Prolog
Seorang pemuda dengan setengah mukanya tertutup darah dan berpakaian layaknya petualang dengan zirah besi dan juga pedangnya berjalan memasuki suatu bangunan yang sangat besar. Tepat sebelum dia masuk bangunan tersebut nampaknya terdengar suara orang-orang merintih kesakitan dan bersamaan dengan masuknya pemuda itu, banyak mayat berserakan tepat di depan bangunan tersebut. Tap.. tap... tap... pemuda itu berjalan lebih dalam lagi sambil mengecek setiap ruangan seperti sedang mencari seseorang. Hingga akhirnya dia sampai di ruang bawah tanah. Ruangan itu kosong dan sangat luas, rasanya seperti arena bertarung yang sudah disiapkan oleh seseorang.
"ohh... Jadi ini penyusup kecilku." Terdengar suara sambutan dari seseorang untuk pemuda itu. Pemuda itu mencari asal suara itu dan ternyata berasal dari seseorang yang sedang berdiri diatas sesuatu yang mirip sebuah tiang dan berwarna merah seperti darah. Orang itu memiliki rambut dan mata berwarna merah, memiliki sayap seperti kelelawar dan tinggi nya kurang lebih sama seperti pemuda tersebut.
"hei, kau yang diatas sana. Apakah kau Jendral tertinggi Pasukan Raja Iblis itu?" teriak pemuda itu.
"kalau iya memang kenapa? Aku tidak punya urusan denganmu." Balasnya.
"kemari lah... Ada yang ingin kubicarakan denganmu."
"yang lebih penting... Bagaimana kau bisa masuk kesini? Apa kau seorang pahlawan? Lalu dimana teman-temanmu itu?" tanya orang itu kepada si pemuda.
"hei tenanglah bung, tidak bisakah kau memberi pertanyaan kepada tamu mu satu persatu?" balas pemuda dengan tenang. Orang itu menyulurkan tangannya ke depan seakan-akan sedang memberi aba-aba. Kemudian muncul segumpal darah yang membentuk seperti ujung tombak tetapi sedikit lebih panjang. Fuuussshhhh... ujung tombak yang terbuat dari darah itu pun meluncur begitu cepat ke arah si pemuda. Trrriiinggg... Tetapi pemuda tersebut berhasil menangkis ujung tombak itu dengan pedangnya. Orang itu terkejut melihat reaksi cepat pemuda menangkis serangannya.
"hei, tidak bisakah kau sabar sedikit? Hehh" kata pemuda itu dengan kepala yang sedikit menunduk sambil bersenyum jahat. "aku datang kemari sendirian dan aku bukanlah pahlawan. Namaku Yuu, aku seorang manusia biasa. Dan caraku bisa masuk kesini adalah, sudah pasti dengan membunuh mereka semua yang ada di depan atau harus kubilang pasukan kesayanganmu, Jendral Iblis tertinggi." Lanjut pemuda yang bernama Yuu dengan muka agak serius.
"hahaha... Seorang 'manusia biasa' mengalahkan setengah pasukan iblis terkuat sendirian? Apanya yang 'biasa'? Dan juga jangan panggil aku Jendral tertinggi, aku pun memiliki nama. Namaku Ashira."
"Baiklah, Jendral Ashira, aku punya satu permintaan. Izinkan aku bergabung dengan Pasukan Raja Iblis." Ucap Yuu dengan suara lantang.