Benua Teratai Merah

"Bagaimana kau melakukannya?" tanya Ho Yon.

"Entahlah, aku juga tidak mengetahuinya, saat pertama kali melihat teknik Empat Mata Angin, entah kenapa aku bisa melihat jika ada beberapa gerakan yang kurang sempurna."

Ho Yon yang mendengar hal itu ingin muntah darah, bagaimana bisa seorang bocah laki-laki yang baru pertama kali memegang pedang dapat dengan mudah melihat kesalahan dan kekurangan pada sebuah teknik pedang.

Terlebih lagi, Xiao Zhan hanya melihatnya dalam sekali pandang.

"Zhan'er sebenarnya teknik Empat Mata Angin adalah salah satu teknik terbaik yang di miliki oleh salah satu sekte besar di Benua Teratai Merah..."

Ho Yon menambahkan jika ia pertama kali mempelajari teknik tersebut saat dirinya tidak sengaja melihat salah satu muridnya menggunakannya pada sebuah turnamen ratusan tahu lalu.

Menurutnya teknik Empat Mata Angin adalah sebuah teknik pedang yang mengandalkan ketajaman serta kelenturan sang pemakai, terlihat biasa, namun sebenarnya teknik tersebut memiliki daya magnet yang sangat kuat, hanya saja mereka belum bisa menyempurnakannya.

"Dan kau telah menyempurnakan teknik tersebut hanya dalam sekali lihat, sungguh sulit di percaya."

Xiao Zhan tersenyum canggung, "Paman terlalu memuji, aku hanya melakukannya atas dasar ke tidak sengajaan."

Ho Yon yang merasa jika Xiao Zhan memiliki bakat pedang, kemudian memberikan beberapa gulungan kertas lainnya, "Ini semua adalah teknik pedang dari sekte-sekte kuat Benua Teratai Merah. Paman ingin mengetahui sampai dimana batas kemampuanmu itu."

Xiao Zhan mengangguk pelan, ia kemudian mengambil semua gulungan kertas tersebut dan mulai mempelajarinya.

"Paman, selagi aku mempelajari semua teknik-teknik ini, bisakah paman menjelaskan lebih banyak tentang dunia kultivator Benua Teratai Merah?" pinta Xiao Zhan.

"Tentu! Bagaimana jika dimulai dari ke 12 sekte terkuat."

Ho Yon kemudian mulai menjelaskan jika sekte di bagi dalam 5 kategori, yang terlemah adalah sekte bintang 1, biasanya sekte bintang 1 hanya memiliki 5 Kultivator Langit, 20 Kultivator Bumi, 100 Kultivator Raja.

Sedangkan sekte menengah atau sekte bintang 2 dan 3 setidaknya harus memiliki 5 Kultivator Suci, 100 Kultivator Langit, 200 Kultivator Bumi, 300 Kultivator Raja, tapi biasanya ada beberapa sekte bintang 2 dan 3 yang memiliki Kultivator Surga.

Dan yang terakhir sekte besar atau sekte bintang 4 dan 5, biasanya mereka memiliki lebih dari 50 Kultivator Surga, 300 Kultivator Suci dan ribuan Kultivator Langit, Bumi dan Raja.

Di Benua Teratai Merah sendiri terdapat 100 lebih sekte besar, namun hanya 12 diantaranya yang masuk dalam sekte bintang 5. Sekte besar biasanya memiliki paling sedikit 10 kultivator yang berada di puncak kekuatan.

Tentu ke 12 sekte bintang 5 tersebut berasal dari 3 aliran yang berbeda, misalnya dari aliran hitam ada Sekte Kalajengking Merah, Sekte Bulan Darah, Kastil Iblis Neraka dan Sekte Gunung Kematian.

Lalu dari aliran netral ada Paviliun Harta Feniks, Istana Sembilan Surga dan Pulau Es Utara.

Sedangkan dari aliran putih ada sekte Bulan Pelangi, Sekte Pedang Langit, Kuil Cahaya Suci, Istana Sembilan Naga dan Sekte Pulau Teratai.

"Paman, apa yang membedakan sekte kecil,menengah dan besar?" Tanya Xiao Zhan yang sedang asik mengayunkan pedangnya membentuk sebuah pola.

"Tentu saja kekuatan,sumber daya dan masih banyak lainnya."

"Paman pernah mengatakan jika dalam dunia kultivator pasti selalu ada peperangan? Kenapa mereka berperang dan membunuh satu sama lain, bukankah itu sama saja merugikan kedua belah pihak."

Sejak Ho Yon memulai ceritanya, Xiao Zhan terus memikirkan apa penyebab dari peperangan tersebut, namun ia sama sekali tidak menemukan jawabannya.

"Ada banyak penyebab terjadinya peperangan, salah satunya adalah sumber daya..."

Ho Yon kembali menjelaskan jika sumber daya adalah hal yang sangat di perebutkan oleh para cultivator, mereka akan melakukan apapun demi mendapatkan banyak sumber daya, walaupun itu harus mengorbankan 1000 nyawa sekalipun.

Tidak hanya sumber daya yang memicu peperangan, perebutan wilayah dan kekuatan juga menjadi alasan utama para kultivator melakukan peperangan.

Ho Yon kemudian mengeluarkan buah berbentuk apel namun berwarna silver, "Ini adalah Apel Perak, buah ini mengandung Qi yang cukup besar. Sekali saja kau memakannya maka tingkat praktik mu akan meningkat dengan tajam."

Mendengar hal itu Xiao Zhan menghentikan latihannya, ia kemudian mengambil apel berwarna silver tersebut dari tangan Ho Yon.

Hanya dalam beberapa gigitan, buah itu langsung habis tak tersisa. Seketika Xiao Zhan merasakan jika tubuhnya di penuhi dengan aliran Qi yang cukup besar.

Dengan cepat ia duduk bersila dan mulai memejamkan matanya, menyerap luapan Qi tersebut untuk di arahkan ke 9 akar jiwanya.

Sekitar 15 menit kemudian, Xiao Zhan bisa merasakan jika kekuatannya naik beberapa kali lipat.

Ho Yon yang melihat itu tersenyum puas, "Kau tak henti-hentinya mengejutkanku Zhan'er, dalam sekali coba kau mampu menyerah habis Qi yang terkandung dalam Apel Perak."

"Paman terlalu memuji..."

Pria paru baya berambut merah itu melanjutkan penjelasan tentang dunia kultivator Benua Teratai Merah.

Di mulai dari Kultivator Sembilan Dewa Pedang yang di percaya jika seseorang yang menyandang gelar tersebut memiliki pemahaman ilmu pedang yang amat tinggi.

Kultivator yang menyandang gelar tersebut hanya berasal dari aliran putih dan netral

Lalu ada Tujuh Raja Malam yang berasal dari aliran hitam, ketujuh kultivator yang mendapat gelar tersebut adalah jagoan terkuat di seluruh wilayah aliran hitam.

Ho Yon tidak membahas semuanya secara rinci, karena memang ada beberapa kultivator yang gugur dalam perangan besar yang terjadi 10 tahun lalu.

"Kau teruskan latihanmu, paman ingin kembali kekota. Ada beberapa urusan yang harus paman selesaikan."

Xian Zhan mengangguk pelan, secara perlahan tubuh Ho Yon melayang ke udara, sampai akhirnya pria paru baya itu menghilang tertutup dedaunan yang lebat.

Sepeninggalan Ho Yon, Xiao Zhan kembali melanjutkan latihannya.

****

Sedangkan jauh dari Lembah Kehancuran, terlihat seorang wanita cantik yang terlihat berusia 30 tahun tengah melamun sambil menatap kearah matahari yang mulai tenggelam.

"Sudah 10 tahun aku mencari dan menunggumu, apa kau tidak merindukanku?" Gumamnya pelan.

Wanita berparas cantik itu terus menghela nafas dari waktu kewaktu.

"Guru Ling, apa yang sedang kau lakukan disini." tanya sebuah suara yang seketika membuyarkan lamunan wanita paru baya tersebut.

"Feng'er, anak nakal, bisakah kau tidak mengejutkan Guru."

Bocah laki-laki berwajah tampan itu tersenyum malu, "Maafkan aku Guru, hanya saja setiap kali melihat Guru berada disini dan terus memandangi matahari yang hampir tenggelam, membuatku terus memikirkannya."

Mendengar perkataan polos yang di layangkan oleh muridnya itu membuat Ling Yi merasa gemas sendiri.

Di usianya yang baru menginjak 12 tahun, Fangying menunjukan bakat luar biasa. tingkat praktiknya saat ini berada di Cultivator Dasar 6, jelas hal tersebut membuat seluruh anggota sekte merasa antusias.

Tidak hanya memiliki wajah tampan, Fangying juga memiliki kepribadian yang riang dan hangat hingga membuatnya mampu dengan mudah berbaur dengan orang-orang di sekitarnya.