Ini Adalah Kamarku 

Tanpa sadar, Luo Tiantian tertidur dalam keadaan kebingungan.

 -

Karena di dalam rumah ada banyak hal kecil, Xue Feimo mengatur semuanya lebih awal dan kembali ke vila.

Meskipun kemarin malam dia bisa tidur dengan nyenyak, tetapi wajahnya masih terlihat sangat lelah.

"Tuan, masih ada dua jam sebelum makan malam. Anda bisa istirahat sebentar."

Xue Feimo mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu bertanya dengan pelan, "Bagaimana dengan Adik kecil?"

"..." Kepala pelayan itu terkejut sejenak dan menjawab, "Nona Luo sedang beristirahat di kamar Tuan muda, dan pasti sekarang masih belum bangun. Apakah Anda ingin mengajaknya turun ke bawah dan makan bersama-sama?"

Xue Feimo berhenti mengganti sepatunya, dan mengerutkan keningnya. "Biar aku saja yang pergi."

"Baik," jawab kepala pelayan sambil tersenyum.

Tuan muda sudah berusia 28 tahun, dan sebentar lagi akan mencapai usia yang matang untuk menikahi seorang wanita.

Meskipun Nona Luo masih berusia 18 tahun, tetapi itu tidak masalah. Tuan muda bisa menunggu dua tahun lagi.

Sangat sulit menemukan obat tidur tanpa efek samping. Mereka harus menjaga Tuan muda dengan baik.

Xue Feimo melirik kepala pelayan. "Apakah di rumahmu ada acara yang membahagiakan?"

"... Tidak ada?" Kepala pelayan terkejut mendengar pertanyaan tuannya yang tiba-tiba itu.

"Lalu mengapa kamu tersenyum seperti Buddha Maitreya begitu?"

Setelah Xue Feimo selesai berbicara, dia pergi ke lantai atas tanpa mempedulikan respon pelayan itu.

Kepala pelayan menjawab dengan ekspresi wajah bersalah, "Tuan muda, apakah saya begitu gemuk?"

 -

Di lantai atas...

Xue Feimo berdiri di pintu dan merasa ragu-ragu, namun akhirnya dia membuka pintu kamar beberapa saat kemudian.

Saat membuka pintu, aroma asing membuat Xue Feimo jijik.

Pandangannya langsung tertuju pada sosok yang berbaring di atas tempat tidurnya yang besar.

Kertas-kertas A4 berserakan di tempat tidur serta di lantai ruangan ini.

Xue Feimo mengerutkan keningnya dan berjalan.

Sekarang dia membenci tempatnya sendiri karena kekacauan ini.

Dia memungut kertas-kertas itu satu per satu dan hendak pergi.

Tiba-tiba dia melihat coretan pena dengan tinta hitam di atas kasur.

Xue Feimo mengencangkan kertas yang ada di tangannya, dan wajahnya tampak suram, seolah diutupi oleh awan gelap.

Dia menyipitkan matanya dan melihat ke arah Luo Tiantian, yang sedang tidur. Kemudian dia berpikir, apakah Luo Tiantian harus pergi atau tidak.

Luo Tiantian, yang awalnya tidur dengan nyenyak, tiba-tiba kini terbangun.

"Ah!" Gadis itu berteriak dengan keras dan tiba-tiba bangkit dari tempat tidur.

Luo Tiantian tampak bingung. Begitu membuka matanya, dia melihat Xue Feimo sedang melihatnya dengan ekspresi suram.

Luo Tiantian gemetar, dan tiba-tiba pikirannya menjadi lebih jelas, "Bagaimana kamu bisa ada di sini?"

"Ini adalah kamarku." Xue Feimo menjawab dengan dingin.

Luo Tiantian melihat tatapan mata Xue Feimo yang menindas dan penuh dengan tekanan.

Luo Tiantian masih berusaha untuk mendapatkan ruang pribadi untuknya. "Lalu… Lantai dua kan begitu besar, seharusnya masih ada banyak ruangan di sana."

Dia masih belum selesai berbicara, namun Xue Feimo langsung menginterupsinya, "Ck."

Xue Feimo melihat ke arah tunangannya dan berkata dengan pelan, "Untuk apa?"

"..." Luo Tiantian tersedak.

Luo Tiantian mengerucutkan bibirnya dan berpikir dengan cepat.

Kelicikan melintas dengan cepat di matanya yang indah. "Bukankah, Anda 'sangat ingin' tidur bersamaku?"

Dia sengaja mengisyaratkan seperti menang dalam situasi putus asa.

Tiba-tiba Xue Feimo datang mendekat dengan sedikit ketertarikan.

"Oh?" Xue Feimo melihat Luo Tiantian dan mengingatkannya kata demi kata, "Kita adalah pasangan yang belum menikah, dan kita juga sudah sama-sama menandatangani perjanjian."

Luo Tiantian pun terdiam.

Sebelum Luo Tiantian menjawab, Xue Feimo mengambil pena yang ada di sampingnya dan berhenti sebentar.

Dia berdiri dan meletakkan kertas A4 dan pena di atas meja samping tempat tidur, kemudian menarik selimut dan tidur.

Luo Tiantian terkejut melihat respon pria itu.

Diam-diam dia menggerakkan tubuhnya ke samping dan menggerakkannya lagi...