Ternyata Klien Itu Kamu

Sampailah kami ditempat itu. "Apa dengan bapak mito?" dengan bertanya tetapi pandangan saya berubah seketika setelah menyadari bahwa itu lah dia. Yah dia yang menyakiti saya dengan cara berselingkuh dengan sahabat saya. Begitu sakit. Tapi saat ini saya harus mengerjakan tugas saya bisa dibilang harus profesional dalam bekerja. "Iya, saya" dijawab dengan cepat oleh dia. Tetapi seperti nya dia tidak mengenal perempuan ini. "Ini bos saya" memperkenalkan bos saya. "Nama bos saya Gu Yahzan" memperkenalkan bos saya. Setelah saya perkenalkan bos saya, mereka saling berjaba tangan. "Gu Yahzan" kata Gu Yahzan. Disambung dengan perkenalan dia "Mito". Lalu kami pun duduk berbicara mengenai pekerjaaan. Setelah siap kami bertiga pun makan, lalu kami pulang. Saya pun berbicara dalam hati "Ternyata dia sudah melupakan saya. Kenapa dulu saya bisa mencintainya, bodoh kali aku bisa bisanya cinta sama dia. Dasar bodoh. Dia itu sudah lupa sama kamu seharusnya kamu harus melupakan dia tahu" dengan wajah sedih dan putus asa sekaligus bertanya tanya kenapa saya dulu bisa mencintai dia, tetapi sikap dan tingkah saya tidak saya tunjukkan didepan bos saya. "Pak sebaiknya kita pulang" dengan berkata seperti itu dengan wajah yang tidak bisa diajak kerja sama. "Bukannya saya sudah bilang sama kamu kalau kamu akan temani saya setelah siap dengan tugas ini" dengan suara tegasnya dan dinginnya. "Maaf pak, baik pak". Laki laki itu yah bos itu pun agak bingung dengan wajah ku yang tiba tiba berubah. Walaupun begitu dia tetap tegas samaku. Dia pun bertanya "Kamu kenal dengan dia?". "Tidak pak, saya hanya tiba tiba kurang enak badan saja" keluhku dengan kebohongan. "Baiklah, hari ini kita cancel pertemuannya. Sekarang kita pulang. Pak Do kita pulang tetapi kerumah sekretaris ku dulu, saya tidak mau dia kenapa kenapa bisa bisa saya rugi kalau saya kehilangan sekretaris yang seperti ini, dan kamu jangan menolak. Oh ya satu lagi. Kamu jangan pernah mengulangi kesalahan seperti ini. Kamu harus profesional. Mengerti." Gu Yahzan berkata seperti ini dengan tegas kepada supirnya juga Puri dan itu membuat Puri yaitu saya menjadi bingung sekaligus takut karena ekspresi dan suasananya yang berbeda seperti biasanya. Walau keinginan Puri dituruti oleh bosnya yaitu Gu Yahzan tetapi itu tidak luput dengan kata kata yang pahit yang diucapkan dengan tegas dan wajah yang dingin. "Baik pak" menjawab dengan wajah yang menunduk dan takut jika dia berkata satu katapun itu akan membuat jalan pikiran bosnya bisa berubah.