Menolak Semua Pihak

Setelah Hao Li memperlihatkan kekuatan roh-nya, tidak diragukan semua penatua di dalam aula terkecuali penatua Jing ingin merekrut Hao Li sebagai murid mereka. Tidak pernah terdengar dalam sejarah Kerajaan Naga Merah seorang remaja berusia 14 tahun berada di tahapan Kondensasi Qi tingkat kelima. Orang-orang berbakat yang berasal dari Istana Kerajaa juga tidak akan seaneh Hao Li.

Pada dasarnya bakat Hao Li hanya bisa disebut anak surga.

Penatua Jing dan Ming Tian Lei tertegun, mereka sama sekali tidak pernah mengira orang yang mereka benci akan sangat kuat. Penatua Jing mungkin bisa membunuh Hao Li dengan mudah sekarang, tapi apa yang akan terjadi beberapa tahun ke depan? Saat itu kekuatan Hao Li aka jauh lebih kuat darinya, dan saat itu juga tidak ada yang bisa dia lakukan selian menerima kenyataan.

"Tidak, aku harus meminta maaf kepadanya jika ada kesempatan. Dengan bakatnya, Sekte Maca Hitam hanya akan mejadi pijakan pertamanya, tidak butuh waktu lama baginya untuk pergi meninggalkan Sekte Macan Hitam dan mencari faksi yang jauh lebih kuat sebagai pendukungnya."

Penatua Jing mungkin orang yang berpikiran sempit, tapi dia tidak bisa menutup mata pada kemungkinan Hao Li yang akan semakin luar biasa di masa depan kelak. Lagipula tidak ada banyak manfaat jika dia memang bisa membunuh Hao Li, sekalipun dia mendapatkan manfaatnya, hidupnya tidak akan lagi sederhana. Bisa saja dia menjadi seorang buronan dari orang-orang yang ada di belakang Hao Li.

Ya, dia pikir Hao Li memiliki latar belakang yang luar biasa. Fakta bahwa tidak ada yang tahu nama Hao Li sebelumnya berarti memang ada yang sengaja menyembunyikannya dan membiarkan dunia luar tahu pada saat waktunya.

Di sisi lain, Ming Tian Lei mengepalkan kedua tangannya erat. Garis tajam di kedua matanya seolah bisa menusuk Hao Li kapan saja, sayangnya tatapannya yang tajam itu sama sekali tidak bisa membunuh orang yang di tatapnya. Jika iya, mugkin Hao Li sudah mati ratusan kali sekarang.

"Hao Li... lagi-lagi kau merebut ketearanku dan melebihi popularitasku. Aku hanya akan menjadi bayanganmu jika kau masih hidup, aku bersumpah aku akan membunuhmu!" ujar Ming Tian Lei geram. Jika ada seseorang yang bertanya kepadanya siapa yang paling dia benci, dia tidak akan ragu untuk menyebutkan Hao Li.

Hua Bing juga terkejut, dia masih ingat kalau dia sebelumnya menentang perkataan Hao Li. Baginya, tidak mungkin akan ada lebih dari dua penatua yang berebut demi satu murid baru. Bagaimanapun hal itu sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya, baik itu ketika ia sudah menjadi seorang murid atapun belum.

Namun apa yang dia saksikan sekarang membuatnya tak bisa berkata-kata. Hao Li memecahkan kata mustahil menjadi sesuatu yang mungkin terjadi. Dan sekarang dia tengah menyaksikan adegan itu.

"Dia benar-benar berhasil membuktikan perkataannya..." gumam Hua Bing pelan.

Hua Bing berjalan mendekat ke arah Hao Li, dia tanpa ragu menangkupkan kedua tangannya dan berkata, "Hao Li, maafkan aku sebelumnya yang bersikap kasar. Aku sama sekali tidak pernah mengira kau akan begitu luar biasa sehingga semua peatua yang ada di dalam aula memilihmu sebagai muridnya."

Hao Li mengalihkan pandangannya ke arah Hua Bing, dia mengulas sedikit senyuman, "aku mengerti apa maksudmu, senior. Jika aku berada di posisimu, aku juga akan berkata seperti itu. Aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Tidak perlu bagimu untuk meminta maaf..."

Mendengar itu Hua Bing menghela napasnya lega, dia bersyukur Hao Li tidak mempermasalahkan sikap tidak sopannya tadi. Sekarang, dia semakin mengagumi Hao Li. Tidak hanya dia berbakat, dia juga sangat rendah hati.

Hua Bing kembali bertanya, "lalu apa yang akan kau lakukan. Dengan begitu banyak pihak yang memilihmu, aku yakin kau juga semakin sulit untuk memilih salah satu dari mereka sebagai tuanmu."

Hao Li mengedarkan pandangannya, dia menghela napasnya pelan, "senior Hua tidak perlu risau. Aku sudah memantapkan pilihanku..."

Kristal Abadi yang dia miliki adalah harta karun tertinggi di alam semesta. Pada dasarnya memiliki seorang tuan juga akan percuma, bagaimanapun pengetahuannya secara alami jauh lebih tinggi dibandingkan dengan para penatua yang ada di dalam aula. Bahkan para Dewa saja tidak berhak menjadi tuannya.

Hao Li maju beberapa langkah ke depan. Melihat pria kecil itu akhirnya bergerak, seluruh aula menjadi hening, meunggu apa yang akan Hao Li lakukan selanjutnya.

Tapi tidak seperti yang mereka bayangkan, Hao Li dengan tegas berkata, "maafkan aku penatua sekalian. Aku sama sekali tidak berniat mengambil siapapun sebagai tuanku."

Dua kalimat yang Hao Li lontarkan membuat semua penatua tercengang, beberapa dari mereka bahkan marah, "kurang ajar! Kau sama sekali tidak menempatkan petinggi sekte di depan matamu! Kami akui bakatmu memang jauh lebih tinggi daripada siapapun, tapi untuk tidak bersikap sopan seperti itu, kau sama sekali tidak pantas!"

Beberapa diantara mereka menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh penatua Wu. Sekalipun bakat dan kekuatan Hao Li melebihi orang lain, itu tidak berarti dia bisa bertindak seenaknya.

Penatua Yu yang sedari tadi diam hanya memperhatikan semuanya dari samping. Berkali-kali pria kecil bernama Hao Li ini mengejutkannya. Rasanya akan aneh jika Hao Li terlalu mendengarkan apa yang dikatakan oleh para penatua. Sifat Hao Li memang pada dasarnya adalah seorang pembangkang dan tidak seperti remaja pada umumnya, dia jauh lebih matang dan dewasa.

Penatua Yu ingin tahu cara kedua orang tuanya Hao Li sampai menjadi remaja seperti itu.

Hao Li seperti biasanya tetap tenang walau berhadapan dengan amarah dari para penatua, dia sepenuhnya memaklumi mereka. Dia kembali berkata, "aku tahu sikapku sedikit lancang, tapi aku juga tahu apa yang terbaik untuk diriku sendiri. Aku hanya khawatir pergerakanku akan dibatasi jika memiliki seorang tuan, sedangkan aku tidak mau hal itu terjadi."

Apa yang dia katakan masuk akal, perkatannya juga membungkam sebagian orang. Memang, memiliki seorang tuan sama saja dengan memiliki orang tua kedua. Seorang murid harus mendengarkan apa yang diperintahkan oleh tuannya, dan mau tidak mau, murid juga harus mematuhi perkataan tuannya.

"Hahhh... jika itu adalah orang lain, tidak diragukan lagi dia akan dihukum karena menentang perkataan para penatua. Tapi kau berbeda, semua orang disini mungkin ingin kau menjadi muridnya, tapi aku yakin beberapa dari kami meragukan kemampuan kami sendiri. Semakin berbakat seorang murid yang mereka terima, semakin berat pula tanggung jawabnya. Jika mereka tidak cukup kuat, mereka mungkin bisa menjadi seorang tuan untuk murid berbakat tersebut, tapi itu berlaku hanya dalam waktu yang singkat."

Penatua Yu yang sedari tadi diam saja akhirnya mengangkat suaranya. Semua pandangan penatua Sekte Macan Hitam teralihkan padanya, apa yang dikatakan oleh penatua Yu masuk akal. Mereka tidak bisa menjadi seorang tuan jika mereka bahkan tidak memiliki banyak hal yang bisa diwariskan kepada muridnya.

Meski mereka malu mengakuinya, mereka setuju dengan apa yang penatua Yu katakan. Mereka meragukan diri mereka sendiri mengenai apakah mereka bisa mengajar Hao Li seperti mereka mengajar murid lainnya? Mendapatkan tangkapan besar memerlukan asupan yang besar pula.

"Tapi dia tidak bisa begitu saja menolak semua permintaan para penatua. Para penatua sudah dengan baik hati mengajak Hao Li untuk menjadi murid mereka, tidak hanya dia bersikap seenaknya, dia juga keterlaluan. Orang seperti itu tidak pantas tinggal di Sekte Macan Hitam yang terhormat!"

"Diam kau!" teriak penatua Jing memberikan peringatan kepada Ming Tian Lei. Orang yang baru saja mengatakan pendapatnya tidak lain adalah Ming Tian Lei, dia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Itu juga alasan mengapa dia berani mengangkat suaranya di depan semua orang.

Penatua Jing menatap murid barunya kesal. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Ming Tian Lei membenci Hao Li, pikirannya yang tidak rasional membuatnya malu. Hao Li berbeda, dia tahu itu. Daripada membuatnya diusir dari Sekte Macan Hitam, sekte justru akan menahan orang seperti itu untuk dikembangkan dan mejadi pilar sekte di masa depan.

Hao Li balas menatap Ming Tian Lei datar. Sejujurnya dia sama sekali tidak menganggap Ming Tian Lei sebagai musuhnya. Alih-alih begitu, dia lebih menganggap tuan muda klan Ming itu sebagai gangguan. Gangguan yang tidak perlu dia hiraukan, dan tentu saja gangguan diciptakan untuk disingkirkan.

Hao Li hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyingkirkan Ming Tian Lei.

Di saat suasaa di dalam aula sedang tenang, secara tiba-tiba seorang pria tua berjubah perak muncul dari balik pintu. Begitu semua orang yang ada di dalam aula melihatnya, mereka semua menundukkan kepala mereka hormat.

"Salam, Patriark Sekte..."