Aku Sudah Tahu Kamu Akan Mempermalukanku

Melihat Luo Tiantian yang begitu panik, kepala pelayan pun segera menelepon sopir dan memintanya untuk mengeluarkan mobil di garasi.

 Begitu sampai di gerbang, sopir tersebut langsung melihat Luo Tiantian bergegas mendekat.

 "Kakak Sopir, tolong izinkan aku mengendarainya sendiri."

 Kemudian, Luo Tiantian menarik sopir itu keluar dari mobil.

 Benar, ditarik.

 Sampai mobil melaju dengan sangat cepat, kepala pelayan dan sopir masih belum tersadar.

 "Barusan… Itu Nona Luo, kan?" Kepala pelayan bertanya dengan tatapan kosong.

"Iya, kan?" jawab si sopir.

"Apakah dia memiliki SIM?" Kepala pelayan bertanya lagi.

"Seharusnya… punya, kan?" Sopir menjawab dengan tidak yakin.

 "Aku rasa aku perlu melapor kepada Tuan muda," kata kepala pelayan.

 Dia mengangkat telepon dengan tangan gemetar dan menghubungi nomor tuan mudanya.

 Setelah telepon berdering beberapa kali, Tuan muda baru mengangkatnya.

 "Ada apa?"

 Xue Feimo menjawab telepon dengan singkat dan dingin seperti biasanya.

 Kepala pelayan menjawab dengan terbata-bata, "Tuan, Tuan muda, saya…"

 Xue Feimo menjawab, "Adik kecil kenapa lagi?"

 Kepala pelayan terkejut dengan ketanggapan tuan mudanya dan cepat-cepat menarik napas dalam-dalam. "Tuan muda, Nona Luo sepertinya pergi balapan."

 Xue Feimo hanya diam.

 Sambungan telepon mereka berdua sunyi, seolah tidak ada orang sama sekali. Kepala pelayan langsung berbisik, "Tuan muda?"

 Xue Feimo berkata dengan acuh tak acuh, "Aku sudah tahu."

 "Ha?" Kepala pelayan pun terkejut mendengarnya. "Hanya begini?"

 "Memangnya bagaimana lagi?" Xue Feimo mengangkat alisnya.

 Kepala pelayan tersedak.

 Tidak peduli apakah ada masalah dengan sikap tuannya atau tidak, kepala pelayan buru-buru berkata, "Tuan muda, Nona Luo adalah obat tidur Anda. Jika tidak ada Nona Luo, bagaimana Anda bisa hidup?"

 "..." Xue Feimo berkata dengan sinis, "Kamu pikirkan saja dulu, bagaimana kamu akan hidup setelah ini!"

 Setelah selesai mengatakan itu, dia mematikan telepon.

 Bunyi 'bip bip bip' langsung terdengar di ujung telepon.

 Kepala pelayan langsung berkata dengan getir, "Selesai, Tuan muda sudah tidak menginginkan aku lagi."

 "..." Sudut mulut sopir berkedut, "Banyak-banyaklah berdoa agar bernasib baik!"

 Kepala pelayan menoleh dan menatap sopir yang bernama Wang Jinxin itu dengan samar. "Wang Jinxin, kalau aku pergi, kamu pikir kamu akan tetap bekerja di sini?"

 Hati Wang Jinxin gemetar, menyadari bahwa dia telah salah bicara. "Paman, aku salah."

 "Cukup, banyak-banyaklah berdoa agar bernasib baik!"

 Kepala pelayan mendengus dan berbalik memasuki vila.

 Wang Jinxin berseru, "Paman, aku bercanda. Jangan bilang pada Tuan muda…"

 -

 Di sisi lain, Luo Tiantian sedang mengendarai Rambo Poison edisi terbatas global dan mengemudi sampai ke pintu masuk.

 Luo Tiantian bangga karena sampai lebih awal, tetapi dia malah melihat Kakak Jing bersandar santai di sebelah mobil Audi merah dan menatapnya sambil tersenyum. Wanita itu mengenakan jumpsuit hitam.

 Luo Tiantian masih belum mengatakan apa-apa.

 Dia melihat mobil Kakak Jing, dan kemudian melihat mobilnya sendiri.

 Luo Tiantian merasa bahwa pengetahuannya terlalu sedikit.

 Yang terpenting adalah, mobil ini belum menjadi miliknya.

 Dia memandang Kakak Jing dengan hati-hati, lalu berkata dengan lemah, "Sopir yang mengambil mobilnya…"

 Xue Feijing mengangkat alisnya dan menatap Luo Tiantian dalam waktu yang lama, tak mengatakan apa-apa.

 Kemudian dia mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu. "Sepuluh menit lebih awal."

 Belum sempat Luo Tiantian merasa lega, Kakak Jing langsung berkata dengan jijik, "Kamu berpakaian seperti bibi-bibi, apakah kamu mau beli sayuran?"

 "!!!" Luo Tiantian memandang Kakak Jing dengan tidak percaya. 

 Dia membalas, "Kakak Jing, ini adalah baju model khusus yang Paman belikan untukku. Ini harganya ratusan ribu! Bahkan aku tidak rela memakainya di hari biasa."

 "Pantas saja baju itu terlihat sangat kampungan, ternyata adikku yang membelinya." Xue Feijing melirik Luo Tiantian, masih dengan ekspresi jijik. "Ayo pergi, kamu akan mempermalukanku.."

 Ketika mereka berdua sudah naik ke mobil, Xue Feijing melemparkan sebuah tas padanya, "Cepat ganti."

 "Iya."