Masa Lalu Mengubah Masa Depan

Lyna, Mia, Reine beserta pasukanya menyerang Ishita sedangkan Ishita hanya termenung di dalam bola itu

"Aku tidak tau"

"Bagaimana masa depan ku berubah setelah aku mengingat masa laluku..."

"Seolah olah diriku sedang berada di masa laluku"

"Padahal tadi aku akan memberontak kepada Lyna"

"Tapi kenapa setelah aku mengingat masa lalu, semuanya berubah"

"Aku duduk di tebing bersama Mia, aku memiliki orang tua angkat, dan berada di pulau bahkan aku memajukan pulau itu"

"Apa aku bisa menjelajah waktu?"

Ishita merasa pusing dan menatap Ishita kecil yang melihat teman temanya sedang bertarung

"Hei Ishita dewasa.... Lihatlah.. Temanmu sedang bertarung melawanmu untuk menghentikan kekejian mu..." Ucap Ishita kecil sembari meneteskan air mata

"Lihatlah... Dibawah... Semua orang berlarian.."

"Mereka tidak tau salah mereka... Kumohon Ishita dewasa.. Jangan tenggelam dalam keputus asaan" Ishita kecil mendekati kepala Ishita dewasa dan memeluknya

"Ishita sejak 5 tahun aku tersiksa dan sengsara bahkan menjadi musuh dunia karena fitnah..."

"Apakah dirimu akan terima?" Ucap Ishita dewasa dengan tatapan kesal

"Kau hanya bocah naif Ishita... Kau hanya ingin menjadi kuat" Ishita dewasa membantah Ishita kecil

"Lalu apakah saat kau menjadi kuat kau harus menunjukanya?.. Lagipula kau dapat kekuatan ini darimana?"

"Aku berlatih"

"Aku mempelajari seluruh kekuatan malaikat"

"Bahkan sampai aku mempelajari dewa-dewi dan roh roh"

"Untuk mendapatkan kekuatan ini"

"Jadi.. Lihat dan amatilah.."

Ishita kecil hanya terdiam dan disisi lain...

"Sial jumlah mereka sangat banyak" ucap Lyna dengan bertahan dari serangan pasukan Malaikat itu

"Kita harus menuju ke bola hitam itu" teriak Mia

Mereka bertarung dengan serius bahkan Mia sampai mengeluarkan zirah perangnya Mia terus terbang menuju bola hitam itu namun selalu digagalkan

"Ishita..." Mia meneteskan air matanya

"Tak kusangka kamu sejauh ini merasakan kesepian..." Mia menjadi sangat sedih

"Apakah kamu trauma kehilangan, Ishita?" Ucap Mia dalam hatinya dan bertanya tanya

"Apakah tak ada yang menemanimu?"

Tiba tiba Mia terjatuh karena sangat pusing

"Kak Miaaa!!!" Teriak Lyna

Mia pun terjatuh di reruntuhan bangunan dan merasa sangat pusing

"Apakah? Aku akan mati lagi?" Ucap Mia dengan sangat lemas dan dia pun pingsan

Namun pada saat Mia pingsan dia melihat seseorang dan orang itu tak salah lagi adalah Ishita

"Ishita?" Suara Mia begitu pelan

"Mia.. Maafkan aku, aku harus melindungi adiku tercinta.. Maxe adalah kakak kandungnya tolong hidupkan kembali Maxe dia adalah kunci meraih kedamaian, aku akan selalu mengingatmu bahkan jika aku mati setelah perang ini tolong jaga adiku" ucap Ishita di depan cermin

"Apakah ini ingatan Ishita?" Mia mulai mengerti rasa sakit yang di alami Ishita

Mia pun melihat Ishita mengenakan jaketnya dan pergi ketebing bersama Lyna

"Kakak..."

"Kenapa?"

"Kok kamu jarang tersenyum 4 tahun ini?"

"Emang senyum gunanya untuk apa?" Ucap Ishita dengan mengelus kepala Lyna

"Kan agar diri kita merasa senang"

"Baiklah baiklah" Ishita pun tersenyum

Sementara Lyna dengan wajah merahnya mengatakan..

"Kakak..."

"Kenapa?"

"Aku sangat menyayangimu"

"Aku sama"

Mia yang melihat ingatan itu pun tersentuh lalu Mia melihat Lyna dan Ishita berciuman

"Walupun Lyna bukan adik kandung Ishita namun.. Lyna adalah satu satunya keluarganya dia sangat menyayanginya" ucap Mia dengan menangis

"Kakak... Suatu hari nanti aku ingin kita semua bahagia" ucap Lyna yang berdiri setelah berciuman dan menatap laut

"Iya aku juga berharap sama" ucap Ishita yang juga berdiri

Namun tiba tiba Mia terjatuh kedalam lubang hitam yang sangat gelap dan dia sangat kebingungan

"Dimana ini?" Ucap Mia dengan kebingungan

"Mia...." Terdengar seseorang memanggil namanya

"Siapa?"

"Ini aku... Ishita kecil"

"Ishita?"

"Jika kamu mau menghentikan diriku kamu harus meneguhkan hatimu"

"Satu satunya cara untuk menghentikannya adalah membunuhnya"