Berdiri di pinggir jalan sepagi ini adalah rutinitas Jeha. Tapi ini lebih istimewa karena ia menjalankan sebuah misi.
Setelah tadi malam ia dibujuk dan konsultasi dengan Novi, akhirnya Jeha memutuskan untuk mengikuti saran temannya itu.
Jeha berjalan pelan sembari menunggu Ry. Ya, ia sedang menunggu Ry.
Berulang kali Jeha melihat ke belakang. Memantau apakah Ryshaka sudah terlihat atau belum tapi sepertinya lelaki yang memiliki kadar ketampanan luar biasa itu belum datang.
"Huh." Jeha menghembuskan nafasnya pelan.
Menunggu adalah kegiatan paling membosankan sedunia.
Brum!
Jeha langsung menegakkan badannya. Ia berusaha jalan senormal mungkin.
Bunyi motor Ry semakin dekat. Jeha pura pura memperbaiki seragamnya.
"Je?"
Jeha menoleh karena dipanggil. Kan, benar jika itu adalah Ry. Jeha sampai hafal suara motornya.
"Ya?"
"Ayo bareng aja!"
Jeha tak mengindahkan kalimat Ry, ia melirik jok belakang Ry yang kosong.