DWP 2022

Pengalaman yang mungkin sangat cepat berlalu, tetapi ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan saya pribadi. Diwaktu itu saya hanya kangen dengan suasana yang ada dijakarta, dan kebetulan ada event besar yang sedang diselenggarakan disana yaitu DWP. Acara musik elektro yang mengundang berbagai Artis dari luar negeri dan sangat menginspirasi saya untuk datang keacara tersebut karena itu merupakan cita - cita saya dari masa SMA.

Acara tersebut diselenggarakan selama 3 hari dan sayapun merencanakan perjalanan itu sendirian tanpa seorang temanpun untuk pergi ke Jakarta. Ternyata jakarta masih sama seperti yang saya datangi ketika semasa waktu SMP. Semua warganya sangatlah ramah. Saya menyukai kulture yang ada disana karena memang orang tua saya juga dilahirkan dikota itu.

Pada waktu sore hari ketika itu saya masih membantu om saya dengan pekerjaan yang tidak terlalu berat ketika itu yaitu mengangkut sejumlah motor yang akan diberikan kepada seluruh RT yang ada dikota kami. Sayapun ikut membantunya sampai maghrib.

Dengan wajah yang sangat kelelahan ketika itu, saya masih tidak bisa tidur hingga malam hari karena saya telah memesan taksi yang telah saya pesan sebelumnya untuk mengantarkan saya kebandara pada pukul 12 malam. Saat taksi itupun datang, saya langsung bergegas untuk menaiki taksi tersebut. Hingga tiba di bandara sepinggan balikpapan pada pukul 6 subuh yang sesuai dengan jam keberangkatan saya ke jakarta.

Saya duduk disamping ibu - ibu yang membawa seorang bayi yang disepanjang perjalanan selalu menangis dan kemudian ada seseorang yang duduk dibelakang saya memberikan anak itu sebuah permen yang berusaha menghibur anak itu agar tidak menangis lagi. Tetapi tetap saja bayi itu masih rewel kepada ibunya. Disitu saya teringat oleh ibu saya sendiri ketika saya juga masih kecil dan digendong seperti itu.

Ya saya lupa bagaimana rasanya menjadi seorang bayi yang saat tidak tau harus berbuat apa, ia hanya bisa menangis kepada ibunya. Jika bisa dikatakan saya sangat - sangat mencintai ibu saya sendiri. Entah bagaimana keadaan nya sekarang, saya selalu mencintainya. Semoga ibu sayapun diberikan umur yang panjang agar saya juga bisa terus membahagiakannya.

Sesampainya dibandara jakarta, saya melihat kesibukan bandara yang tiada henti sepanjang memasuki bandara itu. Disana kami disambut dengan begitu ramah oleh petugas bandara dan semua yang ada dibandara, Saya suka dengan suasana yang ada dibandara soekarno hatta.

Jam 12 siang saya langsung beristirahat dihotel, ya bisa dibilang waktu itu sangatlah cepat. Dan kemudian pada waktu sore hari saya langsung pergi ke tempat acara DWP itu diselenggarakan menggunakan gojek, setibanya disana hujan turun sangat deras. Tetapi sang driver gojek telah berbaik hati untuk memakai jas hujan ketika hujan turun. Setibanya saya disana, sayapun harus menukarkan E-Ticket yang saya punya dengan gelang yang akan digunakan ketika konser telah dimulai. Setelah menukarkan tiket itu sayapun kembali kehotel untuk beristirahat.

Keesokan harinya sayapun bersiap - siap untuk menonton konser itu dari pukul 3 sore. Disana saya melihat begitu banyak orang dari berbagai latar belakang, ada yang dari luar negeri. Ya, saya juga berasal jauh dari jakarta yaitu dari kalimantan timur, tempat dimana saya dilahirkan dan dibesarkan :)

Meskipun acara dimulai pada pukul 6 sore, saya tidak ingin terlambat untuk menyaksikan konser tersebut karena jika datang setelah pukul 6 sore maka sayapun harus menggigit jari karena tidak diperbolehkan masuk ke acara konser tersebut. Disitu saya belajar bagaimana kita seharusnya menghargai waktu kita dengan baik.

Didalam keramaian saya hanya mempunyai teman yaitu diri saya sendiri ditengah kerumunan namun saya tetap merasakan kesepian padahal disana sangatlah ramai dengan hirup pikuk orang yang berlalu lalang dihadapan saya.

Didalam venue saya ditawarkan rokok oleh seorang wanita, ia adalah seorang SPG yang bekerja disana. Dan kemudian sayapun tak bisa menolak tawarannya untuk membeli rokok itu, kemudian sayapun menscan barcode untuk membeli rokok itu. Disana juga saya melihat dengan dekat bagaimana DJ Una tampil dengan pakaian putih dengan ciri khasnya dalam membawakan musik elektronya. Disana semua orang sangat terhibur dengan penampilan dan musik yang dibawakan oleh DJ Una. Hal yang mungkin sekali seumur hidup yang mungkin saya bisa saya rasakan pada saat itu.

Kemudian saya pergi untuk membeli makanan dan minuman untuk sekedar menghilangkan rasa lapar dan dahaga yang ada didalam perut. Dengan makanan khas korea dan sebotol air putih sudah membuat perut saya kenyang pada saat itu. Dan duduk diantara orang - orang yang mungkin memiliki berbagai pengalaman disana.

Sayapun melihat seorang pemuda yang sangat mabuk berat dengan 2 orang teman yang mendampinginya. Meskipun saya sendiri pergi keacara seperti itu, saya tak memilih untuk membeli minuman yang membuat saya mabuk seperti pemuda itu. Tapi mungkin ada hal lain yang membuatnya memilih untuk mabuk seperti saat itu. Saya hanya bisa melihatnya disamping saya dan kemudian setelah selesai dengan makanan saya, lalu saya pergi kedepan lagi untuk menikmati acara musik selanjutnya.

Disana saya berdiri disamping orang berwarga negara singapura, mengapa saya tau bahwa dia berasal dari singapura? ya, karna ia membawa bendera singapura dibelakang punggungnya. Ia menawarkan minuman kepadaku dan sayapun menolaknya karna sayapun telah membeli minuman air putih sebelumnya.

Lalu saya melihat jam untuk segera pergi dari acara konser tersebut pada jam 09:00 dan pada saat diluar, orang - orang berkerumun kepadaku untuk membeli gelang yang ku miliki. Ya, mereka ingin membeli dengan harga yang murah dariku tapi saya sendiri tidak berniat untuk menjual gelang itu kepada siapapun.

Karna saya ingin kembali pulang dengan membawa gelang itu, saat saya diluar saya membeli nasi goreng untuk dibawa kehotel. Dan disitu saya berbicara dengan dua orang yang berasal dari Malaysia, dan mereka berdua memberikan sedikit motivasi untukku yaitu mereka berdua mengatakan bahwa "Duitmu Kureng Ya". Ya emang betul sih, duitku emang kureng. lalu setelah itu mereka berdua pergi dan meninggalkanku sendirian. Tak ada emosi yang timbul didalam hati saat itu karna Saya harus memang menerima kenyataan itu.

Setelah itu saya memutuskan untuk kembali kehotel dengan menggunakan gojek, pada malam hari saya masih tidak bisa tidur didalam kamar, menonton televisi dan kemudian telfon berdering dan itu berasal dari om saya sendiri. Ia mengatakan bahwa "Jangan sampai ketinggalan pesawat besok", saya mengatakan iya. Padahal itu juga yang saya takutkan jika saja pada keesokan harinya saya ketinggalan pesawat.

Pada malam hari tiba - tiba saya mengambil keputusan yang salah, yaitu mentransfer uang dari Digital ke Bank pribadi milik saya dan kemudian setelah itu tak memegang uang sama sekali karna uang saya telah berada di Bank. Pada saat itu saya langsung Check Out dari hotel dan di luar ada seorang gojek. Saya memintanya untuk mengantarkan ke ATM terdekat, tetapi pada saat diperjalanan. Saya berfikir bahwa tidak semua orang disini baik. Mungkin saja pada saat Di ATM duit saya akan dirampas oleh seseorang. Pikiran itu sekelibat muncul dipikiranku dan langsung mengatakan kepada driver gojek itu untuk membatalkan untuk pergi ke ATM terdekat. Kemudian saya langsung turun dan berjalan kaki kembali tanpa membawa uang sepeserpun didalam kantong.

Setelah berjalan jauh dari hotel semula, saya melihat disana ada seorang Satpam yang sedang berjaga disana. Dan kemudian saya mendatanginya, hanya sekedar menumpang untuk sampai pada pagi hari. Kemudian ia membantu saya untuk memberikan Hotspot agar saya dapat menghubungi Taksi yang akan datang Esok hari pada pukul 06.00.

Disana saya seperti orang yang kebingungan tanpa arah sendirian. Ya seperti bisa dikatakan seperti orang hilang dipadang pasir yang cukup luas. Beberapa jam berlalu, banyak suara motor berlalu lalang, kota jakarta tidak pernah tidur dimalam hari. Sekejap kemudian ambulan lewat, disitu jantung berdeguk dengan kencang. Apa yang sedang terjadi diluar sana. Satpam itu bercerita denganku. Ia mengatakan bahwa "hati - hati disini, takutnya kamu nanti jadi korban salah sasaran dari orang - orang yang sering tawuran disini" katanya.

Guapun mengikuti perkataan Satpam itu dan kemudian saya disuruh beristirahat disamping pos yang ia jaga. Sampai tiba diwaktu pagi hari pada pukul 5 subuh Taksi yang akan mengantarkan saya kebandarapun datang dan ia langsung mengantarkan saya kebandara. Dan ternyata saya kepagian datang kebandara, menunggu lagi sampai jam keberangkatan saya tiba. Disitu saya melihat dua orang dewasa kebingungan karna telah ketinggalan pesawat yang ia tunggu - tunggu, saya melihat sendiri bahwa sebelumnya mereka berdua tertidur saat jam keberangkatan itu tiba dan mereka berdua dengan asiknya mendengar lagu yang ada di smartphonenya.

Entah bagaimana nasib kedua orang itu selanjutnya, saya pun melihat seorang nenek yang kebingungan juga saat dibandara. Dan sayapun tidak tau harus berbuat apa untuknya karna saya sendiri bukan sebagai petugas dibandara yang bertanggung jawab dengan semua penumpang yang ada disana.

Saat perut saya mulai keroncongan ada seseorang yang membelikan saya sebotol air minum dan roti. Entah mengapa ia begitu perhatian denganku, ia mengatakan bahwa ia juga ingin kekalimantan karna ia sudah dipindahkan tugas ke kalimantan. Ternyata kami memang satu pesawat. Dia bercerita panjang lebar dan disitu saya berusaha mendengarkannya dengan baik tanpa memotong sedikitpun pembicaraannya.