Selama 2 hari perjalanan Ivan telah di latih dasar dasar pertempuran, sedikit demi sedikit Ivan telah mahir menggunakan senjata. Selain berlatih menggunakan senjata, Ivan tidak lupa untuk melakukan olahraga untuk meningkatkan staminanya. Biasanya sebelum latihan dimulai Ivan akan melakukan lari beberapa putaran, setelah itu dia akan melakukan push up, dan lain macamnya. Meski awal yang berat namun dia memaksakan tubuhnya agar lebih baik dalam beradaptasi.
Bagi prajurit Olaf, Ivan adalah remaja yang tekun dan giat dalam berlatih, dia suka melihat betapa rajinnya Ivan, dan juga Ivan yang cepat mengerti dalam hal pembelajaran.
"Selama dua hari terakhir kemajuanmu cukup baik, meski kamu tidak berpengalaman namun kamu cukup baik dalam hal belajar. Mulai hari ini sampai kedepannya jadwal latihanmu akan kuubah, aku akan melakukan sparing bersamamu agar kamu menjadi lebih baik."
Kata Olaf.
"Lakukan latihan seperti biasa, kalau kamu sudah selesai datanglah kepadaku."
"Baik."
Balas Ivan.
Ivan melanjutkan latihan seperti biasanya, ketika semua latihan rutinan harian telah selesai dia tidak pergi untuk makan, melainkan pergi menemui prajurit Olaf. Ivan dan olaf pergi ke area yang lebih terbuka lalu mereka berdua berlatih bersama melakukan sparing, bertarung saling menyerang mengasah kemampuan Ivan agar menjadi lebih baik.
"Jangan melihat mata lawan, tapi lihat tubuh lawan. Untuk apa kau menatap wajahnya. Kamu tidak sedang bercinta namun kamu sedang bertarung."
Olaf terus mengayunkan pedangnya sembari memberi intruksi pada Ivan.
Meski Ivan merasa kewalahan menghadapi rentetan serangan prajurit Olaf, namun Ivan cukup menikmatinya lama kelamaan Ivan mulai beradaptasi, meski awalnya dia terus terus diserang dan bertahan, namun dia juga mulai membalas serangan prajurit Olaf.
"Ayo terus coba serang aku, jangan terlalu banyak menahannya, bagi tubuh lemah sepertimu tidak baik untuk terus bertahan, hindari lalu serang. Jangan ragu ragu atau kamu akan kehilangan hidupmu."
Bagi Ivan yang dulu hidup pada zaman serba mudah di bumi dan merasa sangat damai, dia tidak pernah bertarung dalam kehidupannya di bumi, dulu dia pernah bertarung hanya ketika waktu masih muda, itupun hanya perkelahian anak anak, tidak ada yang istimewa. Disini dikehidupan barunya Ivan mati matian belajar bertarung dan dia merasa sangat lelah, ternyata bertarung menguras banyak tenaga sampai nafasnya dibuat terengah engah. Melihat kondisi Ivan yang buruk sudah kehabisan tenaga Olaf memutuskan untuk mengakhiri latihan hari ini.
Ivan ambruk jatuh ke bawah, kepalanya sedikit pusing, terengah engah nafasnya tidak karuan. Dia merasa seperti akan mati. Prajurit Olaf duduk tidak jauh dari Ivan. Dia membagikan minuman kepada Ivan, dan Ivan menerimanya dengan penuh semangat meminum semuanya sampai habis.
"Meski tubuhmu masih lemah namun kamu cepat juga dalam belajar, mungkin dalam perjalanan terakhir kamu sudah akan menguasai semua ilmu yang akan ku ajarkan kepadamu nanti, tinggal meningkatkan staminamu saja yang masih sangat kurang." Terang prajurit Olaf.
"Aku ingin tahu adakah teknik untuk dapat meningkatkan staminaku?" Kata Ivan.
"Hmmm. Aku kurang tau hal yang seperti itu. Namun aku dengar ada beberapa ramuan herbal yang dapat meningkatkan stamina tubuhmu, hanya saja aku tidak tau resep untuk membuatnya." Balas Olaf.
"Jadi apakah ramuan herbal seperti itu dibuat oleh para penyihir, apakah kamu tahu berapa hal tentang penyihir tuan Olaf." Kata Ivan
"Aku tidak tahu tentang penyihir, keberadaan mereka sangat tertutup dan sulit untuk di temukan, yang aku dengar mereka biasanya hidup di tengah hutan yang tidak dapat di jangkau oleh manusia." Kata Olaf.
"Namun kita dapat melihat banyak hal karya hasil para penyihir, seperti ramun herbal, lalu ada potion yang dapat menyembuhkan luka yang cukup parah, dan ada juga ilmu medis yang diajarkan oleh para penyihir." Imbuhnya.
Ivan merasa bersemangat setelah mendengar tentang penyihir, dia tidak menyangka bahwa pertanyaan iseng yang dia tanyakan kepada prajurit Olaf akan menjadi sebuah informasi yang sangat berharga dan mengejutkan baginya, menegaskan bahwa di dunia ini ada penyihir. Jika memang ada penyihir sudah di pastikan akan ada seorang ksatria, jadi dia bertanya lagi kepada prajutit Olaf.
"Tuan Olaf, apakah ada juga pendekar atau seorang ksatria yang memiliki kekuatan yang setara dengan penyihir?" Kata Ivan.
"Yah memang ada, dan juga banyak orang yang seperti itu, mereka biasanya di sebut sebagai Wyze, kekuatan yang mereka miliki juga sangat mengerikan. Mereka mampu menaklukan beberapa pasukan dengan mudah." Kata Olaf.
"Jadi mereka benar benar ada di dunia ini." pikir Ivan.
"Tuan Olaf apakah anda seorang wyze?" Kata Ivan.
"Tidak bukan, aku hanya orang biasa. Lagi pula cukup sulit untuk menjadi wyze." kata Olaf.
"Tapi apakah anda tau cara untuk menjadi wyze tuan Olaf?" kata Ivan.
"Aku tidak tau hal spesifik untuk menjadi wyze, karena aku juga telah gagal untuk menjadi wyze. Hanya saja hal terpenting untuk menjadi wyze adalah, pertama anda harus dapat merasakan mana. Bagi seseorang yang mampu merasakan mana mereka akan mengumpulkan mana di satu titik di dalam tubuh. Ketika mana yang terkumpul sudah mencapai batas, gunakan mana untuk menghancurkan penghalang agar mana dapat disalurkan keseluruh tubuh, seseorang yang dapat menghancurkan penghalang barulah di sebut sebagai wyze. Mereka akan mampu menyalurkan mana ke seluruh tubuh untuk memperkuat tubuh seorang wyze. Meski aku sudah mampu mengumpulkan mana di satu titik, namun aku gagal di langkah yang terakhir." kata Olaf.
"Apa itu penghalang?" Kata Ivan.
"Penghalang ada di dalam tubuh setiap manusia atau disebut sebagai gerbang kehidupan, setiap individu yang berhasil menembus penghalang atau membuka gerbang kehidupan mereka akan menjadi wyze dan melampaui batas tubuh manusia normal, seseorang yang menjadi wyze akan memiliki kekuatan dan kecepatan jauh diatas manusia normal. Aku tidak tau teknik untuk dapat membuka gerbang kehidupan, informasi ini sangat rahasia biasanya keluarga bangasawan memiliki teknik untuk dapat menembus penghalang membuka gerbang kehidupan." Kata Olaf.
"Bagaimana cara kita agar bisa merasakan mana?" kata Ivan.
"Ada banyak macam cara agar kita bisa merasakan mana, tidak sulit untuk mencari tekniknya, ketika di kota Mirem nanti kamu akan mudah menemukan teknik cara agar dapat merasakan mana." Kata Olaf.
Ivan berpikir sebentar setelah mendapatkan informasi. Setelah berpikir Ivan menyimpulkan bahwa untuk menjadi wyze adalah harus mengumpulkan mana dan menembus penghalang tubuh, ada banyak cara atau teknik yang mudah di temukan untuk dapat merasakan mana dan mengumpulkan mana dalam tubuh, namun tidak ada informasi atau teknik yang ditemukan dengan mudah cara untuk menembus penghalang agar menjadi wyze.
"Ayo kita pergi makan sudah cukup latihan hari ini." kata Olaf.
Mereka berdua pergi makan, Ivan yang merasa sangat lelah dia menghabiskan banyak porsi makanan sampai dia benar benar merasa kenyang.
Ketika selesai beristirahat konvoi melanjutkan perjalanan kembali. Enam hari sudah berlalu dan jarak konvoi ke kota Mirem hanya tersisa satu hari lagi. Selama waktu itu Ivan yang terus berlatih dengan giat dan telah menguasai berbagai teknik dan dia cukup mahir. Dibawah bimbingan keras prajurit Olaf, Ivan menjadi semakin lebih baik. Dia mampu menyerang prajurit Olaf dengan berbagai gaya, dia sudah tidak terus menerus di serang oleh Olaf, namun dia juga bisa untuk terus menyerang Olaf. Terkadang Ivan akan melakukan sparing dengan tiga prajurit, dia akan melawan mereka secara langung. Meski sangat sakit ketika terkena pukulan namun Ivan menguatkan tekadnya agar dia mampu bertahan. Ketika sparing biasanya Ivan tidak menggunakan senjata langsung, dia menggunakan senjata kayu.
Selain berlatih menggunakan senjata, Ivan meminta prajurit Olaf untuk mengajarinya menunggang kuda. Pada hari keenam perjalanan Ivan sudah mampu menunggang kuda tanpa bantuan siapapun.
Konvoi terus melanjutkan perjalanan, Ivan tidak duduk di gerbong namun dia menunggangi kuda milik salah satu seorang pedagang. Dia meminjam kuda tersebut bertujuan agar dia lebih mahir dalam berkuda. Ketika jalan telah memasuki kawasan tengah hutan kapten pengawal yang berada di depan konvoi memberi intruksi agar memberhentikan seluruh konvoi.
"Berhenti!"
Kapten pengawal melihat sekeliling hutan. "Pasukan siapkan senjata kalian kita akan bertempur. Olaf buat gerbong konvoi merapat dan membentuk lingkaran. Ned bentuk barisan lindungi konvoi. Toni siapkan para pemanah berdiri di atas gerbong konvoi." Kapten pengawal terus memberikan intruksinya
Ketika persiapan telah selesai kapten pengawal konvoi menghunuskan pedangnya, Ivan yang sedari tadi melihat pergerakan kapten pengawal konvoi juga ikut menghunuskan pedang yang dia dapatkan dari prajurit Olaf untuknya.
"Huuft huuft, jangan gugup jangan gugup ini pertarungan pertamaku jangan gugup, santai aku pasti akan mampu selamat." renung Ivan menenangkan dirinya agar tidak stres.
Para penyerang muncul dari dalam hutan. Mereka setinggi Ivan yakni hanya 160 cm dan mereka berwarna hijau dengan telinga panjang, kepala besar, perut sedikit buncit, hidung yang bengkok dan panjang, mata mereka berwarna kuning, mereka adalah goblin dan jumlah mereka cukup banyak.
Toni yang berdiri diatas gerbong konvoi bersama para pemanah melihat situasi dia berkata. "Kapten ada banyak goblin, aku yakin mereka adalah goblin yang pergi karena telah diserang oleh orc, jumlah mereka sekitar 100 goblin kapten." Lapor Toni yang berada di atas gerbong.
Kapten yang mendapat informasi pasti berkata "Siapkan anak panah, tunggu aba abaku. Hunuskan pedang kalian buat formasi barisan." Perintah kapten pengawal.
Goblin besar dengan tinggi sekitar 180 cm membawa pedang besar di belakang punggungnya dia berjalan keluar dari gerombolan goblin, dia maju kedepan dengan tatapan mengerikan. Dia mengangkat pedang besar nya tinggi ke atas dengan satu tangan. 'Rwaargh' goblin besar itu berteriak keras lalu para goblin di belakang ya dengan penuh semangat berlari menyerang konvoi.
Pertempuran telah di mulai.
"Tembak!" Perintah kapten.
Pemanah yang ada di atas gerbong sudah menyiapkan anak panahnya, mereka melepaskan anak panah dari busur dan mengincar goblin yang berada paling depan berlari kearah konvoi.