MASIH MASA LALU

Eko melihat dan membaca member card Bella yang berwarna hitam, dengan cepat pelayan itu memberikan member card Bella ke temannya yang duduk di depan laptop untuk di catat.

" Silahkan ikuti saya, Nyonya!" ajak Eko menganggukkan kepalanya.

Bella bersikap biasa saja, dia tidak menampakkan kesombongan dirinya walau dia memiliki member card itu.

Member card di resto itu ada 3. silver, gold dan black. Masing-masing memiliki keterbatasan dalam penggunaan, tapi untuk Black Card, kartu itu merupakan kartu sakti yang tidak memiliki batasan apapun dan hanya sebagian kecil orang yang memiliki member card hitam itu.

Bella dan Netta mengikuti langkah si pelayan, mereka melewati beberapa ruangan dan tiba di sebuah ruangan yang terletak di luar resto yang tidak begitu luas tapi memiliki pemandangan yang memang sangat indah.

" Silahkan, Nyonya!" kata Eko di depan pintu masuk, mempersilahkan mereka berdua untuk masuk terlebih dahulu agara bisa memilih tempat.

Bella dan Netta memilih kursi di dekat pagar pembatas agar bisa melihat ke arah jalanan. Tidak lama kemudian datang satu lagi seorang pelayan pria dengan membawa dua buah buku.

" Silahkan dengan teman saya!" kata Eko setelah Netta dan Bella duduk di kursinya, lalu dia pergi meninggalkan merkea bertiga.

" Selamat Sore! Dengan saya Made! Silahkan menunya!" kata Made memberikan menunya di meja Bella dan Netta. Hanya ada beberapa pasangan yang juga duduk disitu menikmati kebersamaan mereka.

Mereka memesan makanan dan minuman favorit mereka. Saat sedang asyik berbicara, ponsel Bella bergetar beberapa kali. Bella masih meladeni mamanya berbicara tentang rencana pesta ulang tahun Max.

" Ma! Bella mau angkat telpon dulu!" kata Bella saat dilihatnya nama yang tertera di layar ponselnya. Bella berdiri dan berjalan sedikit menjauh dari meja mamanya sambil menggeser ikon warna hijau, Netta hanya tersenyum melihat tingkah putrinya yang masih malu-malu itu.

" Rich!" sapa Bella.

" Baby! Kemana saja? Seharian aku menelponmu tapi tidak kamu angkat!" kata Richard sedikit kesal.

" Apa kamu sedang bersama pria lain?" cerca Richard cemburu.

" Apa kekasihku sedang cemburu?" goda Bella tersenyum.

" Tentu saja aku cemburu, sayang! Aku akan membunuh pria yang berani mengambil wanitaku dan calon istriku!" kata Richard manja tapi tegas.

" Hahaha! Belum juga melamar udah bilang calon istri aja!" sahut Bella.

" Kamu yang tidak mengijinkan aku melakukannya, baby!" protes Richard.

" Iya! Aku harus bicara dengan orang tuaku dulu, Rich! Beri aku waktu untuk menjelaskan semua pada mereka, karena mereka tidak tahu sama sekali tentang hubungan kita!" kata Bella.

" Ok, baby! Aku harap sebelum liburanmu selesai, kamu akan memberikan berita baik untukku!" kata Richard.

" Baby..."

Tiba-tiba Julie keluar dari kamar mandi dengan tubuh telanjang memanggil Richard. Mata Richard membulat sempurna, wajahnya menampakkan aura gelap menatap tajam pada Julie yang terlihat terkejut melihat wajah marah Richard. Julie menyadari setelah melihat dengan benar jika Richard sedang memegang ponselnya dan menempelkannya di telinga. Bella! batin Julie takut.

" Rich! Suara siapa itu?" tanya Bella yang memang mendengar dengan jelas suara Julie.

" Bukan siapa-siapa, baby! Aku hanya sedang nonton televisi saja!" kata Richard sambil menyalakan TV nya dan mencari film percintaan.

" Tapi..."

Richard segera memberikan isyarat pada Julie untuk pergi keluar kamarnya dan Richard mengubah panggilannya menjadi VC.

" VC, baby!" kata Richard. Bella melihat ponselnya dan menggeser ikon VC, terlihatlah wajah Richard dilayar ponselnya.

" Aku sendiri, baby! Lihatlah!" kata Richard yang menjauhkan ponselnya dan memperlihatkan dirinya yang masih memakai jas lengkap, lalu pria itu menjalankan ponselnya kesekeliling ruangan lalu ke TV yang kebetulan sedang menayangkan film percintaan agar Bella percaya.

" Aku percaya!" jawab Bella setelah wajah Richard kembali terlihat.

" Aku sangat mencintaimu, baby! Aku nggak akan pernah menduakan atau mengkhianati kamu!" kata Richard merayu.

" Iya! Aku percaya! Jangan salah gunakan itu, Rich! Aku juga mencintaimu!" kata Bella.

" Apa? Kamu bilang apa, baby?" tanya Richard terkejut, karena selama ini Bella tidak pernah mengatakan atau menunjukkan perasaan cinta padanya.

" Aku mencintaimu, Richard Stuart!" kata Bella tersenyum.

" Akhirnya! Kamu mengakui juga, baby!" sahut Richard bahagia. Dia benar-benar telah menaklukan wanita keras kepala itu.

" Bisakah kita sambung lagi nanti! Mamaku sedang menungguku!" kata Bella yang merasa tidak enak dengan Netta.

" Ok, baby, salam untuk calon ibu mertua! Aku pasti akan selalu ada jika kamu menghubungiku!" kata Richard dengan hati penuh kebahagiaan.

" Ok! Bye!" kata Bella.

" Bye, baby! Love you so much!" kata Richard bahagia.

" Love you too!" jawab Bella tersenyum senang.

Bella mematikan panggilan Richard lalu berjalan menuju ke mamanya dengan jantung berdetak sangat kencang. Dia takut mamanya akan bertanya macam-macam tentang telponnya saat ini.

" Permisi!" sapa Made membawa makanan yang kami pesan sesaat setelah Bella duduk di kursinya.

" Silahkan menikmati!" kata Made.

" Trima kasih!" jawab Netta dan Bella bersamaan.

" Mama lapar banget!" kata Netta lalu memakan makanan pesanannya. Bella tersenyum melihat sikap mamanya yang tidak terlalu kepo pada dirinya, karena dia merasa belum siap jika harus langsung cerita pada mamanya terutama keluarganya.

Sementara itu di kamar Richard setelah kejadian Julie yang bersuara, Richard sangat marah.

" Maafkan aku, Richard!" tangis Julie tak terbendung karena Richard mengusirnya dari hidupnya setelah menamparnya hingga bibir wanita itu sobek, karena berani mengeluarkan suara saat dia menelpon Bella.

" Aku tidak tahu jika kamu sedang menelpon dia!" kata Julie menyesal. Dia tidak menyangka jika Richard tega menamparnya karena wanita lain, hal yang tidak pernah Richard lakukan dulu.

" Kesalahanmu bisa berakibat fatal pada hubunganku dengan Bella, Julie! Bagaimana jika tadi aku sudah tidak berpakaian? Bella bukan wanita yang mudah, Julie! Dia sangat mempercayai mata dan hatinya! Lebih baik kamu pergi! Aku akan memberikan lebih dari cukup untukmu hidup!" kata Richard yang emosinya sedikit berkurang.

" Aku mohon Richard! Aku tahu aku salah! Aku akan melakukan apa saja untuk menebusnya, tapi jangan juhkan aku darimu!" mohon Julie sambil memegang kaki Richard. Richard memejamkan kedua matanya, lalu melihat wanita dibawahnya.

" Ok! Aku akan memaafkanmu! Tapi sampai Aku melamar Bella!" kata Richard.

" Iya! Terserah! Asalkan saat ini aku bisa bersamamu dan membuatmu puas!" kata Julie.

Richard menarik lengan Julie dan melihat tubuh polos wanita itu. Dihapusnya airmata Julie dengan pelan lalu disibakkannya rambut panjang Julie yang menutupi sebagian wajah dan dadanya. Richard mengusap tubuh Julie dari wajah, leher lalu kedua dadanya dan meremasnya disana.

" Mandikan aku!" kata Richard, dengan senang hati Julie menganggukkan kepalanya dan melucuti pakaian Richard satu-persatu.

" Maaf jika aku menamparmu! Apakah sakit?" tanya Richard menjilat darah di bibir Julie.

" Aku tidak akan merasa sakit jika kamu yang melakukannya, baby!" kata Julie sambil melepaskan penutup terakhir di tubuh Richard. Dan dengan kokohnya milik Richard telah mengeras akibat permainan tangan Julie saat membuka pakaiannya. Mereka kemudian masuk ke kamar mandi dan melakukan penyatuan hingga beberapa kali.

" Mama nggak tanya?" tanya Bella pada Netta, saat mereka sedang duduk di kursi dekat kolam renang.