" Selamat Malam, Arabella!" sapa seorang pria.
" Selamat malam, Kak Arvin!" balas Bella.
" Maaf, apa saya terlalu cepat?" tanya Arvin karena dia belum melihat siapa-siapa di meja restoran yang dipesan.
" Sebenarnya iya, tapi nggak papa!" jawab Bella tersenyum.
" Maaf, kalau saya terlalu cepat! Karena saya terkejut dan sangat bahagia saat Malv menghubungi saya jika dia mengundang saya makan malam bersama kamu!" kata Arvin dengan mata yang tak lepas dari wajah Bella.
" Ini buat kamu!" ucap Arvin memberikan sebuah buket bunga Mawar putih pada Bella.
" Trima kasih!" jawab Bella tersenyum lalu mencium harum bunga mawar kesukaannya tersebut.
" Maaf saya tidak membawa apa-apa lagi!" kata Arvin.
" Tidak usah, Kak! Ini sudah cukup!" kata Bella.
" Rado mana?" tanya Arvin yang belum melihat Rado putra Bella.
" Rado lagi dibawa Kak Malv tadi ke kantornya, katanya langsung kesini!" jawab Bella.
" Ohhh!" sahut Arvin yang mengangguk-anggukkan kepalanya.
Lalu suasana menjadi hening sejenak, Bella jadi merasa kikuk sejak pembicaraannya dengan Malv kemarin.
" Apa saya membuat kamu tidak nyaman?" tanya Arvin yang merasa Bella sedikit canggung dengan keberadaannya.
" Tidak, Kak! Maaf sampe lupa, Silahkan duduk!" jawab Bella.
" Trima kasih!" jawab Arvin lalu dia mendorong sedikit kursi yang di duduki Bella.
Gentleman sekali! Ahhhh, Kakak Arvin...jadi gemesssss....xixixi...(Alay amat thor!)
" Trima kasih!" jawab Bella.
" Sama-sama!" sahut Arvin, lalu dia duduk di depan Bella.
" Kamu terlihat cantik seperti biasa, Arabella!" puji Arvin tanpa berkedip.
" Trima kasih, Kak! Kakak juga terlihat tampan!" balas Bella.
" Benarkah? Sayangnya kamu tidak tertarik dengan semua itu!" kata Arvin pelan.
Arvin yang selama ini selalu berusaha untuk mendekati Bella dengan segala cara yang menurutnya masih di batas kewajaran, berakhir dengan kecewa karena Arvin merasa jika wanita yang sedang duduk dihadapannya itu selalu memasang tembok yang sangat tinggi diantara mereka.
Awalnya Arvin memberikan Bella waktu dengan mendekatkan dirinya pada putra semata wayang Bella. Rado merasa sangat senang bisa bersama dengan Arvin, karena Arvin memberikan dia kasih sayang seperti seorang ayah kandung yang tidak pernah dirasakannya. Dan terkadang Rado dibawa Arvin pergi kemana dia mau dan awalnya Bella merasa keberatan, tapi karena hubungan Rado dan Arvin yang sangat dekat, lama kelamaan Bella memberikan keleluasaan pada Arvin untuk membawa Rado.
" Selamat Malam! Apa anda sudah ingin memesan sesuatu?" tanya seorang pelayan pria yang datang ke meja mereka. Save by the waiter.
" Kak Arvin?..."
" Saya menunggu Malv!" jawab Arvin.
Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel Bella. Bella membuka ponselnya dan membaca sebuah pesan. Bella mengerutkan keningnya lalu mengetik untuk membalas pesan tersebut. Sebuah pesan masuk kembali ke ponsel Bella. Bella menghela nafas membaca isi pesan tersebut.
" Sepertinya Kak Malv gak bisa datang, Rado tertidur di kantornya dan dia tidak tega untuk membangunkannya!" kata Bella memperlihatkan foto Rado yang tertidur di kamar kantor Malv.
" Apa kamu merasa keberatan jika kita makan malam berdua? Jika memang seperti itu, saya tidak keberatan untuk pergi, saya..."
" Kak! Please! Kita makan malam dulu, Ok! Anggap ini adalah dinner romantis!" ucap Bella santai.
Deg! Jantung Arvin serasa ingin melompat saat mendengar ucapan Bella.
" Ka...mu...serius?" tanya Arvin gugup.
" Iya! So...enjot it!" ucap Bella.
" Ok!" jawab Arvin yang merasa sangat bahagia malam ini.
Mereka makan sambil merbincang santai, Bella baru menyadari jika Arvin terlihat sangat tampan dan penuh kharisma. Pembawaan yang tenang dari pria itu sedikit membuat Bella merasa nyaman berbicara dengannya. Arvin tidak pernah sekalipun menanyakan tentang kisah cinta Bella ataupun masa lalu Bella. Sesekali Arvin tertawa lepas saat wajah Bella menggambarkan keterkejutannya atas hal-hal yang tidak pernah Bella duga sebelumnya ternyata berhubungan dengan Arvin.
" Biarkan aku yang membayar makan malam ini!" kata Arvin.
" Ok!" jawab Bella tanpa basa-basi. Dan itu membuat Arvin tersenyum.
" What? Kakak yang meminta!" kata Bella menaikkan kedua bahunya.
" Ayo! Aku antar kamu pulang!" kata Arvin.
Mereka berjalan berdua keluar dari resto lalu Arvin menunggu petugas valet untuk mengambil mobilnya.
Tiba-tiba saja tanpa di duga-duga dan tidak ada tanda-tandaakan datang, hujan turun dengan kerasnya.
" Ini mobilnya, Tuan!" kata petugas Valet yang telah membawa mobil Arvin dan memberikan kunci mobil tersebut pada Arvin.
" Trima kasih!" balas Arvin sambil memberikan tip.
" Trima kasih, Tuan!" balas petugas itu ganti sambil membukakan pintu mobil untuk Bella sedangkan Arvin memutar ke depan mobil menuju ke pintu kemudi mobilnya.
Bella memasang seatbeltnya saat Arvin duduk di kursi kemudi dan memasang seatbeltnya juga.
" Sudah?" tanya Arvin.
" Sudah, Kak!" jawab Bella.
Mereka hanya diam di dalam mobil selama perjalanan, karena hujan yang lumayan keras. Arvin sedikit berhati-hati selama menyetir, karena jalanan tidak terlihat begitu jelas. Bella mengusap-usap lengannya.
" Apakah kamu kedinginan?" tanya Arvin yang segera memutar Ac mobil menjadi hangat.
" Trima kasih!" kata Bella.
" Apa sudah hangat?" tanya Arvin.
" Iya!" jawab Bella.
Setelah beberapa saat, mobil mereka berhenti di depan pagar sebuah rumah besar. Pagar terbuka secara otomatis saat Bella menekan beberapa nomor di ponselnya. Arvin menjalankan kembali mobilnya masuk ke halaman rumah dan berhenti tepat di depan pintu rumah. Arvin segera keluar dari dalam mobil lalu berjalan mendekati pintu satunya dan membukanya agar Bella bisa keluar.
" Trima kasih!" kata Bella. Bella berjalan mendekati pintu rumahnya dan mencoba untuk membukanya.
" Sepertinya mereka belum kembali!" kata Bella.
" Apa aku temani kamu sampai mereka datang?" tanya Arvin.
" Nggak usah, Kak! Aku mau langsung istirahat aja!" kata Bella.
" Ok! Kalo gitu aku balik! Trima kasih atas makan malam yang indah ini! Aku nggak akan melupakannya!" kata Arvin mendekati Bella.
Mereka saat ini sedang berhadapan, Arvin tidak berhenti menatap Bella dengan penuh cinta.
" Aku akan ke Jakarta besok! Mungkin akan sedikit lama, karena aku harus mengawasi perusahaanku yang mengalami sedikit masalah!" kata Arvin dengan wajah sedikit sedih.
" Apa ada yang serius?" tanya Bella.
" Tidak! Tapi terima kasih sudah bertanya, itu sangat aku hargai!" kata Arvin.
" Aku harus pergi! Selamat Malam! Semoga mimpi indah!" kata Arvin.
Bella tersenyum dibalas dengan senyuman juga oleh Arvin. Lalu Arvin memutar tubuhnya dan berjalan menuju ke mobilnya. Bella menundukkan kepalanya dan memejamkan sejenak kedua matanya.
" Kak!" panggil Bella tiba-tiba. Arvin menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya.
" Ya?" tanya Arvin.
" Aku akan memberi kakak kesempatan!" kata Bella dengan suara bergetar.
" Ap..apa?" tanya Arvin terbata.
" Aku ingin kita mencoba untuk bersama!" kata Bella. Arvin berjalan perlahan mendekati Bella, mereka sudah saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.
" Katakan lagi!" pinta Arvin lembut\.
" Buat aku jatuh cinta sama kakak!" balas Bella.
" Aku pasti bisa melakukan itu! Kamu cukup merasakan saja!" kata Arvin dengan sanagt lembut.
Arvin mengalihkan rambut yang menutupi sebagian mata Bella lalu menatap penuh cinta pada wanita di depannya itu.
" Aku mencintaimu Arabella!" bisik Arvin memeluk tubuh indah itu dengan penuh kelembutan. Bella membalas pelukan Arvin dan memejamkan kedua matanya. Maaf, Do! Aku harus melakukan ini! Kita memang tidak berjodoh! batin Bella.