Pertarungan Dendam

Kondisi di sebagian wilayah di Kerajaan Naga Merah benar-benar kacau. Gelombang binatang buas yang tiba-tiba membuat semua kekuatan kewalahan menanganinya, terlebih mereka tidak mempersiapkan apapun untuk menghadapinya.

Setidaknya 10 kota telah terbakar dan ribuan korban jiwa berjatuhan. Seekor burung besar yang terbang melintasi setiap kota sambil membawa malapetaka terlihat di atas langit. Beberapa kultivator ahli mencoba untuk menghentikannya, tapi sayangnya kekuatan mereka tidak cukup untuk bisa berhadapan dengan burung raksasa itu.

Pria tua dengan tingkat kayu berdiri tenang di punggung burung raksasa itu. Kedua mata hijau gelapnya menatap puas pemandangan berapi di bawah pandangannya. Jeritan setiap orang terdengar seperti alunan indah baginya.

"Hahaha! Benar, seperti ini! Teruslah menjerit! Menjerit lah lebih keras!"

Tawanya menggema layaknya orang gila. Tanpa memperdulikan sekumpulan orang yang berlarian, dia terus membakar semua hal yang dilihatnya dengan tongkat kayunya.

Di saat pria dengan tongkat kayu itu terus membuat kekacauan, ketiga penatua pelataran luar yang dikirim oleh Patriark Sekte Macan Hitam dengan cepat sampai di Desa Hijau.

Tanah yang tercampur dengan arang pepohonan membuat warnanya hitam. Perumahan dan semua kios pedagang yang semula aktif di area pejalan kaki, semuanya terbakar hangus.

Kepulan asap masih terlihat mengepul ke langit, malam yang seharusnya mengirimkan kesejukan, digantikan dengan suasana panas di Desa Hijau dan di beberapa desa yang terbakar.

"Tampaknya pelakunya adalah seorang penyihir. Dia ahli dalam menggunakan elemen api, jejak sihir bisa aku rasakan di sini..." ujar Penatua Wei setelah meneliti sejenak.

Fang Hu yang ikut dengannya teralihkan pada sesuatu yang terus bergerak di dekat gubuk rumah yang sudah runtuh. Dia berkata, "tuan, sepertinya masih ada beberapa orang yang selamat. Aku akan menolong mereka!"

Penatua Wei menganggukkan kepalanya setuju, "baiklah, tapi berhati-hatilah. Mungkin masih ada jejak sihir yang menggumpal, bukan mustahil terjadi ledakan kapan saja."

Penatua Xi dan Penatua Zhang Yu memerintahkan orang-orangnya untuk mengevakusi mereka yang selamat. "Cari di setiap sudut tempat. Mungkin saja ada beberapa warga yang masih bersembunyi. Aku akan pergi ke beberapa tempat meminta bantuan mereka."

Penatua Xi melesat pergi, meninggalkan Penatua Wei dan Penatua Zhang Yu.

"Aku akan mencari siapa dalang semua ini. Mengandalkan jejak sihir yang ada, menemukan dalangnya hanyalah masalah mudah." Penatua Zhang Yu berniat mencari pelakunya. Penatua Wei hanya menganggukkan kepalanya, dia percaya dengan kekuatan Penatua Zhang Yu, menangkap pelaku pembakaran ini bukanlah sesuatu yang sulit dia lakukan.

Mereka melakukan tugasnya masing-masing. Tapi prioritas mereka tetap menyelamatkan warga yang selamat.

Angin berhembus cukup kencang, Penatua Zhang Yu terbang melesat ke arah di mana jejak sihir elemen api masih terasa.

Sedangkan si pelaku, pria tua dengan tongkat kayunya mulai merasakan kehadiran orang lain yang mengejarnya. "Sepertinya beberapa orang begitu percaya diri untuk bisa berhadapan denganku..."

Mengandalkan kecepatan tunggangannya, dia melesat ke wilayah minim penduduk, hutan. Pemandangan hutan luas yang gelap menyapa kedua mata hijaunya, tiba-tiba saja dia merasakan kehadiran dua orang yang cukup kuat di dalam hutan itu.

***

Di Hutan Kematian, Ming Wu dan Ming Fei menghentikan aktifitas mereka. Kesadaran surgawi mereka yang mampu menyelimuti sebagian wilayah di dalam hutan menemukan seorang pria tua dengan seekor burung roc memasuki wilayah mereka.

"Ayah, apa ayah merasakannya juga? Bukankah pria itu adalah Ahli Sihir Kekaisaran Mei? Mengapa dia ada di sini?" tanya Ming Fei kepada Ming Wu.

"Aku juga bisa merasakannya. Kudengar dia sedang menjalani hukumannya karena dengan kejam membuat beberapa percobaan menggunakan manusia. Dia diasingkan oleh Kekaisaran Mei seumur hidupnya dan dipenjara di tempat yang tidak diketahui oleh siapapun."

"Sepertinya 'penjara misterius' ini ada di Kerajaan Naga Merah melihat dia berada di sini sekarang."

Gelap malam membuat jarak penglihatan terbatas, namun hal itu tidak berlaku untuk Ming Fei dan Ming Wu. Keduanya segera beranjak dari rumah kecilnya untuk melihat ada urusan apa Ahli Sihir Kekaisaran Mei mendatangi Hutan Kematian di saat dia masih menjalani hukuman.

Jarak antara pria bermata hijau dan keduanya semakin menipis, tak lama kemudian mereka saling berhadapan di udara. Pria berjubah hitam dengan tongkat kayu di tangannya menatap intens Ming Wu dan Ming Fei yang menghalangi jalannya.

"Menepi lah jika kalian ingin selamat..." ujar Shi Hao, Ahli Sihir Kekaisaran Mei.

Ming Wu dengan percaya diri membalas, "ini adalah wilayahku, kau tidak bisa memasuki wilayahku begitu saja, tuan penyihir."

Mendengar bagaimana pria paruh baya di depannya memanggilnya 'tuan penyihir', kedua mata hijaunya menunjukkan sedikit keterkejutan. Dia telah di penjara selama 100 tahun lamanya, mengejutkan masih ada orang yang mengenalnya di Kerajaan Naga Merah yang kecil ini.

"Tampaknya kau tahu siapa aku. Karena aku mengetahuinya, berhentilah menggangguku dan menyingkir dari jalanku. Itu pilihanku jika aku memasuki wilayahmu atau tidak, bukan hakmu memaksaku..." balas Shi Hao sinis.

Ming Wu terkekeh pelan, dia tiba-tiba saja bertepuk tangan. Ming Fei yang ada di sisinya tidak tahu alasan mengapa ayahnya begitu senang.

"Shi Hao, apakah kau tidak ingat siapa aku? Baiklah, mungkin karena kau dipenjara dalam waktu yang sangat lama, aku akan mengingatkanmu kembali. Istriku, Shen Yu Mei, kau bunuh dia demi memuaskan hasrat penelitianmu itu. Awalnya aku ingin membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri, tapi Kaisar tua itu malah melemparkanmu ke tempat asing yang hanya dia ketahui. Aku tak bisa berbuat banyak saat itu karena Kaisar tua itu memiliki hubungan dengan sekte bintang enam di Benua Utama. Tapi, melihat kau berada di depanku sekarang membuatku senang, aku bisa membunuhmu sesuai dengan keinginanku sebelumnya!"

Mendengar apa yang dikatakan oleh Ming Wu, Shi Hao akhirnya ingat kejadian 100 tahun yang lalu, di masa sebelum dia dipenjara.

"Ahh... Ternyata kau. Kau terlihat berbeda sekali dibandingkan dengan 100 tahun yang lalu. Apakah kehilangan istrimu membuatmu melemah? Lagipula, apakah kau mengira aku hanya diam saja di dalam tempat gelap itu? Aku juga ingin tahu sejauh apa kekuatanmu sekarang..."

Shi Hao menatap Ming Wu sengit. Begitu juga dengan Ming Wu, kesempatan yang telah ditunggunya akhirnya datang. Dia tidak melepaskannya begitu saja.

Jubah putih panjang Ming Wu berkibar layaknya bendera deklarasi peperangan, rambutnya yang berwarna putih tertiup angin. Sosoknya yang sudah tua berkeriput itu nampak tegas sekarang, Ming Fei terpana melihat ayahnya yang bersiap bertarung melawan Shi Hao di depannya.

"Ayah, tidak ada salahnya kau berhati-hati. Aku akan membantumu sekuat yang aku bisa!" ujar Ming Fei, sebagai anak Shen Yu Mei, dia harus membalaskan dendam ibunya.

Shi Hao mengayunkan tongkat kayunya, kobaran api berwarna merah menyala menyambar Ming Wu dan Ming Fei. Di saat yang sama, Ming Wu melakukan serangkaian gerakan tangan, perisai energi terbentuk di depannya, melindunginya serta Ming Fei dari serangan Shi Hao.

Di sisi lain, Ming Fei melambaikan kedua tangannya, siluet seorang wanita bermahkota muncul di belakang punggungnya. Suhu di sekitarnya seketika menurun ke titik beku, tanah serta pepohonan yang ada di sekitarnya membeku dalam waktu yang sangat cepat.

Ming Fei mengubah energi spiritualnya menjadi tembakan sihir elemen es. Kedua elemen yang berlawanan saling bertubrukan, menciptakan kabut di sekitar Hutan Kematian.

Tak berhenti di sana, Shi Hao kembali melemparkan serangannya mengandalkan tongkat kayu yang dipegangnya. Setiap tongkat itu bergerak, masing-masing serangan dia lemparkan.

"Sialan! Tongkat itu adalah Senjata Spiritual kelas menengah. Sulit untuk mengalahkannya jika terus seperti ini. Kita harus melepaskan tongkat itu dari genggamannya, bagaimanapun caranya!" ujar Ming Wu pada anak perempuannya.

Mengerti dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya, Ming Fei memperkuat serangannya. Berniat membuat Shi Hao sibuk dengannya, mencoba untuk membuka celah agar Ming Wu bisa merebut tongkat kayu itu dari tangan Shi Hao.

Serangan Ming Fei tidak terlalu efektif melawan Shi Hao yang berada di tahapan Bumi Asal seperti ayahnya. Meski begitu, serangannya yang berada di tahapan Tranformasi Jiwa tidak bisa diremehkan.

Ledakan akibat serangan kedua belah pihak membuat sebagian wilayah hancur. Semua binatang buas yang ada di sekitar memilih untuk melarikan diri, berusaha menyelamatkan nyawa mereka sendiri.

Kali ini Ming Wu memulai serangannya. Tubuhnya berputar ke sisi barat, mencoba untuk menciptakan jarak antara dirinya dan Ming Fei. Kekuatan spiritual dengan cepat dia keluarkan, membentuk enam siluet Phoenix merah menyala, itu menunjukkan dirinya berada di tahapan Bumi Asal tingkat keenam.

Dia melambaikan tangannya, sebuah pedang tiba-tiba saja muncul di tangan kanannya. Ujung bilah pedang yang terlihat tajam seolah mampu memotong apa saja yang menghalanginya. Namun sayang, meski begitu pedang yang dipegangnya hanyalah Senjata Spiritual kelas rendah, tidak bisa dibandingkan dengan tongkat kayu milik Shi Hao.

Perlahan sinar berwarna biru tua keluar dari pedang itu. Kekuatan yang terkadang di dalam pedang Ming Wu keluarkan. Dia harus membunuh Shi Hao apapun caranya.

Shi Hao terkekeh pelan, dia berkata, "aku tidak mengira pada akhirnya kau sedikit lebih kuat dari ku. 100 tahun yang lalu, seingatku kau hanya berada di tahapan Bumi Asal tingkat pertama, sepertinya bahkan setelah kau tinggal di kerajaan kecil ini, kau sama sekali tidak mengendurkan kultivasimu. Tapi sayang sekali, bukan kau sendiri yang bertambah kuat..."

Tiba-tiba saja enam siluet Phoenix lainnya terbentuk di atas kepala Shi Hao. Ming Wu dan Ming Fei yang melihatnya terkejut, mereka tidak mengira Shi Hao yang hanya seorang Ahli Sihir berada di tahapan yang sama dengan Ming Wu, Bumi Asal tingkat keenam.

Shi Hao mengarahkan tongkatnya ke langit. Awan di sekitarnya berputar dengan cepat, puluhan benang petir terlihat mengerikan. Suara lolongan binatang buas di wilayah luar Hutan Kematian menggila, seolah terdapat sesuatu yang memancing amarah mereka.

Ming Wu dan Ming Fei merasakan bahaya ketika Shi Hao merapalkan mantra-nya. Tanah di sekitarnya bergetar hebat, dari kejauhan, terlihat ribuan binatang buas menyerang ke arah mereka.

Kedua mata Ming Wu melebar, "aku tidak pernah mendengar Shi Hao mendalami ilmu pengendalian binatang. Semua binatang buas yang ada di sekitarnya mampu dia kendalikan, dan membuat segerombolan binatang buas itu menyerang kita. Aku tidak mengira dia akan meningkat sejauh ini hanya dalam waktu 100 tahun!"

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Entahlah. Tidak sulit bagiku untuk membunuh semua binatang buas itu, tapi itu sama saja dengan menentang tugasku sebagai penjaga Hutan Kematian yang dia perintahkan."

"Tapi ayah..." Ming Fei tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Apakah mereka akan terbunuh di sini?

'Swoosh!'

Di saat keadaan begitu kacau, sesosok bayangan muncul di depannya. Ming Wu dan Ming Fei tertegun, pasalnya orang yang baru saja muncul di depannya adalah orang yang mereka kenal.

"Hao Li? Apa yang kau lakukan di sini?!"