Perasaan Luo Tiantian Sangat Bahagia

Luo Tiantian sedang sibuk memikirkan hal yang lain, sehingga tidak mendengar kata-kata kepala pelayan dengan jelas. Dia berdiri dan mengikuti kepala pelayan dari belakang.

"Nona Luo, ini adalah kamar Anda. Jika Anda membutuhkan sesuatu, segera katakan saja, jangan sungkan-sungkan."

Kepala pelayan tersenyum ramah dan menatap mata Luo Tiantian dengan hangat, tidak terasa asing dan ada jarak seperti dulu.

"..." Melihat kepala pelayan tiba-tiba berubah menjadi sangat ramah seperti itu, Luo Tiantian pun menjadi sedikit takut. "Tidak, tidak perlu. Terima kasih."

"Kalau begitu, saya tidak akan mengganggu waktu istirahat Nona. Semoga tidur Anda nyenyak."

Setelah pamit pada Luo Tiantian, kepala pelayan tersenyum dan berbalik badan untuk pergi.

Selain itu, dia bahkan sangat perhatian, sampai menutup pintu untuk Luo Tiantian.

"... Apa kepala pelayan dirasuki hantu?" Luo Tiantian berbisik pada dirinya sendiri.

Dengan dokumen perjanjian tebal yang ada di tangannya, Luo Tiantian pun tidak bisa menikmati kamarnya.

Dia berjalan ke arah tempat tidur dalam keadaan linglung, kemudian melompat ke atas tempat tidur besar tersebut.

Begitu membuka perjanjian, dia langsung melihat beberapa kata yang dicetak tebal dan diletakkan di tengah halaman.

(Perjanjian Pra Nikah)

!!!

Luo Tiantian tiba-tiba bangun dan duduk di atas tempat tidur dengan ketakutan. Firasat buruk pun muncul di hatinya.

Dia terus melihat dokumen itu...

Pihak pria : Xue Feimo

Pihak wanita : Luo Tiantian

Setelah berdiskusi, kedua belah pihak pria dan wanita bersiap untuk menikah. Kedua belah pihak telah membuat sistem kesepakatan kepemilikan setelah menikah dan masalah yang lainnya sebagai berikut:

Sistem kepemilikan setelah menikah.

Kemudian, di bawah ini terdapat berbagai syarat mengenai harta perkawinan kedua belah pihak. 

Ada lebih dari dua puluh syarat.

Setelah itu, ada juga kesepakatan tentang uang kompensasi yang diberikan oleh pihak pria kepada pihak wanita.

Termasuk wanita yang tidak bekerja dan wanita yang bekerja, serta pengeluaran sehari-hari, pembelian barang kebutuhan sehari-hari, barang-barang mewah, bantuan untuk orang tua pihak wanita dan lain-lain.

Semuanya dihitung dengan teliti.

Sekilas, semua itu adalah angka.

Luo Tiantian terlihat pusing.

Ketika melihat kata 'uang saku', Luo Tiantian langsung menghitung dengan penuh rasa penasaran.

Puluhan juta...

Tujuh juta!!!

Apakah ini uang saku?

Bukan, ini adalah rasa kesepian dan tiada bandingannya.

Mana ada orang yang mempunyai uang saku sebesar tujuh juta sebulan?

Selain itu, berdasarkan ketentuan perjanjian, biaya belanja harian tidak termasuk dalam uang saku.

Misalnya, kalau Luo Tiantian ingin membeli tas, dia bisa berkata kepada Xue Feimo, dan Xue Feimo lah yang akan membayarnya.

Di mana lagi aku bisa mencari suami yang tampan, kaya dan murah hati seperti ini?

Luo Tiantian berguling beberapa kali di atas kasur dengan senang.

Kemudian dia menutupi kepalanya dengan selimut dan berteriak dengan suara rendah, "... Bos, aku bersedia, bersedia menjadi pasangan kontrakmu seumur hidup." 

Setelah puas berteriak, Luo Tiantian keluar dari selimutnya.

Dia kembali melihat dokumen perjanjian tersebut.

Belasan halaman di bagian awal penuh dengan berbagai poin tentang kesejahteraan dan perlindungan untuk Luo Tiantian.

Hati Luo Tiantian pun dipenuhi kebahagiaan~

Sampai dia melihat dokumen bagian belakang, dia baru menyadari bahwa isinya semakin lama semakin tidak benar.

Contohnya, tidak boleh berjarak dua meter dari Xue Feimo saat siang hari.

Kemudian, tidak boleh berada dalam jarak setengah meter dari Xue Feimo saat malam hari.

Contohnya lagi, harus selalu siap sedia dan tidak boleh terlambat.

Tidak boleh memberitahu orang luar mengenai hubungan ini, tidak boleh melakukan perbuatan kriminal, dan lain-lain...

Ada sangat banyak ketentuan yang tidak adil seperti ini di perjanjian tersebut.

Semakin Luo Tiantian melihatnya, dia semakin marah. Rasanya seperti ada sebuah batu yang mengganjal di hatinya.

Secara garis besar, Luo Tiantian sudah memahami dengan jelas.

Yang disebut sebagai pasangan kontrak adalah ketika Xue Feimo ingin tidur, Luo Tiantian harus mengikuti dan melakukan tanpa syarat.

"Hah, seberapa adil aturanmu? Kamu juga harus menghargai aturanku!" Luo Tiantian menggertakan giginya dengan emosi.

Dia berdiri dari tempat tidur dengan rapi. Setelah mencari ke seluruh ruangan, akhirnya dia menemukan sebuah pena dan kertas.

Kemudian dia berbaring di atas tempat tidur dan mulai menulis.