"Kau akan berangkat sekarang?" Raja Soutra memperhatikan putranya yang sedang menyiapkan kuda dengan dibantu oleh beberapa prajurit yang juga menyiapkan bekal.
"Jika itu 'segera' bukankah artinya sangat mendesak?" ucap Pangeran Ren tanpa mengalihkan pandangannya dari simpul yang ia buat pada bagian leher kuda.
Raja mengangguk pelan.
"Apakah ayah sama sekali tidak mengingatnya? Negeri Plavine, Negeri Sejuta Energi itu?" tanya Pangeran berambut merah muda itu.
"Bukan sesuatu yang istimewa, kurasa." Raja berjalan dengan tongkatnya. Dia mendekati kuda hitam milik putranya dan mengelusnya lembut.
"Kau pernah ke sana?" tanya Pangeran lagi.
Raja menggeleng. "Aku hanya mendengar kalau di sana hanya dihuni oleh para penyihir, hanya ada wilayah kecil yang dihuni oleh manusia. Tapi itu sudah sangat lama sekali tidak pernah kudengar lagi, kukira itu hanya sebuah dongeng dari masa lalu."
"Apa menurut ayah wilayah itu berbahaya?"