Kemudian suasana cangung saat saya dan bos saya berada dalam mobil.
"Kamu sebenarnya kenal sama dia?" Kata Bos ku padaku. "Tidak pak saya tidak mengenalnya hanya saya sedang tidak enak badan saja pak makanya saya diam saja. Pak saya mau tanya bagaimana kerja sama bapak dengannya? Apakah sebab saya bapak mencancel pertemuan ini. Kerja sama ini penting pak bagi perusahaan dan perusahaan mereka pun susah untuk di ajak bekerja sama dengan perusahaan lain. Kenapa bapak bisa mensia-siakan upaya bapak" Kata saya panjang lebar pada bos saya.
"Kamu ini jujur saja dengan saya apakah kamu sama dia saling kenal?" Tanya Bos saya kembali.
"Pak bukannya seharusnya bapak menjawab pertanyaan saya?" Balasku kembali.
"Kamu harus menjawab pertanyaan saya dulu baru saya akan membalas kembali pertanyaan kamu. Saya tidak suka kalau saya bertanya pada orang itu juga mengajukan pertanyaan. Lebih baik kamu jawab saja" Balas Bos saya dengan ekspresi yang begitu tidak bisa saya baca (bisa di katakan tidak tahu suasana hati bos).
"Baik pak saya jujur sebenarnya dia itu mantan saya." Jawab saya (Puri).
"Kenapa tadi saya bertanya kamu berbohong apakah kamu sudah kebohongan?" Kata Bos dengan Marah kepada saya (Puri).
"Tapi pak walaupun saya kasih tau pada bapak dia mantan saya atau bukan itu adalah urusan pribadi saya pak" Balas saya kembali dengan marah dan kenal.
Yah kenapa tidak marah dan kesal dibuat oleh bos yang terus menerus bertanya dan ingin mengetahui diriku padahal saya tidak suka ditanya dengan pertanyaan seperti itu.
"Apakah Bos tidak bisa bertanya masalah sektretarisnya?" Kata Bos dengan memelankan nada suara yang dari marah dan kesal bercampur keras itu.
"Tidak salah pak tapi memang saya tidak suka di tanya dengan pertanyaan yang menurut saya itu tidak penting" Kata saya (Puri).
"Baik saya tahu kamu memang tidak mau ditanya dengan pertanyaan yang menurut kamu tidak penting tetapi bagi saya itu penting" Balas kembali Bos dengan menatap wajah Puri.
Puri atau saya yang di pandang pun berkata "Pak sebaiknya kita pulang saja" mengalihkan topik pembicaraan.
"Apakah dia menyakiti dirimu sehingga kamu menjadi dingin dan cuek terhadap semua orang terutama laki laki" Tanya Bos saya kembali kepada saya.
"Pak sebaiknya kita pulang saja jika bapak tidak mau pulang bareng saya, saya bisa sendirian pulangnya" Jawab saya (Puri).