai Berlatih

Keesokan harinya Ho Yon membawa Xiao Zhan menuju Lembah Kehancuran, tempat dimana dirinya sering berlatih dan menghabiskan banyak waktu.

"Dari ke 9 Akar Jiwa yang kau miliki, semuanya masih dalam keadaan tertutup, jadi untuk itu kau harus membukanya..."

Ho Yon menjelaskan jika setiap sekte yang berada di Benua Teratai Merah memiliki manual praktik tersendiri.

Namun 1000 tahun yang lalu, Ho Yon menemukan 3 manual praktik dengan kualitas terbaik. Yaitu Golden Immortal, Mystic Immortal dan Heavenly Immortal.

Semakin tinggi manual praktik yang di gunakan, maka akan semakin lancar pula jalan menuju keabadian serta memiliki kemurnian Qi diatas rata-rata.

Beberapa ratus tahun yang lalu manual praktik Golden Immortal berhasil di kuasai oleh puluhan kultivator yang saat ini menduduki puncak dunia kultivator.

Mereka menyebut dirinya dengan sebutan Sembilan Dewa Pedang, Tujuh Kaisar, dan Tiga Dewi Obat.

Ho Yon juga menambahkan jika dirinya hanya mampu menguasai manual praktik Mystic Immortal yang memiliki 9 tingkatan.

Sedangkan untuk Heavenly Immortal tidak ada yang berhasil menguasainya selama ribuan tahun, karena memang saat manual praktik yang di gunakan memiliki kekuatan yang besar maka manual tersebut akan sangat susah untuk di pelajari.

Kemudian Ho Yon memberikan sebuah gulungan kertas yang mengeluarkan cahaya emas.

Saat Xiao Zhan membuka gulungan kertas tersebut, tiba-tiba sebuah serbuk berwarna emas tak kasat mata menyembur keluar.

"Ahh, apa yang terjadi" kata Xiao Zhan sambil mengedipkan kedua matanya beberapa kali.

Ho Yon yang melihat itu menaikan salah satu alisnya, ia tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi sampai Xiao Zhan bereaksi seperti itu.

"Ada apa?" Tanyanya yang langsung mendapat gelengan kepala dari Xiao Zhan.

"Tidak, hanya saja seperti ada sesuatu yang masuk kedalam mata dan hidungku."

"Sesuatu seperti apa?"

"Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja"

Xiao Zhan kemudian mulai memahami manual praktik dengan tulisan yang sangat indah serta mengeluarkan cahaya keemasan tersebut.

Saat Xiao Zhan membalik gulungan kertas tersebut, terdapat sebuah pesan yang berbunyi.

'Ilmu pedang tertinggi adalah jika seseorang mampu membelah kapas yang melayang-layang tanpa mengubah arah gerak kapas tersebut. Ujian tertinggi bagi ahli pedang bukanlah baja ataupun batu karang, melainkan hanya sebuah kapas. Kekerasan yang telah mencapai puncaknya berubah menjadi kelembutan, kelembutan tak bisa dikalahkan oleh kekerasan.'

"Paman, apa maksud dari pesan yang berada di balik gulungan kertas ini." tanya Xiao Zhan yang sama sekali tidak di mengerti.

"Pesan? Dimana?"

Xiao Zhan kemudian memberikan gulungan kertas tersebut dan menunjukan isi pesan yang di maksud. Namun anehnya Ho Yon sama sekali tidak melihat adanya tulisan atau sebuah pesan yang baru saja di katakan oleh Xiao Zhan.

"Apa pesan yang di katakan di sana?"

Xiao Zhan lalu membaca ulang setiap kata yang berada di pesan tersebut.

Ho Yon yang baru menyadari sesuatu langsung kembali memberikan gulungan manual praktik itu dan mengatakan jika Xiao Zhan harus memahami dan mencerna setiap kata dan kalimat yang berada di isi pesan tersebut.

Xiao Zhan mengangguk pelan, kemudian ia berjalan kesebuah batu besar yang berada tidak jauh darinya. Ia kemudian duduk bersila dan mulai memejamkan kedua matanya.

Selama beberapa saat, tidak ada sesuatu yang terjadi. Hanya ada hembusan angin yang terus menerpa wajahnya, sesekali ia mendengar gesekan dedaunan kering yang berjatuhan dari rantingnya.

Berjam-jam telah berlalu, tetapi Xiao Zhan masih tidak merasakan perubahan apapun yang terjadi pada tubuhnya.

Hal itu membuatnya sedikit kebingungan, ia kemudian kembali membuka lembaran kertas tersebut, membaca ulang setiap kata yang tercatat di sana.

"Lebih sulit dari yang ku bayangkan." gumam Xiao Zhan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Setelah membaca berulang kali, Xiao Zhan kembali menutup mata dan mulai memfokuskan tubuh serta pikirannya.

Sedangkan Ho Yon masih asik bersandar di bawah pohon rindang sambil menatap lurus kearah Xiao Zhan.

Saat Ho Yon pertama kali menjadi seorang cultivator, dia membutuhkan waktu setidaknya 3 hari untuk berhasil menyerap Qi alam.

"Mungkin sesekali anak nakal itu harus di beri pelajaran." gumamnya sambil terkekeh geli.

Tetapi sesaat setelah Ho Yon selesai mengatakan itu, Xiao Zhan tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya, seperti luapan energi yang sangat besar.

Ho Yon yang melihat dengan mata dewa-nya terkejut bukan main ketika melihat Qi yang di miliki Xiao Zhan mempunyai 9 warna yang berbeda.

"Qi emas, bagaimana bisa?" katanya dengan mulut terbuka lebar.

Kemurnian Qi sendiri di bagi menjadi 5 warna yang berbeda, antara lain Merah, Hitam, Biru dan Hijau. Umumnya kultivator aliran hitam memiliki Qi berwarna hitam atau merah karena manual yang di pelajari, sedangkan kultivator aliran putih memiliki Qi berwarna Biru atau Hijau.

Namun ada satu lagi yang tidak banyak di ketahui oleh para kultivator, yaitu Qi Emas.

Qi Emas adalah yang paling langka, bahkan perbandingannya mencapai 10.000 jenius per 1 orang yang memilikinya.

Jelas Ho Yon sangat terkejut saat mengetahui jika Xiao Zhan memiliki Qi berwarna Emas, itu artinya Qi tersebut jauh lebih murni dari Qi miliknya.

"Paman, aku bisa merasakan sesuatu masuk kedalam tubuhku, rasanya hangat,dingin dan menenangkan! Apakah ini yang di namakan Qi?" tanya Xiao Zhan yang seketika menyadarkan Ho Yon dari rasa terkejutnya.

"Ah, iyah! Aku bisa merasakannya Zhan'er, selamat atas keberhasilan mu"

Ho Yon kemudian menjelaskan tentang dasar-dasar seni beladiri kepada Xiao Zhan, lalu ia mengayunkan tangannya, seketika sebuah pedang sudah berada di dalam genggamannya.

"Pedang adalah salah satu senjata yang paling umum di gunakan oleh kultivator, mungkin 70 persen kultivator menggunakan pedang sebagai senjatanya."

Ho Yon kemudian memberikan pedang tersebut kepada Xiao Zhan.

Pria sepuh berambut merah itu juga menambahkan jika sebuah pusaka dalam dunia cultivator di bagi dalam beberapa tingkatan.

Salah satunya adalah pedang yang berada di tangan Xiao Zhan yang memiliki kualitas bintang 2.

"Apakah benar pedang ini setajam yang terlihat?" tanya polos Xiao Zhan. bocah laki-laki itu kemudian mengayunkan pedang tersebut kesebuah pohon yang seketika dari pedang itu tercipta gelombang angin berwarna biru.

Dalam sekali tarikan nafas, gelombang angin tersebut mengenai pohon besar yang berada tidak jauh dari hadapan Xiao Zhan dan Ho Yon.

"DUARRRRRRR"

Sebuah ledakan pun terjadi yang membuat Xiao Zhan mundur beberapa langkah.

"Bagaimana bisa? Bukankah aku hanya mengayunkannya dengan pelan."

Ho Yon yang mendengar perkataan polos itu terbatuk pelan, "Jangan main-main Zhan'er."

"Maafkan aku paman."

"Hm, Zhan'er perhatikan baik-baik setiap langkah dan gerakan yang akan paman perlihatkan."

Ho Yon mulai memasang kuda-kuda, "Paman akan menunjukan salah satu teknik pedang yang bernama Empat Mata Angin."

Ho Yon mulai melakukan gerakan-gerakan yang terlihat sangat menakjubkan, pedang yang berada di dalam genggamannya terus bergerak dengan lincah, mengikuti setiap ayunan yang di lakukan oleh pria paru baya tersebut.

Setelah selesai memperagakan, Ho Yon meminta Xiao Zhan untuk mengulanginya.

Xiao Zhan mulai memasang kuda-kuda, kemudian ia mulai memperagakan setiap gerakan yang baru saja di contohkan oleh Ho Yon.

Ho Yon yang melihat hal itu menaikan salah satu alisnya saat menyadari jika ada beberapa gerakan yang salah di lakukan oleh Xiao Zhan.

Namun belum sempat ia mengatakan sesuatu tiba-tiba sebuah energi pedang tercipta dari setiap ayunan pedang yang di lakukan oleh Xiao Zhan.

Energi pedang tersebut melesat dengan kecepatan penuh hingga menghantam sebuah batu batu besar.

"DUARRRRRRR"

Ledakan pun kembali terjadi, Ho Yon yang melihat hal tersebut terdiam membisu.