kebangkitan

Sinar matahari pagi muncul menyinari dunia, secercah sinar kecil masuk kedalam tenda meski perlahan sinar matahari lama kelamaan membesar dan menerangi seluruh tenda. Merasakan sinar matahari yang menerangi tenda, seorang pemuda yang tengah tertidur terbangun karenanya. Meskipun masih sedikit berat untuk dapat melihat namun sang pemuda itu memaksakan dirinya agar dapat membuka matanya.

Ketika sudah membuka matanya sang pemuda merasa terkejut, dia melihat sekeliling ruangan dengan rasa kepala yang pusing dan berat, meski hanya bergerak sedikit namun rasanya masih sangat sakit.

"Dimana ini kenapa tubuhku rasanya sakit semua?"

Pemuda tersebut mencoba untuk bangun namun sebuah suara datang menghentikannya.

"Tahan jangan bangun! Anda telah kehilangan banyak darah dan terluka cukup serius, saya sarankan untuk tidak bangun."

Terkejut oleh suara itu, sang pemuda mencoba mencaritahu keberadaan orang yang telah berbicara kepadanya. Disana dia melihat seorang lelaki tua berumur 50 tahunan membawa keranjang yang berisi tanaman herbal memasuki tenda.

Lelaki tua itu mendekat dan berkata.

"Tenang. Aku tau kejadian ini sangat berat untuk anak muda sepertimu."

Pemuda tersebut semakin bingung dibuatnya. *Apa yang dibicarakan orang tua ini?*

"Sebetulnya aku sangat bingung sekarang, apakah anda tahu saat ini ada dimana?" pemuda bertanya kepada lelaki tua itu.

"Anda sekarang berada di tenda perawatan korban, desamu telah diserang oleh segerombolan orc dan kini desamu sudah hancur. Tim tentara yang dikirim datang terlambat, mereka tidak menemukan korban selamat selain kamu. Semua orang di desa telah dibantai, hanya kamulah yang selamat tidak sadarkan diri dibawah reruntuhan." jawab lelaki tua itu.

Tertegun sejenak lalu dia berkata "Jadi semua orang sudah meninggal" lalu lelaki pemuda itu mendesah lembut dia berbaring ditempat tidur sambil memejamkan matanya.

"Aku tahu ini sangat berat untukmu, namun kamu janganlah berputus asa. Aku yakin orang tuamu lah yang telah menyelamatkan hidupmu, dia mengorbankan dirinya agar kamu selamat dan tetap melanjutkan hidup."

"Terima kasih telah mengingatkanku." pemuda itu membalas.

"Sekarang beristirahatlah aku akan membuat ramuan agar mempercepat proses penyembuhanmu." kata lelaki tua itu.

Pasrah dengan keadaan kemudian pemuda tersebut memutuskan untuk kembali tertidur, dia merasa sangat lelah meski dia bingung namun didalam hatinya dia menerima kenyataan bahwa dia tidak lagi hidup di bumi.

Ketika dia sedang tertidur, pemuda tersebut bermimpi. Dia tengah berada di sebuah desa, dia seorang pemuda berumur sekitar 14 tahun dengan tinggi sekitar 160 cm yang tengah berjalan jalan menyusuri desa, dia berjalan sambil melihat sekeliling desa dan menyapa beberapa orang yang di kenalnya di desa. Ketika dia hendak keluar dari desa untuk bermain, dia terkejut melihat sebuah anak panah terbang dan menghujani desa. Panik dia berlari kembali menuju kerumahnya untuk memberi kabar kepada orang tuanya. Ketika dia sedang berlari dia mendengar suara auman di belakangnya, dia berhenti berlari sejenak dan melihat kebelakang. Dia terkejut melihat segerombolan orc datang menyerang desanya. Dia melihat banyak warga desa yang telah mati tertembak anak panah ataupun tertebas oleh pedang. Pemuda itu merasa sangat ngeri, dia tidak bisa bergerak berdiam seperti patung dan nafasnya tidak karuan.

"Ivan cepat pergi dari sini selamatkan orang tuamu dan pergi tinggalkan desa!" Seorang pemuda yang berlari dari belakang dan membangunkan lamunan Ivan. Dia menghunus pedangnya dan menebas beberapa orc. "Cepat pergi!"

Ivan yang terbangun dari lamunannya langsung berlari kembali. Ketika sampai di rumah Ivan langsung masuk kedalam, dengan gugup melihat sekeliling rumah mencari orang tuanya. Mendengar sebuah suara datang menuju kerumah, Ivan dengan sigap mengambil pisau yang ada di dapur. Ivan menggenggam pisau itu berjalan perlahan kearah pintu rumah. Ketika pintu rumah terbuka, terlihat seorang perempuan yang kacau badannya dipenuhi oleh darah.

"Ivan! Syukurlah tuhan kau selamat. Cepat kita harus pergi dari sini!"

Ketika mereka hendak pergi beberapa orc masuk kedalam rumah.

"Sial! Ivan tetap berada di belakang ibu!"

Lalu perempuan itu menerjang orc dengan pedang yang berlumuran darah.

Pertempuran cukup sengit meskipun perempuan itu sudah membunuh semua orc, namun dia mengalami luka yang sangat parah.

Tiba tiba *Boom* suara ledakan yang sangat keras sampai sampai telinga Ivan dan ibunya berdengung. Ivan tergeletak jatuh di bawah, rumah mulai runtuh. Perempuan itu langsung terbangun dari keterkejutannya lalu dia dengan sigap memindahkan meja ke pojok rumah dan mendorong Ivan membawanya kebawah meja. Ivan yang merasa lemas akibat guncangan dari ledakan tidak mampu melawan, dia hanya bisa melihat rumahnya yang mulai runtuh dan ibunya yang terluka bersusah payah menyelamatkan Ivan.

Sebuah puing menghantam bahu sang perempuan, dia menjerit kesakitan, namun dengan sisa tenaga terakhir dia memaksakan tenaganya untuk berhasil mendorong Ivan kebawah meja. Meskipun dia berhasil mendorong Ivan ke bawah meja sayang dia sudah terluka cukup parah dan sudah tidak ada energi lagi, jadi dia terjatuh tergeletak dibawah sambil nafasnya yang terengah engah.

Ivan hanya mampu menatap muka ibunya untuk yang terakhir kalinya dalam hidup.

"Teruslah hidup anakku!" perempuan itu berbicara sambil tersenyum. Itu adalah ucapan ibunya yang terakhir dalam kehidupan Ivan.

Seperti sebuah sinyal, puing puing rumah langsung berjatuhan bersamaan mengubur ibu Ivan. Karena kepala Ivan tepat dibawah meja ketika puing besar yang jatuh menimpa meja kepala ivan yang berada dibawahnya menerima guncangan keras. Ivan lalu pingsan setelah terbentur dengan keras.

Ledakan itu sangat besar menghancurkan seluruh desa hingga mengubur semua manusia yang ada di desa. Meskipun Ivan berada dibawah meja namun dia tetap terkena beberapa puing yang tidak dapat di tahan oleh meja.

Pemuda itu terbangun dari mimpinya, matanya sedikit berkaca kaca. Dia menatap keatas lalu dia mencoba untuk bangun meski luka nya sudah mulai sembuh namun dia tetap tidak bisa bergerak.

"Jadi sekarang namaku adalah Ivan. *menghembuskan nafas berat* ini cukup gila meskipun aku sudah tidak berada di bumi lagi."