Part 2

Sehelai daun oak jatuh tepat di wajah Olivia membuatnya siuman. Matanya menyorot ke arah sekitar dengan sedikit kewaspadaan. Disini begitu banyak pohon oak dengan batang yang besar-besar.

Olivia bangkit berdiri dan mulai menyadari bahwa dia tengah berada di sebuah hutan lebat yang dipenuhi pohon oak. Beberapa pertanyaan mulai muncul di benaknya.

"Apakah ini salah satu hutan di dimensi Crypan? Lalu, di manakah pria berbadan gemuk tadi?" Tanyanya sambil melihat ke angkasa.

Tidak ada yang dapat ditemukan Olivia di hutan ini selain pohon-pohon oak yang besar dan tinggi serta sesekali suara kicauan burung di angkasa. Dia seperti tersesat di sebuah dunia yang dipenuhi pohon-pohon raksasa. Lebih buruk lagi, tidak ada siapa-siapa di sini selain dirinya sendiri.

Namun, pikirannya itu tiba-tiba memudar dengan cepat seperti asap kereta api. Di depan sana, terdengar seperti seseorang sedang menginjak ranting pohon kering. Bukan sekali atau dua kali melainkan berkali-kali.

Jantung Olivia seketika berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Rasa khawatir dan waspada pun mulai menyelimuti pikirannya.

Dari kejauhan, dia melihat seorang pria berpakaian compang-camping berlari ke arahnya dengan penuh ambisi bagaikan seekor singa yang sedang mengejar mangsanya.

Hal itu membuat Olivia kaget dan berteriak ketakutan. Dia pun mulai berlari ke arah yang sama seperti arah lari pria asing itu.

Pikiran Olivia pun mulai terlintas prasangka-prasangka buruk seperti pembunuhan, pemerkosaan, kanibalisme, dll. Hal itu membuatnya semakin berlari kencang.

Namun ketika dia sedang berlari, sebuah tangan asing memegang betisnya sehingga membuat dia terjatuh di rerumputan hijau di hutan itu. Dan ketika dia ingin bangkit untuk berlari lagi, pria asing berpakaian compang-camping tadi sudah ada di hadapannya.

✅✅✅

"Apa? Olivia masuk ke pintu lain?" Tanya seorang wanita berkacamata dengan nada terkejut.

"Aku berusaha menuntunnya ke pintu kita, tapi tiba-tiba dia membuka pintu lain... " Jelas pria gemuk yang sedang membungkuk di hadapannya. "Maafkan aku, nyonya Linda", lanjutnya lagi.

"Kau memang tidak becus, Supri! Masa, cuma mengurusi anak berusia 20 tahun saja kau tidak bisa... "

"Aku akan berusaha mencarinya lagi, nyonya."

"Baiklah. Jika, kau tidak berhasil mendapatkannya kembali, maka kau harus bersedia keluar dari Crypan. Crypan tidak butuh orang lemah sepertimu."

"Baik nyonya."

✅✅✅

"Ibu, kami pulang!", kata pria itu sambil mengupil hidungnya. Sedangkan Olivia sedikit bingung dengan bentuk rumah dari pria itu.

"Siapa gadis yang bersamamu, Edward?" tanya seorang wanita paruh baya dari dalam rumah.

"Tidak tahu ibu. Aku menemuninya di hutan Swastamita dengan pakaian aneh ini... Ibu, aku semakin yakin akan perkataan peramal itu."

Wanita paruh baya tadi keluar dari dalam rumah yang bentuknya aneh menurut Olivia. Kemudian dia mulai melihat gadis itu dengan cukup teliti. Olivia hanya terdiam sambil sedikit menunduk. Bahkan, ketika wanita itu mulai menyentuh wajahnya.

"Kamu cantik juga, sayang. Siapa namamu?" Tanya wanita paruh baya itu. Olivia tidak menjawab.

"Ibu, kita akan segera kaya! Berapa harga yang cocok untuk gadis ini? 1000 koin? 2000 koin? Atau 5000 koin?" Tanya si pria sambil mengupas satu buah apel di tangannya menggunakan sebuah belati. Olivia pun terkejut dengan pertanyaan pria itu.

"Apa? Kalian akan menjualku? Tidak. Aku mohon jangan.." Nada suara Olivia membungkam mulut si pria yang sedang mengunyah apel itu. Wanita paruh baya di sampingnya juga langsung terpaku dan terdiam.

Suasana hening pun berkumandang. Olivia tidak tahu harus bertingkah seperti apa selanjutnya. Namun, tiba-tiba wanita paruh baya mulai tersenyum. Dia melihat ke arah si pria sambil mengangguk pelan.

"Kami tidak akan menjual anda. Tadi putraku hanya bercanda saja.