RESIGN
Hari ini adalah hari terakhir aku dan Reno bekerja di sebuah supermarket yang letaknya di desa sebelah. Kami ambil gaji dengan pak bos di ruang kerjanya. Sebelum kami menghadap pak bos. Kami pamitan dulu dengan Aris teman satu jadwal jam kerja selama enam bulan terakhir sejak dia masuk di supermarket ini. Kami berdua meminta maaf dengan Aris karena kami berdua menyadari bahwa banyak sekali kesalahan yang telah kami lakukan selama ini. Kami berjalan dari gudang toko setelah menumpuk beberapa kardus barang yang baru saja diantarkan oleh pihak distributor. Kami minum dan beristirahat sebentar lalu berjalan menuju ke kasir. Disitu, Aris sedang sibuk sendiri melayani para pelanggan yang datang. Kami berdua meminta maaf padanya.
"Ris, kami berdua minta maaf sama kamu. Kami berdua sadar kalau selama ini kami banyak salah sama kamu. Hari ini, kami mau resign," ucap padanya. Lalu, aku dan Reno bersalaman dengannya.
"Iya, Fin. Aku maafkan kalian berdua. Aku juga minta maaf karena banyak salah sama kalian," katanya.
Aku menepuk pundak kirinya seraya berkata, "Semoga kamu sukses disini. Kami mau menghadap Pak Hendra."
"Semangat bro kerjanya. Kami pamit ya," pungkas Reno.
Kami beranjak ke ruangannya Pak Hendra selalu manajer tempat kami bekerja. Di dalam ruangan kerjanya, Pak Hendra sedang sibuk mengetik data penjualan toko. Kami berdua masuk lalu beliau mempersilakan kami duduk.
Pak Hendra menggeser laptop kerjanya yang berwarna putih.
"Silakan duduk," ucapnya.
"Baik, Pak. Terima kasih," balas kami berdua.
Pembicaraan kami bertiga berlanjut tentang alasan mengapa kami resign dari tempat ini. Aku dan Reno menjelaskan alasan resign kepadanya. Panjang lebar kami menjelaskan sesuai apa yang ditanyakannya. Selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan dari beliau. Akhirnya, beliau memberikan kami uang gaji satu bulan. Kami berterima kasih kepadanya kemudian izin pulang.
Pak Hendra memberikan amplop cokelat berisi uang kepada Reno.
"Ini uang gajimu."
Reno berkata, "Terima kasih, pak."
Selanjutnya, aku yang diberi oleh beliau.
"Dan ini buat kamu Davin."
"Terima kasih, pak," ucapku.
*****
Setiap pilihan itu berisiko. Termasuk pilihan kami berdua untuk resign dari supermarket itu. Namun, tidak apalah daripada kami berdua kerjanya tidak nyaman justru hal ini bisa mengakibatkan stres karena suasana hati yang seringkali tersayat oleh ocehan manusia sok tinggi.
Keputusan resign telah terlaksana. Sekarang waktunya mencari mobil travel yang akan mengantarkan kami berdua ke tempat kerja yang baru.