Chapter 03 : Chapter 03 : Membunuh Penguntit, Hiiro Sanada dan Peningkatan Status.

Chapter 03 : Membunuh Penguntit, Hiiro Sanada dan Peningkatan Status.

☆-----___-----___-----☆{Alun-Alun Kota Gierics, Ibu Kota Kerajaan Groxia}☆-----___-----___-----☆

Suara gemercik air mancur terdengar menggema di tempat itu. Langit malam yang tidak memiliki awan sedikit pun, memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai bintang dan bulan yang bersinar dengan terang.

Di tengah air mancur tersebut, terdapat semacam patung yang membentuk seorang wanita muda pertengahan dua puluhan, dengan jubah panjang, rambut panjang yang di ikat dengan gaya ponytail, dan memegang semacam rapier yang tampak seperti sedang digunakan untuk menunjuk sesuatu. Ada juga semacam hiasan pernak-pernik berwarna emas dan merah, yang tampak nya mengitari pinggiran dari air mancur ini, dan membentuk semacam simbol dari semacam hewan berbentuk singa, dan burung phoenix yang saling melilit.

Di sana juga, tampak nya ada seseorang yang sedang duduk di tepi air mancur dengan ekspresi wajah muram. Orang ini adalah seorang gadis remaja dengan perawakan wajah yang tampak nya sangat imut, dan memiliki rambut merah muda, yang tampak bersinar sedikit saat terkena cahaya dari bulan, dan juga, terlihat sedikit berkibar akibat diterpa oleh angin. Serta, mata pink morganite-nya terpaku pada dua bulan yang tergantung di langit.

Gadis ini tampak seperti personafikasi dari keimutan itu sendiri. Dan nama-nya itu, tentu saja adalah Hiiro Sanada.

"Huhh ... Jadi, ada dua bulan di Dunia ini, ya?" Katanya, seakan-akan ia sedang berbicara dengan patung yang ada dibelakang nya itu. "Tempat ini benar-benar bukan Jepang. Mungkin lebih tepat nya lagi untuk mengatakan, jika kami benar-benar sedang tidak berada di bumi."

Sanada kemudian sedikit terkekeh, saat pemikiran seperti itu tampak nya mulai terlintas di dalam benak nya. Sesaat setelah itu, air mata terlihat mulai mengalir di kedua sisi pipi nya.

Gadis ini kemudian mulai memeluk kedua lutut nya, sebelum ia mulai bersandar ditembok kecil yang ada dibelakang nya.

Jika sekarang ada seseorang yang melihat wajah dari gadis ini, mereka mungkin akan dengan mudah memahami apa yang sedang dirasakan oleh nya. Sedangkan orang-orang yang mengenal gadis ini, mereka semua pasti akan menjadi sangat terkejut, saat melihat penampilan yang saat ini dimiliki oleh gadis ini. Sebab, gadis ini selalu tampak ceria dan sama sekali tidak pernah memasang ekspresi wajah seperti itu.

Lagi pula, untuk seorang gadis kecil seperti Hiiro Sanada yang tumbuh besar bersama dengan keluarga yang sangat harmonis dan sangat menyayanginya. Lalu, tiba-tiba saja ia harus masuk ke dalam semacam situasi yang tidak memungkinkan dia untuk bertemu dengan keluarga nya lagi. Tentu saja, hal itu akan sangat menyakitkan bagi nya.

Belum lagi, ia ini adalah seorang gadis yang tidak ingin terlalu merepotkan orang lain, yang juga membuatnya tidak dapat meluapkan perasaan sedih dan takut nya kepada siapa pun. Bahkan, Sanada juga tidak berani mengatakan hal ini kepada Senpai tercinta nya, karena ia tidak ingin merepotkan nya, dan ia juga tahu, bahwa Senpai nya ini pasti memiliki konflik batin nya tersendiri.

Jadi, karena hal itulah juga, ia hanya bisa memaksakan senyum ceria di wajah nya saja, saat ia bersama dengan semua orang. Namun, saat Sanada sendirian seperti ini, ia tidak bisa lagi menahan senyum nya itu, dan air mata mulai mengalir di kedua sisi pipi nya.

Setelah beberapa saat menangis, Sanada tampak nya mulai bisa sedikit menenangkan diri nya sendiri. Namun, air mata yang ada di kedua pipi nya itu masih tidak mau berhenti mengalir.

"T-tidak, tidak Sanada! Kamu tidak boleh menangis seperti ini! Kamu masih memiliki Souji-senpai dan yang lain nya. Jadi, kamu tidak boleh terus menangis seperti ini!" Katanya, saat ia mulai menampar kedua pipi nya sendiri.

Lalu, ia mulai kembali memandangi bulan sekali lagi. Tapi bedanya, kali ini tatapan yang ia miliki memancarkan tekad kuat di balik nya.

"Tapi tetap saja, aku benar-benar tersesat sekarang. Aku lupa dimana letak penginapan nya itu, karena hampir seluruh kota ini tampak sama." Katanya dengan nada frustasi. "T-terlebih lagi, t-tempat ini benar-benar sangat gelap. A-aku hanya berharap, j-jika tidak ada semacam h-hantu ditempat ini. B-be-benar-benar tidak ada, kan?" Lanjutnya, saat ia mulai memandangi sekitarnya dengan penuh ketakutan.

Namun, beberapa saat setelah ia mengatakan hal tadi, tiba-tiba saja terdengar sebuah suara, yang terdengar sangat akrab bagi nya, dan suara itu memanggil nya dari arah belakang.

"O-ohh!! Akhirnya aku menemukan mu, Sanada!!"

Sanada yang mendengar teriakan penuh kegembiraan itu langsung segera berbalik, untuk melihat seorang anak laki-laki berambut platinum-hitam yang sangat ia kenal.

Anak laki-laki berambut platinum-hitam itu saat ini tampak sedang memandangi nya dengan mata heterochromia Azure-Violet nya, yang tampak jelas memiliki kekhawatiran dan kelegaan di dalam nya.

"S-so-souji-senpai!! Bagaimana bisa kamu ada di sini?!" Katanya dengan penuh keterkejutan, saat ia melihat anak laki-laki berambut platinum-hitam itu.

Ya, anak laki-laki berambut platinum-hitam yang saat ini sedang berada di depan Sanada itu adalah Shimotsuki Souji.

Namun, mari kita terlebih dahulu kembali, ke beberapa waktu yang lalu, sebelum Souji bisa menemukan Sanada.

☆-----___-----___-----☆{Distrik Timur Kota Gierics, Ibu Kota Kerajaan Groxia}☆-----___-----___-----☆

Di tengah malam yang sangat gelap dan hanya disinari oleh cahaya bulan. Tampak seseorang yang sedang berlari dengan terburu-buru di jalan rusak yang ada di tempat itu.

Orang ini terus berlari, saat rambut platinum-hitam nya menari-nari terbawa oleh angin, dan tampak di sinari oleh cahaya bulan. Mata heterochromia Azure-Violet milik orang ini juga tampak terus-menerus menyala dalam gelap nya jalan tersebut, dan terlihat memancarkan semacam kekhawatiran bercampur amarah di dalam nya.

Anak laki-laki ini juga tampak memancarkan semacam keindahan tertentu, yang pasti akan membuat para gadis terpesona, saat mereka merasakan nya. Dan tentu saja, nama dari anak laki-laki ini adalah Shimotsuki Souji.

'Sial! Dimana kamu sebenarnya Sanada!?' Pikirnya, ketika ia mulai kembali menggertakkan gigi nya dengan kesal, saat langkah kaki nya mulai menjadi lebih cepat.

Sementara itu, beberapa ratus meter dibelakang Souji. Terlihat ada dua orang yang sedang berlari mengikuti nya.

Kedua orang ini tampak menggunakan semacam pakian gelap, yang ditutupi oleh sebuah jubah panjang berwarna hitam, yang menutupi hampir seluruh wajah mereka. Masing-masing dari mereka juga memiliki semacam pedang barat di pinggang kanan mereka, dan belati kecil di sisi yang lain nya.

Lalu, salah satu dari dua orang ini adalah seorang pria muda yang tampak berada di usia pertengahan dua puluhan, dengan wajah yang sangat serius, kaca mata oval, rambut cokelat berantakan, dan mata emas. Sedangkan orang yang satu nya lagi ini tampak seperti seorang pria paruh baya berumur sekitar tiga puluh tahunan, dengan wajah yang tampak agak garang, jenggot tipis berwarna putih, rambut tipis yang semua nya tampak sudah berubah menjadi uban, dan mata gelap nya yang selalu tampak menyipit.

Mereka berdua terus mengikuti anak laki-laki berambut hitam itu, saat ia sedang berlari mengitari seluruh lanskap Ibu Kota Kerajaan Groxia.

Namun, wajah tenang mereka tampak nya langsung lenyap, pada saat mereka melihat Souji semakin lama mulai menjadi semakin cepat. Bahkan pria muda yang tampak nya selalu memasang ekspresi serius ini, tidak bisa mempertahankan ekspresinya itu, ketika melihat Souji yang mulai menjadi semakin cepat.

Alasan keterkejutan dari kedua orang ini tentu saja adalah: Karena mereka pada awal nya di suruh untuk mengikuti beberapa Pahlawan yang memutuskan untuk pergi dari kerajaan ini, dan membunuh mereka setelah nya. Namun, saat mereka baru saja ingin melakukan hal itu. Mereka secara tidak sengaja melihat salah satu dari Pahlawan ini mulai berjalan keluar dari penginapan tempat para Pahlawan itu menginap, dan berjalan menuju ke arah acak.

Tapi sayang nya, saat kedua nya melihat bahwa Pahlawan yang sedang mereka ikuti ini masih tidak bergerak sama sekali di satu tempat. Mereka berdua kemudian memutuskan untuk membiarkan hal ini, dan mengurus yang lain nya terlebih dahulu.

Karena, dari informasi yang diberikan kepada mereka. Semua Pahlawan ini tampak nya tidak memiliki kekuatan yang cukup signifikan, yang terlihat dapat menyaingi kedua nya. Oleh sebab itu, mereka berdua memutuskan untuk membereskan yang lain nya terlebih dahulu, sebelum kedua nya membereskan yang satu ini.

Namun sayang nya, saat mereka baru saja sampai di penginapan. Mereka berdua langsung dikejutkan oleh Pahlawan lain yang keluar dari penginapan. Tapi berbeda dengan yang sebelum nya, karena Pahlawan yang satu ini tampak berlari dengan sangat terburu-buru, seakan-akan ia sedang mengejar sesuatu.

Berkat rasa penasaran yang dimiliki oleh kedua nya, mereka tanpa pikir panjang langsung mengikuti Pahlawan ini. Namun, rasa penasaran yang mereka berdua miliki itu berubah menjadi keterkejutan yang tak terbayangkan, saat kedua nya melihat Pahlawan ini mulai berlari dengan semakin cepat.

"Sialan! Bagaimana bisa coba? Bocah ini semakin lama mulai menjadi semakin cepat?" Gumam salah satu dari mereka berdua dengan nada kesal bercampur frustasi.

"Itu benar sekali. Mereka bilang dia ini hanya seorang sampah yang tidak memiliki Job Class sama sekali. Tapi, bagaimana mungkin seorang sampah yang tidak memiliki Job Class seperti dia ini dapat mempunyai kecepatan yang sangat mengerikan seperti itu? Apakah Yang Mulia membohongi kita?" Kali ini, yang mengatakan hal itu dengan sangat frustasi adalah pria yang satu nya lagi.

Meskipun begitu, pada akhirnya, keduanya tidak bisa melakukan apa pun selain terus mengikuti nya saja. Karena, mereka merasa jika orang ini lebih berbahaya ketimbang yang lain nya, dan kedua nya sepakat untuk menghabisi Pahlawan ini terlebih dahulu, sebelum menghabisi Pahlawan yang lain nya.

Namun, kedua nya waktu itu masih belum menyadari, keputusasaan macam apa yang akan menghampiri mereka, saat Pahlawan yang mereka kejar ini bertatapan langsung dengan mereka.

☆-----___-----___-----☆{Distrik Selatan Kota Gierics, Ibu Kota Kerajaan Groxia}☆-----___-----___-----☆

Saat suara tetesan air bergema ditempat itu, tampak sesosok yang sedang berlari melewati berbagai macam gedung yang ada di sana. Sosok ini terus berlari, saat rambut platinum-hitam nya menari-menari akibat diterpa oleh angin. Mata dari sosok ini juga terus-menerus bersinar dalam warna Azure-Violet, saat kekhawatiran bercampur amarah yang terpancar dari nya terus-menerus tumbuh menjadi semakin kuat.

Orang ini tentu saja adalah Shimotsuki Souji. Ia saat ini sedang berkeliling ibu kota untuk mencari seseorang. Namun, tidak peduli berapa kali ia memutari seluruh distrik yang ada di ibu kota ini, ia masih belum menemukan orang yang sedang ia cari. Karena hal itulah juga, Souji tidak bisa tenang sama sekali.

Langkah kaki nya tiba-tiba saja terhenti, saat ia mulai melihat sekeliling nya dengan sangat cermat.

"Sial! Dimana kamu sebenarnya Sanada?!" Gumamnya, ketika darah mulai mengalir dari mulut dan tangan nya. Meskipun begitu, seseorang mungkin saja masih bisa menyadari, jika nada suara nya itu benar-benar di penuhi oleh kekhawatiran.

Lalu, alasan kenapa dia memutuskan untuk berhenti berlarian keliling Ibu Kota ini adalah, karena dia tahu hal itu tidak efisien sama sekali, dan hanya membuang-buang waktunya saja. Belum lagi Ibu Kota ini benar-benar sangat luas, dan karena hal itulah Souji akan memiliki persentase yang sangat kecil untuk menemukan Sanada, jika ia terus melakukan hal itu.

Jadi, ia memutuskan untuk mencoba mencari cara paling optimal yang dapat dia gunakan. Tapi, saat ia baru saja memandangi dua bulan yang menggantung di langit untuk merilekskan pikiran nya. Tiba-tiba saja terdengar sebuah suara wanita anorganik yang menggema di dalam kepala nya.

{Selamat! – Individu bernama Shimotsuki Souji berhasil mencapai level yang diisyaratkan. Extra Skill [Angry LV.9] telah menjadi Extra Skill [Angry LV.MAX].}

'Bangsat! Bisakah kamu diam dulu!'

Ini juga menjadi alasan lain yang membuat amarah milik nya menjadi semakin meningkat. Sebab, suara misterius ini terus-menerus menggema di dalam kepala nya, saat ia mencoba untuk menjadi lebih tenang.

Namun, seperti biasanya, bukan nya berhenti berbicara, suara misterius ini malah kembali berbicara di dalam kepala Souji, yang tentu saja membuat amarah nya menjadi semakin besar.

{Karena emosi amarah milik Individu bernama Shimotsuki Souji masih terus meningkat. Extra Skill [Angry LV.MAX] mencoba untuk berevolusi.}

{Memulai Evolusi Skill... 1% ... 5% ... 15% ... 30% ... 50% ... 70% ... 99% ... Berhasil.}

{Selamat! – Individu bernama Shimotsuki Souji berhasil mendapatkan Unique Skill [Anger] dari evolusi Extra Skill [Angry LV.MAX].}

'Sialan! Aku bersumpah, jika kamu sekali lagi bersuara, aku pasti akan memburu mu dan membunuh mu dengan cara paling kejam yang dapat aku pikirkan!!' Souji mulai memikirkan hal itu di dalam kepala nya, saat sesuatu hal yang asing tiba-tiba saja menenangkan amarah nya yang terus-menerus berkobar di dalam diri nya.

Merasakan hal itu, Souji tidak bisa menahan diri untuk tidak memasang ekspresi bingung. Sebab, amarah nya yang sudah meningkat dengan sangat besar tadi, tiba-tiba saja menghilang, seakan-akan emosi yang sebelum nya itu hanya sekedar mimpi belaka saja, tentu hal itu pasti akan membuat nya menjadi sangat bingung. Namun, pemikiran itu langsung lenyap dari dalam kepala nya, saat Sanada mulai kembali terlintas di dalam benak nya.

Saat memikirkan Sanada, ekspresi wajah dari Souji langsung berubah menjadi sangat tenang, seakan-akan kebingungan yang ia miliki sebelum nya tidak pernah ada sama sekali di sana. Namun, jika ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerik dari mata nya ini, mereka akan menyadari, jika Souji saat ini sedang menatap ke suatu tempat dengan mata yang menajam.

'Kalau dipikir-pikir lagi, bukan nya akan lebih efisien jika aku bertanya kepada dua orang itu? Karena, kedua nya ini selalu tampak mengikuti ku terus-menerus. Terlebih lagi, aku juga bisa mendapatkan beberapa informasi tentang orang yang mengirim mereka untuk mengikuti ku, dan menghilangkan potensi ancaman untuk masa depan. Kefufufu ini benar-benar seperti membunuh tiga burung dengan satu batu. Kalau begitu, mari kita lakukan'

Dengan pemikiran seperti itu, Souji kemudian mulai berjalan menuju sudut jalan acak dengan senyum kecil yang tumbuh di wajah nya.

☆-----___-----___-----☆{Distrik Selatan Kota Gierics, Ibu Kota Kerajaan Groxia}☆-----___-----___-----☆

Di salah satu gang yang ada di Distrik Selatan Ibu Kota Kerajaan Groxia. Tampak dua orang berpakaian serba hitam yang sedang berjalan dengan sangat berhati-hati. Meskipun begitu, wajah yang dimiliki oleh kedua orang ini benar-benar hanya bisa digambarkan sebagai kekesalan bercampur dengan penghinaan.

Alasan kenapa kedua orang ini bisa memiliki ekspresi wajah seperti itu adalah: Karena, Pahlawan yang sedang mereka ikut sebelum nya, tiba-tiba saja lenyap begitu saja, saat ia berjalan menuju ke dalam gang ini.

"Sialan! kemana dia pergi? Bukankah dia barusan belok ke arah sini?" Tanya salah satu dari dua orang ini, yang tampak lebih muda, dengan nada jengkel, sambil mengepalkan tanga nya dengan kesal.

Pria yang lebih tua dari pria muda itu hanya menatap nya saja sejenak dalam diam, sebelum ia mengangkat bahu nya dengan ringan dan berkata. "Entahlah. Mungkin saja, ia bersembunyi di suatu tempat di gang ini." Jawab pria yang lebih tua atas pertanyaan dari pria yang lebih muda.

Kemudian, kedua pria ini mulai berjalan lebih jauh ke dalam gang dengan sangat waspada. Ekspresi wajah mereka tampak nya langsung berubah menjadi sangat serius karena suatu alasan. Namun, tidak peduli seberapa jauh mereka berjalan di dalam gang ini, Pahlawan yang mereka cari masih belum terlihat sama sekali.

"Dio-san, berapa lama kita akan berkeliling di dalam gang sempit ini? Gang ini benar-benar tampak menjijikkan." Kata pria yang lebih muda dengan jengkel, saat ia mencoba berjalan tanpa menginjak genangan air sedikit pun.

Mendengar hal itu, pria yang lebih tua, yang dipanggil dengan nama Dio itu, hanya tertawa ringan saja selama beberapa saat, sebelum ia berkata.

"Hah-ha-ha-ha, Jonathan muda, Anda tampak nya tidak terlalu menyukai hal-hal yang kotor, ya? Tapi tetap saja, kita tidak boleh lengah sedikit pun." Katanya dengan senyum di wajahnya. "Sebab, musuh kita kali ini benar-benar tidak seperti informasi yang diberikan kepada kita. Jadi, kita tidak boleh menganggap enteng hal ini." Lanjutnya dengan lebih serius, saat ia mulai memegang gagang dari pedang yang ada di pinggang nya.

Pria yang lebih muda, yang dipanggil dengan nama Jonathan ini, hanya bisa mengangguk saja dengan pasrah, saat ia mendengar perkataan dari Dio. Karena, apa yang dikatakan oleh nya itu memang sebuah kebenaran. Jadi, dia tidak bisa melakukan apa pun, selain melanjutkan misi nya ini dengan lebih hati-hati.

Beberapa saat berjalan di gang sempit dan gelap, yang hanya dipenuhi oleh suara samar dan acak saja. Kedua orang ini tiba-tiba saja mendengar sebuah suara langkah kaki, dari arah belakang mereka.

Mendengar suara itu, kedua nya langsung berbalik, saat mereka mulai menarik pedang yang ada di pinggang mereka, dan mulai mengambil posisi bertarung. Namun, hal yang mereka lihat saat mereka berbalik benar-benar di luar imajinasi terliar mereka.

Tentu saja, sesuatu hal yang sedang mereka lihat saat ini adalah Pahlawan yang sebelum nya mereka cari.

Rasa takut mulai tampak memenuhi mata mereka masing-masing, dan tubuh mereka tanpa sadar mulai bergetar. Tentu saja, alasan dari semua hal itu adalah, karena mereka benar-benar sudah sangat yakin, jika Pahlawan yang sedang mereka ikuti ini benar-benar tidak menyadari hawa keberadaan mereka.

Terlebih lagi, Pahlawan yang mereka ikuti ini benar-benar terlihat sedikit berbeda dibandingkan dengan diri nya, yang mereka berdua ikuti beberapa saat yang lalu.

Hal yang paling mencolok dari perubahan nya itu adalah warna rambut milik Pahlawan tersebut. Sebab, pada awalnya warna dari rambut nya ini di dominasi oleh warna hitam dengan beberapa bercak platinum di beberapa tempat. Namun, yang mereka lihat saat ini adalah warna platinum nya lebih dominan dari pada warna hitam, yang saat ini mulai tampak seperti bercak platinum sebelum nya.

Tidak hanya itu saja, senyum polos dari Pahlawan ini benar-benar sangat berbanding terbalik, dengan aura mengerikan yang terus-menerus keluar dari nya, yang tentu saja menambah ketakutan yang ada di dalam diri dari kedua orang ini.

Namun, kedua orang ini tampak nya dapat pulih dengan cepat dari keterkejutan mereka, dan mulai menatap Pahlawan itu dengan lebih waspada. Tapi, jika seseorang dapat melihat tangan mereka dengan lebih seksama, maka mereka pasti dapat melihat, jika kedua nya ini memegangi pedang mereka dengan tangan yang sangat gemetaran.

Sementara itu, Pahlawan ini mulai berhenti berjalan, saat jarak di antara dia dan kedua pria berbaju hitam, yang ada di depan nya ini, berada di luar jarak serangan dari kedua nya.

Ketiga nya kemudian mulai saling menatap dalam keheningan yang mencekam, sebelum Pahlawan inilah yang memecahkan keheningan tersebut.

"Bolehkah aku bertanya kepada kalian berdua? Tentang alasan kenapa kalian dari tadi terus mengikuti ku?" Tanya Pahlawan ini dengan suara yang sangat dalam dan gelap seperti jurang.

Kedua pria berbaju hitam itu langsung tersentak, dan wajah mereka langsung dipenuhi oleh keterkejutan murni, saat kedua nya mendengar pertanyaan dari Pahlawan ini.

"B-ba-bagaimana kamu bisa tahu bahwa kami mengikuti mu dari tadi?" Tanya pria yang lebih tua, dengan nada yang dia coba buat untuk terdengar setenang mungkin. Namun, tangan milik nya masih saja bergetar tanpa henti.

Pahlawan ini tidak membalasnya, dan ia hanya memberikan sebuah senyum, yang tampak seperti seorang anak kecil yang baru saja melihat ada mainan baru di depan nya. Dan tentu saja, senyuman dari Pahlawan ini membuat ketakutan yang mereka miliki menjadi semakin meningkat.

Kedua nya tidak tahu mengenai alasan dari ketakutan mereka ini. Tapi, mereka hanya yakin tentang satu hal saja saat ini, yaitu: Jika mereka tidak ingin mati, maka mereka berdua harus segera pergi dari tempat ini.

Lalu, setelah keheningan yang terasa sangat mencekam selama sekitar dua menit. Pahlawan ini akhirnya mulai kembali berbicara.

"Tenang saja, aku tidak akan membunuh kalian berdua. Jadi, bisakah kalian berhenti bertingkah sangat ketakutan seperti itu? Terlebih lagi, aku hanya ingin bertanya kepada kalian berdua, apakah kalian pernah melihat seorang gadis dengan rambut dan mata berwarna merah muda di sekitar sini?" Tanyanya, saat aura mengerikan yang ada di sekitar nya mulai mereda.

Kedua nya tampak sedikit rileks, saat mereka mendengar perkataan dari Pahlawan ini. Meskipun begitu, mereka berdua tampak nya sama sekali tidak berniat membohongi orang ini, dan memilih untuk menjawabnya dengan jujur. Karena, mata milik Pahlawan ini itu tampak nya seperti berkata 'Jika kalian berbohong, kalian akan mati.' Kepada mereka berdua.

Kedua orang ini mulai mengatur nafas mereka kembali, untuk menjawab pertanyaan dari Pahlawan ini.

"K-ka-kami melihat nya." Kata pria yang lebih muda dengan nada gemetaran, yang di angguki oleh pria yang lebih tua, dan pria yang lebih tua ini kemudian melanjutkan nya.

"K-kami berdua melihat ada seorang gadis dengan rambut dan mata berwarna merah muda, y-yang sedang duduk di tepi air mancur, ya-yang terletak di alun-alun kota." Pria yang lebih tua ini secara tidak sengaja menggigit lidah nya sendiri, saat ia mengatakan hal itu.

"Benarkah?" Pahlawan ini kembali bertanya, dengan senyum yang menjadi semakin dalam. Namun sayangnya, senyum dari Pahlawan ini hanya menambah ketakutan yang ada di dalam diri dari kedua orang ini saja, yang membuat mereka langsung menjawab nya dengan sangat terburu-buru.

"I-it-itu benar!"

"Ka-kami berdua tidak berbohong sedikit pun!" Mereka mengatakan hal itu, sambil tanpa sadar mundur beberapa langkah ke belakang.

Setelah mendengar hal itu, Pahlawan ini tampak nya mulai termenung sejenak, sebelum ia sedikit mengangguk, dan menghilang begitu saja dari depan kedua orang ini.

Mereka berdua yang melihat hal itu langsung menjadi sangat terkejut. Namun, keterkejutan milik kedua nya langsung berubah menjadi perasaan lega dan syukur, saat mereka menyadari bahwa mereka berdua berhasil selamat.

Setelah keheningan yang cukup menenangkan di antara kedua orang ini, salah satu di antara mereka, yaitu Jonathan, adalah orang yang memecah keheningan tersebut.

"Kita harus secepatnya melaporkan kepada Yang Mulai tentang hal ini." Katanya dengan sangat serius, saat ia mencoba untuk menenangkan tangan nya yang mulai kembali gemetaran.

Pria yang lain nya, yaitu Dio, hanya menganggukkan kepala nya saja sebagai jawaban, sebelum ia berkata. "Kamu benar, Jonathan muda. Aku saja yang dikenal sebagai yang terkuat kedelapan di seluruh Kerajaan ini saja tidak sanggup untuk menahan aura nya yang sangat mengerikan itu." Katanya dengan frustasi, saat ia mulai mencoba kembali berdiri.

Kemudian, Dio mulai mengulurkan tangan nya untuk membantu Jonathan berdiri, yang dia terima dengan sangat mudah.

"Kalau begitu, ayo kita kembali. Mari kita minta Yang Mulia untuk menyiapkan pasukan untuk menghabisi mere–"

Plook.

Tiba-tiba saja kepala dari Jonathan terjatuh, saat ia baru saja ingin menyelesaikan kalimatnya itu.

Dio yang melihat kepala dari rekan nya ini terjatuh langsung kembali menjadi sangat ketakutan, dan ia secara refleks langsung mengalihkan pandangan nya ke arah samping, hanya untuk melihat Pahlawan yang mereka anggap sudah pergi sebelum nya, sedang berdiri tepat di depan mereka dengan sebuah pedang di tangan kanan nya.

"K-ke-kenapa– Kenapa kamu membunuh nya!? Kamu bilang jika kami menjawab pertanyaan mu itu, kami tidak akan di bunuh oleh mu!?" Tanya Dio dengan nada marah bercampur takut, saat ia perlahan mundur lebih jauh ke belakang, untuk menjaga jarak dari orang yang ada di depan nya itu.

Namun sayang nya, Pahlawan ini tidak membalasnya, dan ia hanya memberikan sebuah senyum menawan, yang bagi Dio itu tidak lebih dari sebuah senyum mengerikan yang biasa nya dimiliki oleh seorang Iblis.

"Hehh ... Apakah aku benar-benar pernah mengatakan hal itu?" Tanya Pahlawan ini dengan nada kekanak-kanakan, saat ia mulai berjalan mendekat secara perlahan ke arah Dio. "Tapi biarlah. Jika memang aku pernah mengatakan hal itu. Maka ... anggap saja aku berubah pikiran." Tambah nya dengan nada yang kembali menjadi sangat dalam dan terasa seperti berasal dari jurang itu sendiri, saat ia mulai mempersiapkan pedang nya untuk menebas pria yang ada di depan nya itu.

Sementara itu, pada saat mendengar hal tersebut, Dio yang merupakan orang terkuat kedelapan di seluruh Kerajaan ini, ia tiba-tiba saja langsung merasakan dengan sangat jelas, apa arti dari ketakutan yang sesungguhnya, dan dengan begitu, ia langsung membuang seluruh harga diri nya hanya untuk memohon atas hidup nya.

"T-tu-tunggu sebentar!! J-ji-jika kamu membiarkan aku hidup! A-ak-aku, aku ak–"

Slash.

Namun, sebelum pria ini bisa menyelesaikan perkataan nya itu, Pahlawan ini sudah menebas tubuh nya dengan ringan secara vertikal menjadi dua. Tidak berhenti sampai di situ saja, Pahlawan ini juga menebas beberapa kali lagi ke tubuh yang sudah terbelah dua itu, tanpa alasan yang jelas.

Slash. Slash. Slash.

Tubuh seorang pria, yang saat ini sudah berubah menjadi tumpukan massa berwarna merah itu, mulai menuangkan hujan darah ke sekitarnya. Namun, aneh nya, tidak ada setetes darah pun yang muncul di pakaian dari Pahlawan ini.

Kemudian, Pahlawan ini mulai memandangi kedua mayat itu sejenak dengan tatapan dingin, sebelum ia berbalik, dan mulai berjalan keluar dari gang tersebut dengan perlahan, sambil menggumamkan sesuatu hal dengan sangat pelan.

"Dan juga, hanya orang idiot saja yang akan membiarkan musuh nya tetap hidup. Terlebih lagi, musuh yang seperti kalian berdua ini."

Gumaman Pahlawan itu tidak sampai kepada kedua pria ini, dan hanya menghilang saja, saat tertiup oleh angin malam.

Lalu, Pahlawan itu mulai berlari menuju ke alun-alun kota.

☆-----___-----___-----☆{POV Shimotsuki Souji}☆-----___-----___-----☆

Saat ini aku sedang berlari menuju ke alun-alun kota.

Setelah episode dimana aku berkeliling kota tanpa henti seperti orang bodoh, dengan emosi yang di sebut 'amarah' ini mulai muncul, dan meningkat dengan cara yang sangat aneh.

Aku tiba-tiba saja berhasil menjadi tenang, dan memutuskan untuk berbicara dengan dua penguntit, yang sudah menguntit ku dari awal. Yang lebih buruk lagi, kedua penguntit ini adalah laki-laki! Jika mereka adalah seorang perempuan, yang setidaknya bukan seseorang berpenampilan nenek-nenek keriput (karena itu akan sangat menyeramkan). Di tambah lagi, jika perempuan ini memiliki paha yang mon– Ahem! Baiklah! Mari kita skip bagian yang ini!

...

Singkatnya, setelah sesi tanya jawab, yang entah mengapa terasa sangat aneh, dan reaksi mereka atas senyum paling ramah yang bisa aku buat. Aku, tanpa sadar membunuh kedua nya, dan mencincang habis pria yang lebih tua, hanya karena wajah orang ini benar-benar ngeselin.

Meskipun begitu, aku mulai bertanya-tanya, bagaimana bisa coba? Aku tidak merasakan hal apa pun, setelah aku membunuh kedua orang ini? Lagi pula, maksud ku itu, bukankah sesi selanjutnya setelah sesi ini adalah sesi muntah-muntah atau pun sejenisnya? Yang bercampur dengan sesi depresi dan semacamnya? Tapi, kenapa aku melewati semua sesi itu dan malah berlari menuju ke alun-alun kota? Sigh ini benar-benar sebuah misteri.

Baiklah, untuk saat ini, mari kita lupakan hal ini terlebih dahulu. Karena, dari apa yang aku dengar dari penguntit-san dan penguntit-kun. Sepertinya Sanada sedang berada di air mancur, yang ada di alun-alun kota ini.

Walaupun begitu, seperti nya aku benar-benar melewatkan tempat itu, saat aku berlari seperti orang bodoh sebelum nya. Yah, siapa yang peduli. Lagi juga, aku sekarang sedang menuju ke sana.

Dengan pemikiran seperti itu, aku kemudian mulai mempercepat langkah kaki ku.

.....

....

...

Sepuluh menit berlarian dengan kecepatan penuh, aku akhirnya berhasil sampai di alun-alun kota ini.

Tempat ini sejujurnya memberiku getaran aneh, yang benar-benar membuat ku sedikit tidak nyaman, seakan-akan seluruh tempat ini hanyalah semacam rekayasa, atau pun semacam nya.

Namun, pemikiran ku itu langsung lenyap, saat sesosok yang sangat aku kenal masuk ke dalam penglihatan ku.

"O-ohh!! Akhirnya aku menemukan mu, Sanada!!" Aku tanpa sadar langsung mengatakan hal itu, saat aku melihat Sanada sedang duduk di tepi air mancur.

Setelah aku mengatakan hal tadi dengan cukup keras, Sanada tampak nya langsung menjadi sangat terkejut, dan tanpa basa-basi lagi ia langsung berbalik ke arah ku, sebelum ekspresi penuh keterkejutan muncul di wajah nya.

"S-so-souji-senpai!! Bagaimana kamu bisa ada di sini?!" Katanya dengan penuh keterkejutan, saat ia mulai menatap lekat-lekat dari tubuh ku dengan menggunakan mata pink morganite-nya.

Aku tidak menjawabnya, saat ekspresi ku tiba-tiba saja berubah menjadi sangat dingin, dan aku mulai berjalan mendekat ke Sanada.

Sanada yang melihat perubahan mendadak ku ini tampak nya menjadi lebih terkejut dari pada sebelum nya. Namun, ia dengan cepat menundukkan kepala nya, saat gadis ini tampaknya memahami sesuatu.

Aku tentu saja mengabaikan tingkah laku nya itu, dan duduk di sebelah nya.

"Jadi, bisakah kamu memberitahu aku, Sanada. Alasan tentang kenapa kamu keluar sendirian di tengah malam seperti ini?" Nada suara ku menjadi sangat tegas, saat aku mulai menatap Sanada dengan lebih tajam.

Sanada terlihat sedikit bergidik, setelah dia mendengar pertanyaan ku tadi. Namun, saat gadis ini hendak menjawab pertanyaan ku itu. Ia entah mengapa langsung kembali terdiam, dan mulai menundukkan kepala nya lagi ke bawah, seakan-akan takut dengan tatapan tajam dari ku.

Aku yang melihat hal itu tidak bisa menahan diri ku lagi untuk tidak menghela nafas dengan lelah, dan mulai membelai kepala dari gadis ini.

"Kau tidak perlu menjawab hal itu, Sanada. Karena, aku hanya ingin kamu ingat satu hal ini saja. Yaitu: Tolong jangan lagi menghilang secara tiba-tiba seperti ini" Kata ku dengan nada lembut, saat senyum hangat mulai kembali tumbuh di wajah ku, dan tangan ku mulai menepuk-nepuk kepala nya.

Sanada tidak mengatakan apa pun, dan hanya membalasnya dengan angguk kan kecil saja. Tapi, aku masih bisa melihat wajah nya yang berubah menjadi merah padam.

Aku sedikit terkekeh saat melihat hal itu. Karena, entah mengapa gambaran mengenai Masu-chan tadi pagi saling tumpang tindih dengan Sanada.

Saat mengingat hal itu, tangan ku mulai berhenti membelai kepala dari gadis ini, ketika aku mulai menatap dua bulan yang ada di langit malam ini.

Kalau boleh jujur sih, kedua bulan ini benar-benar tampak sangat indah. Meskipun warna masing-masing dari mereka benar-benar tidak konsisten. Namun, kedua bulan ini entah mengapa memberikan pancaran pesona mereka tersendiri.

"Ngomong-ngomong, aku sebenarnya cukup terkejut, saat melihat ada dua buah bulan di Dunia ini." Kata ku, hanya untuk memecah keheningan saja. "Terlebih lagi, warna dari bulan yang tidak kontras ini, benar-benar tampak unik." Tambah ku, saat mata ku mulai melirik ke arah Sanada yang ada di sebelah kanan ku.

"En" Sanada hanya menganggukkan kepala nya saja dengan ringan, atas perkataan ku tadi. Namun, jika seseorang memperhatikan nya dengan seksama, mereka mungkin dapat melihat senyum kecil yang mulai tumbuh di wajah nya.

Aku sedikit tersenyum saat melihat hal itu, sebelum kami berdua mulai kembali menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang yang berklap-klip ini, dalam keheningan yang sangat menenangkan.

Lalu, setelah lima menit berlalu di dalam keheningan yang menenangkan ini. Aku tiba-tiba saja mengingat tentang sesuatu hal yang sedikit menganggu ku dari tadi.

"Neh, Sanada, apakah aku benar-benar orang yang dapat dipercaya?" Tanyaku dengan nada acuh tak acuh.

Namun, pada saat aku menanyakan hal itu, aku dapat melihat Sanada yang tampak sangat terkejut dari sudut mata ku. Tapi, aku tidak membiarkan dia untuk membalas nya, dan langsung melanjutkan kata-kata ku itu.

"Tidak usah di jawab juga tidak apa-apa. Lagian juga itu pertanyaan yang benar-benar sangat aneh, bukan? Lagi pula, semua orang juga tahu, bahwa aku ini hanya seorang pecundang saja." Kata ku, saat senyum mencela mulai tumbuh di wajah ku. "Bahkan aku sebenarnya sangat bingung, mengenai alasan kenapa kalian semua memilih untuk ikut denganku, dari pada tinggal bersama dengan yang lainnya." Tambah ku, saat aku mulai menyangga pipi kanan ku menggunakan tangan kanan ku dan menyilangkan kaki ku.

Sementara itu, aku masih dapat melihat Sanada dari sudut mata ku, yang terlihat masih menatap ku dengan ekspresi yang tampak sangat rumit di wajah nya. Namun, aku mengabaikan hal itu dan terus berbicara.

"Sanada, bisakah kamu berhenti memanggil ku dengan akhiran 'Senpai'?"

Saat aku mengatakan hal itu, wajah dari Sanada tiba-tiba saja langsung berubah menjadi shock, sebelum air mata mulai terlihat ingin keluar dari kedua mata nya.

"K-ke-kenapa? A-apakah Sanada melakukan kesalahan?"

Aku langsung tersandung, setelah aku mendengar pertanyaan dari Sanada, dan melihat air mata yang bisa tumpah kapan saja itu, membuat ku sedikit tidak enak.

Jadi, aku buru-buru menyangkal nya.

"Bukan itu maksud ku, Sanada." Balas ku atas pertanyaan Sanada yang sebelum nya. "Hanya saja, aku entah kenapa merasa aneh aja gitu, saat ada seseorang yang memanggil ku seperti itu, ketika aku sedang tidak berada di sekolah."

Setelah mendengar perkataan ku ini, Sanada tampak kembali menjadi terkejut. Namun, ia langsung pulih dengan cepat, sebelum gadis ini mulai menggelengkan kapala nya, sambil berkata.

"Tidak! Tidak! Jika Souji-senpai tidak ingin dipanggil Souji-senpai. Maka Sanada akan memanggil Souji-senpai dengan Souji-niisan!" Katanya dengan nada tegas, saat ia mulai berdiri dan berjalan sedikit ke depan.

Tentu saja, aku yang mendengar hal itu langsung terdiam, sebelum aku buru-buru mencoba untuk menolak nya.

"T-tunggu sebentar, Sanada! Maksud ku itu, kamu tidak perlu menggunakan gelar kehormatan apa pun untuk memanggil ku! Dan juga, tolong berhentilah memanggil ku seperti itu!"

"Tidak! Souji-niisan tetaplah Souji-niisan! Sanada tidak akan mengganti nya lagi!" Balasnya, saat gadis ini mulai menjulurkan lidah nya. "Namun, jika Souji-niisan masih tetap memaksa Sanada untuk mengganti nya, maka Sanada akan memanggil Souji-niisan dengan sebutan Darling mulai sekara–"

"Mohon jangan lakukan itu" Aku langsung memotong nya, dan tidak membiarkan dia untuk menyelesaikan kalimat nya itu, saat aku sedikit menunduk ke arah gadis ini.

"B-baiklah! Baiklah! Jangan menunduk ke arah Sanada seperti itu, Souji-niisan! Sanada benar-benar tidak akan melakukan hal itu! Jadi, tolong berhenti menunduk seperti itu!" Katanya, saat gadis ini mulai buru-buru menyuruh ku untuk mengangkat kepala ku.

Setelah itu, kami mulai sedikit berbincang tentang hal-hal yang tidak terlalu penting, sebelum kami memutuskan untuk kembali ke penginapan.

Namun, saat kami baru saja mulai ingin berjalan kembali menuju ke penginapan. Sanada entah mengapa langsung terpeleset, dan hampir jatuh, tapi aku berhasil tepat waktu untuk menyelamatkan nya.

"Baiklah, Sanada. Lebih baik kamu aku gendong saja di punggung ku, agar bisa beristirahat" Kata ku, saat aku mulai berjongkok di depan Sanada.

"Eh!? T-tapi, ak–"

"Jangan membantah. Kamu saat ini benar-benar tampak sangat kelelahan. Belum lagi besok kita harus bangun pagi-pagi sekali untuk pergi ke Guild Adventure. Jadi, kamu harus beristirahat sekarang, atau kamu mungkin akan sakit" Kata ku, saat aku langsung memotong perkataan nya itu, sebelum Sanada bisa mengatakan apa pun.

Setelah itu, aku langsung berlari menuju ke penginapan, tanpa mengatakan apa pun lagi.

.....

....

...

Setelah sekitar empat puluh menit berlari, aku akhirnya sampai di penginapan. Meskipun begitu, Sanada seperti nya tertidur di tengah jalan, saat kami sedang berlari menuju penginapan.

Kemudian, saat aku membuka pintu penginapan ini. Aku langsung di sambut oleh Ayano-sensei yang sedang tersenyum ke arah ku dengan sangat menawan dalam pose budha. Walaupun begitu, aku masih bisa melihat ada sebuah urat nadi yang berdenyut di dahi nya.

Namun, aku sudah bisa menebak alasan kenapa Ayano-sensei berada di sini. Lagi pula, dibelakang nya terlihat ada Nagisa, Kyouya-kun, dan yang lain nya, dengan ekspresi wajah yang hampir sama dengan Ayano-sensei. Jadi, aku memutuskan untuk mengatakan sesuatu.

"Aku kembali, Ayano-sensei." Kata ku dengan ramah, saat senyum cerah? Tumbuh di wajah ku.

Lalu, pada saat aku mengatakan hal tadi, aku bersumpah, kalau aku bisa melihat urat nadi yang di miliki oleh Ayano-sensei bertambah, dan aku juga bersumpah, jika senyum milik nya juga menjadi semakin menyeramkan.

Akan tetapi, Ayano-sensei tampak nya langsung menyerah akan sesuatu, saat ia melihat Sanada yang tertidur di punggung ku.

"Huhh... Aku sebenarnya ingin menanyakan sesuatu hal kepada mu, Souji-kun. Tapi, kamu bisa menaruh Hiiro-kun terlebih dahulu di kasur nya." Katanya, saat ia berbalik dan berjalan pergi, yang tentu di ikuti oleh yang lain nya.

Aku tidak mengatakan apa pun, dan hanya mengangkat bahu ku saja dengan ringan sebagai jawaban, sebelum aku mulai berjalan mengikuti Ayano-sensei dan yang lain nya.

Sesampainya di salah satu kamar yang sebelum nya kami pesan, aku kemudian langsung menaruh Sanada di salah satu di kasur yang ada di sana.

"Souji-kun, bisa kamu jelaskan, kenapa kalian berdua bisa berada di luar saat tengah malam seperti ini?" Tanya Ayano-sensei kepada ku dengan sangat serius.

Aku hanya menatap Ayano-sensei saja dengan mata lelah sejenak, sebelum aku berkata. "Bisakah aku menceritakan nya besok saja? Karena, aku sekarang benar-benar sangat lelah." Kata ku dengan nada lelah, saat aku berjalan pergi keluar dari kamar untuk pergi menuju ke kamar yang satu nya lagi.

Sesampainya di sana, tanpa menunggu apa pun lagi, aku langsung menjatuhkan diri ku di salah satu dari dua kasur yang ada di sana, sebelum aku langsung memutuskan untuk tidur. Karena, aku benar-benar cukup lelah dengan beberapa hal yang terjadi sebelum nya, dan saat ini aku hanya ingin beristirahat saja.

☆-----___-----___-----☆{?????}☆-----___-----___-----☆

Apa-apaan dengan semua laporan ini? Apakah mereka sedang bercanda dengan ku?

Lagi pula, bukankah Dio Racurd dan Jonathan Ovan baru sore ini dipanggil oleh Yang Mulia? Kenapa sekarang aku menerima laporan jika kedua nya ditemukan tewas di sebuah gang? Terlebih lagi, bagi seseorang seperti Dio Racurd yang merupakan salah satu dari beberapa orang terkuat di kerajaan ini, bisa mati dengan mayat yang begitu mengerikan seperti itu, artinya ada seseorang yang sangat berbahaya sedang berkeliaran di sekitar kota ini kan? Dan hal itu benar-benar tampak seperti omong kosong.

"Sialan! Bukan hanya menekan ku terus-menerus. Tetapi, bajingan sialan itu juga menyalahkan ku atas hal ini? Bukankah semua hal ini sudah tidak bisa di anggap sebagai lelucon lagi?" Kata ku, saat aku mulai melempar dokumen-dokumen yang sebelum nya sedang aku pegang ke atas meja, dan mulai menatap langit-langit.

"Tapi tetap saja, Kapten Iris. Apakah Anda tidak penasaran dengan orang yang dapat membunuh Sir Dio?"

Aku yang mendengar pertanyaan dari seseorang, hanya menoleh sedikit saja untuk melihat siapa yang barusan berbicara, sebelum aku mengalihkan pandangan ku ke arah langit malam, yang hanya memiliki dua buah bulan tergantung di sana.

"Kamu mungkin bisa mengatakan hal itu dengan mudah, Jistav-kun. Tapi tetap saja, apakah kamu pikir orang-orang dari istana itu akan membiarkan kita untuk melakukan hal ini dengan bebas?" Aku balik bertanya kepada orang yang berdiri di depan ku saat ini, ketika aku mulai menyangga pipi kanan ku menggunakan tangan kanan ku dan menyilangkan kaki ku.

"Meskipun begitu, akan sangat disayangkan, jika kita tidak melihat orang seperti apa yang bisa membunuh Sir Dio hingga seperti itu." Balas pria ini, saat ia mulai memberi ku sebuah senyum misterius. "Terlebih lagi, aku yakin kamu juga pasti akan dapat menemukan beberapa petunjuk tentang 'orang' itu."

"Maksud mu Pahlawan yang menghina Lady Aurora?" Nada ku menjadi semakin serius, saat aku mengatakan hal itu.

"Iya. Aku tahu kamu sangat tertarik dengan nya. Jadi, tidak ada salah nya bagi kita untuk bergerak secara independen, bukan?"

Aku sedikit termenung setelah mendengar hal itu. Tapi tetap saja, aku benar-benar kesal dengan mereka semua. Walaupun hal ini merupakan kesempatan yang cukup bagu. Tetapi, entah mengapa ada sesuatu hal yang benar-benar menganggu ku.

Setelah itu, aku kembali menatap Jistav-kun dan berkata.

"Kau ada benar nya juga, Jistav-kun. Tapi tetap saja, ada beberapa hal menjengkelkan tentang kejadian ini." Kata ku, saat aku mulai kembali mengalihkan pandangan ku keluar jendela. "Belum lagi, aku selalu merasa jika kedua hal ini saling bersangkutan." Tambah ku dengan nada suara yang menjadi semakin serius.

"Jadi, kapten Iris, apakah Anda barusan ingin mengatakan, jika orang yang membunuh Sir Dio dan Sir Jonathan ini ... adalah Pahlawan yang sebelum nya menghina Lady Aurora?" Tanya nya dengan nada yang menjadi sangat serius, saat pria di depan ku ini mulai menatap ku dengan tajam.

Aku hanya mengangkat bahu ku saja dengan ringan sebagai jawaban dan berkata. "Entahlah" Jawab ku dengan singkat. "Tapi, aku berharap jika hal itu tidak benar."

"Aku juga sama."

Setelah itu, percakapan di antara kami terputus. Tidak ada yang berbicara, atau pun bersuara sedikit pun, saat kami berdua mulai memandang ke arah kota dengan penuh minat.

Lagi pula, jarang sekali bagi ku untuk menemukan seseorang yang sangat menarik perhatian ku seperti ini. Belum lagi, apa yang dilakukan oleh orang itu benar-benar tidak terduga dan belum pernah terjadi sebelum nya. Tapi sangat di sayang kan, aku tidak tahu apakah Jistav memiliki pemikiran yang sama dengan ku atau tidak.

Lagi pula, pria ini benar-benar tidak dapat terbaca sama sekali. Kadang-kadang dia akan bertingkah seperti seorang idiot, sebelum ia tiba-tiba saja berubah menjadi seseorang yang sangat tajam dan berlidah pedas. Atau bisa juga sebaliknya.

Meskipun begitu, aku berharap jika pemikiran ku yang sebelum nya itu hanya perasaan ku saja. Karena.....

☆-----___-----___-----☆{Shimotsuki Souji}☆-----___-----___-----☆

Bangun tidur, aku langsung diperlihatkan dengan atap asing yang tidak aku kenal, sebelum rangkaian kejadian yang terjadi kemarin kembali.

Aku yang mengingat semua hal itu hanya bisa menghela nafas ku saja dengan lelah, saat aku mulai bangkit dari kasur ku, sambil melihat-lihat sekeliling ku, hanya untuk menemukan Kyouya yang masih tertidur dengan cukup nyenyak di atas kasur nya sendiri.

Mengabaikan Kyouya yang sedang tertidur, aku mulai berjalan mendekat ke jendela, untuk melihat pemandangan di luar. Duduk di kursi yang ada di dekat jendela, aku kemudian mulai menatap kerumunan orang di jalan dengan penuh minat, dan seperti nya aku bangun di sekitar jam 05:00 – 06:00 pagi. Karena, matahari di tempat ini masih belum sepenuhnya terlihat.

Memandang kota selama beberapa menit, aku kemudian memutuskan untuk memeriksa status yang aku miliki. Karena, aku seharusnya mendapatkan beberapa hal dari penjelajahan ku semalam. Terlebih lagi, suara-suara aneh semalam juga mengatakan, jika sepertinya aku mendapatkan beberapa skill baru, atau semacam nya.

Dengan pemikiran seperti itu, aku mulai membuka mulut ku dan berkata. "Status." Gumam ku dengan pelan, sebelum sebuah layar misterius muncul di depan ku.

☆-----___-----___-----☆

[Status]

[Nama : Shimotsuki Souji]

[Job Class : None/Tanpa Job]

[Level : 74]

[Ras : Manusia?]

[Umur : 17 Tahun]

[Jenis Kelamin : Laki-laki]

[HP : 4480 (1120 Per Menit) (Hijau)]

[MP : 5520 (1380 Per Menit) (Biru)]

[SP : 4490 (1123 Per Menit) (Kuning)/ 4490 (1123 Per Menit) (Merah)]

[STR : 556]

[AGI : 562]

[INT : 552]

[VIT : 448]

[DEF : 538]

[DEX : 543]

[CHARM : 1447]

[LUCK : 518]

[Ultimate Skill : Gender Bender, ????]

[Unique Skill : Anger, Appraisal Complete, Lazy Efficiency, Samurai, Sweets Lover, Ultimate Cooking]

[Extra Skill : Majesty Wrath, Stealth LV.4,]

[Skill : Archery LV.19, Fire Magic LV.1, Hearing Enhancement LV.3, Language Comprehension, Martial Arts LV.23, Spearmanship LV.11, Swordmanship LV.26, Vision Enhancement LV.4]

[Resistance : Poison Resistance]

[Tittle : Master Samurai, People From Another World, ?????]

☆-----___-----___-----☆

Baiklah, pertama-tama, apakah aku sekarang masih tertidur? Lagi pula, bukankah semalam aku hanya membunuh dua orang saja? Kenapa peningkatan nya bisa sebanyak ini? Benar-benar sangat aneh.

Meskipun begitu, sekarang kalau dipikir-pikir lagi, aku masih sedikit terganggu dengan perkataan dari salah satu penguntit itu. Maksud ku itu, perkataan mengenai 'orang terkuat kedelapan di kerajaan ini' atau semacam nya. Lagi pula, jika yang aku bunuh sebelum nya itu adalah orang terkuat kedelapan di kerajaan ini.

Lalu, seberapa kuat orang yang berada diperingkat tiga besar? Tidak, maksud ku itu, pria tua semalam itu sebenarnya lebih kuat dari ku, dan bahkan aku akan sedikit ragu untuk melawan nya. Karena, persentase ku untuk bisa menang sangat kecil. Oleh Karena itulah, aku sedikit terkejut, mengenai fakta bahwa aku dapat membunuh nya dengan sangat mudah.

Namun, mari kita lupakan hal ini terlebih dahulu. Sebab, memikirkan nya lebih jauh benar-benar sangat tidak mungkin. Karena, petunjuk yang aku miliki mengenai Dunia, tidak, mungkin lebih tepat nya lagi untuk saat ini adalah kerajaan ini, itu masih sangat sedikit.

Jadi, aku hanya tidak ingin mengambil terlalu banyak resiko, yang kemungkinan besar akan merugikan ku di masa depan. Terlebih lagi, mulai sekarang aku harus mencari tempat yang menurut ku paling aman untuk dijadikan sebagai basis operasi ku, dan tempat tinggal ku, hingga aku dapat menemukan cara untuk kembali ke rumah.

Baiklah, kalau begitu, lebih baik aku memeriksa skill-skill baru ku ini. Karena, mungkin saja ada beberapa skill yang akan memberikan ku sedikit penjelasan logis, mengenai beberapa pertanyaan yang ada di dalam kepala ku saat ini.

☆-----___-----___-----☆

Skill Unik :

Anger : Meningkatkan seluruh parameter pengguna, kecuali Luck dan MP, sebanyak tiga kali lipat. Namun, sebegai gantinya, pengguna akan kehilangan pemikiran logis, cara berpikirnya akan semakin berkurang semakin lama skill ini diaktifkan, dan hampir mustahil untuk dapat berbicara dengan normal. Peningkatan nya akan menjadi semakin kuat, seiring berjalan nya waktu pemakaian.

Extra Skill :

Majesty Wrath : Skill yang dapat membuat musuh yang memiliki level atau pun statistik di bawah pengguna nya mengalami ketakutan. Tidak efisian melawan musuh yang memiliki level atau statistik di atas penggguna. Akan tetapi, memiliki fungsi untuk menambah ketakutan kepada lawan yang sudah memiliki sedikit ketakutan terhadap pengguna. Serta, saat pengguna sedang marah, aura yang sangat menindas akan keluar dari dalam tubuh pengguna secara pasif. Aura ini bahkan dapat membuat seseorang yang jauh lebih kuat dari pengguna membeku, dan membuat mereka tidak dapat bergerak untuk sementara waktu.

Stealth LV.4 : Skill yang membuat hawa keberadaan milik pengguna nya menghilang. Namun, masih dapat di deteksi oleh skill tipe deteksi yang levelnya lebih tinggi.

Skill :

Fire Magic LV.1 : Skill yang memungkinkan pengguna nya untuk menggunakan Sihir Api Level 1.

Hearing Enhancement LV.3 : Meningkatkan Indra Pendengaran Pengguna.

Vision Enhancement LV.4 : Meningkatkan Visi Pengguna.

☆-----___-----___-----☆

Aku sedikit menganggukkan kepala ku, saat aku selesai membaca seluruh penjelasan ini. Sebab, akhirnya aku menemukan alasan, yang menurut ku cukup logis, mengenai kenapa aku bisa mengalahkan pria tua itu dengan sangat mudah.

Lagi pula, saat awal pertama kali aku bertemu dengan dua penguntit itu, aku bisa melihat dengan sangat jelas, jika mereka seperti nya memiliki sedikit ketakutan terhadap ku. Belum lagi, Unique Skill [Anger] yang tadi malam tampak nya terus aktif, membuat intimidasi dari Extra Skill [Majesty Wrath] ku ini menjadi lebih kuat, serta Skill ini juga meningkatkan seluruh parameter ku.

Jadi, ini mungkin adalah alasan paling logis, mengenai masalah ini. Terlebih lagi, aku juga belum menggunakan Unique Skill [Appraisal Complete] ku untuk mencari beberapa informasi berguna. dengan menilai sesuatu hal.

Karena, dari penjelasan mengenai skill tersebut, tampak nya skill ini dapat memberikan ku gambaran yang cukup jelas, mengenai sesuatu hal yang ingin aku ketahui, dengan cara menilai nya.

Baiklah, mari kita coba skill ini terlebih dahulu, sebelum memikirkan rencana selanjutnya.

Kemudian, aku menunjuk ke arah bendera dari kerajaan ini, yang ada di jalan raya, sambil berpikir untuk menilai nya. Lalu, setelah beberapa saat menunggu, tiba-tiba saja muncul sebuah layar hologram di depan mata ku.

☆-----___-----___-----☆

Nama : Groxia Kingdom Flag.

Deskripsi : Sebuah bendera yang memiliki lambang dari kerajaan Groxia di dalam nya, dan bendera ini selalu ada di setiap sudut kota, yang berada di dalam wilayah kerajaan tersebut.

☆-----___-----___-----☆

Aku sedikit mengangguk, sebelum menyentuh tulisan [Groxia Kingdom] di dalam layar ini, dan beberapa saat kemudian, muncul layar baru di atas layar sebelum nya.

☆-----___-----___-----☆

Nama : Groxia Kingdom.

Deskripsi : Kerajaan Groxia merupakan sebuah kerajaan yang sudah berdiri semenjak lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Kerajaan ini terletak di sebelah Selatan dari Benua Hopeheilig, dan merupakan salah satu dari negara dengan populasi terbanyak di Benua ini. Lalu, kerajaan Groxia ini juga berbatasan langsung dengan Nigeraco Empire/Kekaisaran Nigeraco, yang berada di sebelah Utara dari kerajaan ini. Sementara di sebelah Selatan dari kerajaan ini terdapat Woestijnheet Desert/Gurun Woestijnheet. Dan di sebelah Barat dari kerajaan ini, terdapat beberapa negara kecil, yang memisahkan kerajaan ini dengan sisi Barat Benua Hopeheilig. Sedangkan di sebelah Timur dari kerajaan ini, terdapat sebuah kota independen bernama Handel Town. Serta, kerajaan ini juga merupakan salah satu dari sepuluh negara terkuat, yang berhasil memukul mundur invasi Demon Lord, dan merupakan satu-satu nya negara yang berhasil melakukan pemanggilan Pahlawan.

☆-----___-----___-----☆

Aku sedikit terkejut, setelah aku membaca seluruh penjelasan ini.

Lagi pula, apakah sebelum nya pernah ada pemanggilan Pahlawan, tetapi pemanggilan tersebut gagal? Lalu, apakah memang benar, jika kerajaan ini adalah satu-satu nya negara yang berhasil melakukan hal tersebut? Belum lagi, apa-apaan dengan nama [Hopeheilig] ini? Apakah ini sebuah nama untuk Benua ini? Atau memang nama dari Dunia ini?

Jujur saja, aku sekarang memiliki banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang terus-menerus muncul di dalam benak ku, dan aku sama sekali tidak memiliki jawaban untuk seluruh pertanyaan tersebut.

Jadi, dari pada di ambil pusing. Lebih baik aku memikirkan nya nanti saja, dan mari kita lihat penjelasan dari beberapa tempat baru ini.

Dengan pemikiran seperti itu, aku mulai menyentuh beberapa teks yang ada di layar hologram ini, sebelum beberapa layar baru muncul di depan ku.

☆-----___-----___-----☆

Nama : Nigeraco Empire.

Deskripsi : Kekaisaran Nigeraco merupakan sebuah kekaisaran yang sudah berdiri semenjak lebih dari 7.000 tahun yang lalu. Kekaisaran ini terletak di perbatasan antara tenggara dan Selatan dari Benua Hopeheilig ini, dan kekaisaran ini juga merupakan salah satu dari beberapa negara dengan populasi terbanyak di Benua ini. Lalu, kekaisaran Nigeraco ini juga langsung berbatasan dengan Groxia Kingdom/Kerajaan Groxia, yang berada di sebelah Selatan dari kekaisaran ini. Sementara di sebelah Utara dari kekaisaran ini terdapat Venenum Forest/ Hutan Venenum. Dan di sebelah Barat dari kerajaan ini, terdapat Ignisger, yang merupakan wilayah dari Demon Lord Eligor. Sedangkan di sebelah Timur dari kerajaan ini, terdapat Groen Forest/Hutan Groen. Serta, kekaisaran ini juga dikenal sebagai salah satu dari lima negara terkuat di antara Manusia.

☆-----___-----___-----☆

Nama : Woestijnheet Desert.

Deskirpsi : Sebuah Gurun terpanas yang ada di Dunia, dan gurun ini terletak di bagian sebelah selatan dari Benua Hopeheilig, yang membentang sejauh lebih dari sepuluh kilometer. Gurun ini tidak memiliki satu pun makhluk hidup, selain monster tingkat tinggi. Karena, di dalam gurun ini, terdapat konsentrasi mana yang sangat pekat, yang bahkan akan dihindari oleh para Naga.

☆-----___-----___-----☆

Nama : Handel Town.

Deskripsi : Handel Town adalah sebuah kota independen yang berdiri sendiri tanpa bantuan negara mana pun. Kota ini juga merupakan satu-satunya pusat perdagangan, yang terhubung ke seluruh negara yang ada di Benua ini. Kota ini terletak di perbatasan antara bagian pusat benua ini, timur, selatan, dan utara dari Benua ini. Oleh karena itu, kota ini adalah satu-satu nya tempat yang menjadi penghubung di antara empat sisi Benua ini, selain Groen Forest. Serta, Handel Town adalah sebuah kota yang dipimpin oleh sembilan pedagang, dan bukan seorang Penguasa.

☆-----___-----___-----☆

Nama : Hopeheilig Continent.

Deskripsi : Benua ini adalah Benua pusat yang terletak di bagian tengah Dunia ini. Benua ini hampir memiliki bentuk oval, dan terdapat 7 buah jurang yang sangat dalam, yang memisahkan seluruh bagian dari Benua ini. Benua ini juga merupakan satu-satu nya tempat, dengan populasi terbanyak di Dunia ini, dan juga merupakan tempat dengan bermacam-macam ras yang sangat beragam.

☆-----___-----___-----☆

Selesai membaca seluruh teks yang ada di seluruh layar hologram ini ini, aku langsung menutup semua layar, dan kembali menatap ke arah kota.

"Meskipun begitu, aku tidak menyangka, jika tempat ini benar-benar sangat luat" Gumam ku, saat aku mulai menyangga pipi kanan ku menggunakan tangan kanan ku. "Tapi tetap saja, aku berharap Dunia ini tidak terlalu luas. Karena, hal itu pasti akan benar-benar sangat merepotkan."

Setelah itu, aku mulai memandangi kota selama beberapa menit ke depan, sambil menunggu yang lain nya bangun.

.....

....

...

Saat ini aku sedang berada di bagian bar dari penginapan ini, dan sedang menikmati sarapan ku dengan tenang. Hanya saja, aku tidak bisa menikmati sarapan ku ini dengan sepenuhnya.

Dan, alasan dari semua hal ini tentu adalah seseorang yang sedang duduk di seberang ku. Tentu saja, orang itu adalah Shirokin Mirai-kun. Dan, jika seseorang bisa memperhatikan ku saat ini, mereka pasti akan menyadari, kalau aku hanya duduk berdua saja dengan nya.

Mungkin akan ada beberapa orang yang bertanya-tanya, mengenai alasan kenapa aku bisa duduk berdua saja dengan Mirai-kun. Tapi, sebenarnya semua hal ini dimulai dari tiga puluh menit yang lalu.

☆-----___-----___-----☆{Kilas Balik}☆-----___-----___-----☆

"Oh, Souji-san, kamu sudah bangun."

"Ya." Balas ku, saat aku berbalik untuk melihat Kyouya yang sedang menguap.

"Ngomong-ngomong, jam berapa sekarang, Souji-san?" Tanya nya, saat ia mulai bangkit dan meregangkan tubuh nya.

"Sekitar jam tujuh pagi." Jawab ku, saat aku kembali menatap kota yang sudah mulai menjadi lebih ramai.

Setelah itu, percakapan di antara kami berdua terputus. Kami berdua kemudian memutuskan untuk pergi sarapan terlebih dahulu, dan kami berpas-pasan dengan para gadis yang juga baru ingin sarapan.

Jadi, kami semua memutuskan untuk sarapan bersama. Namun, belum sempat memakan-makanan ku. Nagisa, Ayano-sensei, Natsuki-san, Shinomiya-san, dan Sanada, meminta izin untuk pergi ke kota sebentar, dan kata nya mereka ingin membeli sesuatu.

Jadi, karena aku tidak memiliki alasan untuk menghentikan mereka, aku hanya mengangguk saja sebagai jawaban, dan mulai kembali menyendok makan ku. Tetapi, lagi-lagi ada orang yang membuat ku berhenti di tengah jalan, dan orang ini tentu adalah Kyouya-kun.

Jujur saja, aku bersumpah, jika aku benar-benar ingin meninju nya, saat ia bilang ingin pergi ke toilet untuk buang air besar. Lagi pula, apakah dia benar-benar perlu mengatakan hal itu? Terlebih lagi, perkataan nya itu benar-benar hampir membuat nafsu makan ku menghilang.

Kemudian, saat aku akhirnya bisa menikmati sarapan ku dengan tenang, aku tiba-tiba saja mulai menyadari, jika aku saat ini hanya berduaan saja dengan Mirai-kun. Yang membuat suasana di sekitar kami menjadi sangat canggung.

☆-----___-----___-----☆{Akhir Kilas Balik}☆-----___-----___-----☆

Jadi, kira-kira seperti itulah gambaran kasar mengenai alasan kenapa aku bisa berduaan seperti ini dengan Mirai-kun.

Tapi tetap saja, aku benar-benar tidak bisa menikmati sarapan ku dengan sepenuh hati sekarang. Karena, Mirai-kun benar-benar terus menatap ku dengan intens, dan hal itu cukup menganggu ku.

Namun, saat aku ingin melakukan protes mengenai hal ini. Gadis itu hanya mengatakan sesuatu hal yang benar-benar sangat menjengkelkan.

Seperti "Huhh! Apa-apaan dengan perkataan mu itu! Jangan terlalu geer dah! Siapa juga yang sedang menatap mu!"

Atau "Onii-sama masih lebih baik dari mu! Jadi, bla bla bla."

Dan "Onii-sama bla bla bla." Tapi sayangnya, karena aku tidak ingin mendengar semua hal itu. Jadi, aku mengabaikan nya sepenuhnya, dan fokus dengan makanan ku saja.

...

"Ngomong-ngomong, Shimotsuki..."

Aku sedikit menaikan alis ku, saat mendengar gadis yang sedang duduk di depan ku ini, memanggil ku.

"Apa?" Tanya ku, saat aku kembali menikmati sarapan ku.

Namun, Mirai-kun tampak nya tidak terlalu senang atas perkataan ku tadi. Tapi, siapa yang peduli?

"Shimotsuki, apakah aku boleh bertanya sesuatu hal kepada mu?" Kali ini, dia mulai menatap ku dengan sangat serius, dan hal itu jarang, tidak, hampir tidak pernah terjadi sebelum nya.

Jadi, aku hanya menganggukkan kepala ku saja sebagai konfirmasi. Lagi pula, tidak ada salah nya mendengar satu dua pertanyaan saat ini.

"Kalau begitu, kenapa kamu tidak membantah rumor buruk mu itu?"

Pertanyaan yang tidak terduga ini, benar-benar membuat ku secara tidak sengaja, menjatuhkan sendok ku. Namun, aku masih dapat pulih dengan cepat dan menjawabnya.

"Dari mana kamu mengetahui hal itu?" Suara ku menjadi lebih serius, saat aku mulai menatap balik ke mata hijau Jade milik nya.

Mirai yang di tatap oleh ku tampak sedikit terkejut. Tapi, dia berhasil menenangkan diri nya dengan cepat.

"Aku mengetahui nya dari Onii-sama. Onii-sama bilang kalau rumor buruk mu itu hanya sebuah omong kosong." Katanya, saat gadis ini mulai memakan sarapan nya sendiri. "Jadi, aku bertanya sekali lagi pada mu, Shimotsuki. Kenapa kamu tidak menyangkal hal tersebut?"

Mendengar perkataan dari Mirai-kun, aku hanya bisa menghela nafas ku saja dengan lelah. Lagi pula, Loli-con sialan itu, dia benar-benar memiliki mulut yang sangat menyebalkan sekali, dan ia benar-benar tidak dapat menjaga nya sedikit pun.

Jujur saja, aku berjanji akan benar-benar membalas hal ini nanti kepada nya. Karena, aku benar-benar benci dengan pertanyaan ini, yang selalu ditanyakan oleh orang-orang, dan aku sudah terlalu lelah untuk menjawabnya.

"Tidak ada hal yang khusus. Hanya tidak ingin saja."

"Benarkah?"

"Benar."

Dengan begitu, percakapan di antara kami berdua terputus, dan suasana di ruangan ini menjadi lebih canggung, untuk ku. Karena, gadis itu benar-benar terus-menerus menatap ku dengan tajam, seakan-akan aku ini seperti seorang penjahat, atau sejenisnya.

Sialan. Sekarang aku mulai memikirkan hal ini. Tapi, dimana Kyouya-kun? Bukankah orang ini seharusnya sudah kembali? Apakah dia sengaja datang lebih lama? Atau, apakah orang ini sedang memandangi beberapa loli di luar sana?

Saat pemikiran-pemikiran itu muncul di dalam benak ku, aku tidak bisa menahan diri ku untuk tidak mengepalkan tinju ku dengan kesal, dan jika hal itu benar, maka akan aku pastikan, jika Kyouya-kun akan membayar semua hal ini nanti.

☆-----___-----___-----☆{Di Luar Penginapan}☆-----___-----___-----☆

Sementara Souji dan Mirai-kun memakan makanan nya di dalam.

Kyouya yang sebelum nya pergi, saat ini ia sedang duduk di bangku yang ada di dekat pintu penginapan, sambil memandangi kota dengan mata berbinar.

Tidak, mungkin lebih tepat nya lagi adalah, orang ini hanya memandang ke arah beberapa gadis Beastmen, Elf, dan Manusia, lebih tepat nya lagi di bawah umur, dengan mata yang tidak patut untuk di lihat.

Sialan! Gadis-gadis ini benar-benar tampak sangat imut! Isekai itu benar-benar yang terbaik Pikir Kyouya, saat ia mulai menyangga pipi kanan nya menggunakan tangan kanan nya.

☆-----___-----___-----☆{Ruang Singgasana, Istana Kerajaan Groxia}☆-----___-----___-----☆

"Apa-apaan dengan laporan mu ini, Charles!?" Kata seorang pria paruh baya yang tampak berumur sekitar pertengahan lima puluhan, dengan marah, saat ia membanting tinju nya di pegangan kursi tahta yang saat ini ia sedang tempati.

"T-ta-tapi Yang Mulia! M-me-mereka benar-benar ditemukan sudah tewas di gang! B-belum lagi, S-s-sir Dio ditemukan dengan tubuh yang sudah di cincang dengan sangat mengerikan!" Yang mengatakan hal ini adalah seorang pria botak yang berdiri di depan pria paruh baya itu dengan gemetaran.

Tentu saja, kedua pria ini adalah Denis SC Groxia dan Charles Shimpson.

Kedua nya saat ini sedang dalam keadaan panik. Karena, Assassin yang mereka kirim semalam, ditemukan tewas di gang yang terletak di distrik Selatan kota ini.

Belum lagi, Assassin yang mereka kirim itu, bukanlah Assassin sembarangan. Tetapi, mereka juga adalah prajurit unggulan dari Royal Knight Order. Terlebih lagi, salah satu di antara dua Assassin ini juga, adalah seseorang yang bisa dikatakan sebagai yang terkuat kedelapan di kerajaan ini.

Dan yang terburuk dari semua hal itu ialah, Royal Knight Order ini, yang meskipun nama nya seperti itu, namun mereka tidak terlalu terikat dengan kerajaan ini.

"D-dan juga, a-ada kabar buruk lain, Y-yang Mulia." Kata Charles dengan sedikit gemetar.

Denis sedikit mengernyit, saat ia berkata. "Apa lagi hal buruk yang terjadi?" Tanya nya dengan sangat serius, saat ia mulai menajam kan tatapan nya ke arah Charles.

Charles menjadi semakin ketakutan, saat ia ditatap seperti itu oleh Denis. Karena, meskipun ia memiliki jabatan yang begitu tinggi di Gereja Aurchi. Namun, jabatan nya itu tidak berfungsi di dalam kerajaan ini. Sebab, Raja dari Kerajaan ini adalah orang yang memegang otoritas tertinggi di seluruh kerajaan ini.

Meskipun di luar tampak nya Agama Aurchi dan Raja Kerajaan Groxia ini memiliki tingkat otoritas yang sama. Namun faktanya tidak. Karena, hampir seluruh orang yang bekerja untuk Agama tersebut di dalam kerajaan ini, sudah di ganti oleh orang-orang pilihan Raja, dan mereka semua adalah orang-orang yang akan mengikuti seluruh perintah dari Raja, tanpa mempertanyakan apa pun.

Lalu, sisa-sisa dari orang-orang yang masih hidup, seperti Charles Simpson ini, mereka hanya bisa pasrah, dan berdoa saja, jika akan datang saat nya bagi mereka untuk bebas. Karena, sangat mustahil untuk mereka bisa melarikan diri dari kerajaan ini.

"I-i-itu... B-beberapa saat yang lalu, k-kita mendapat surat dari Leader of the Royal Knight Order." Kata Charles, saat ia mencoba untuk tidak gemetaran. Namun, tubuh nya tidak mendengarkan keinginan nya.

"Surat?" Tanya Denis, saat wajah nya sedikit berubah menjadi tampak memiliki sedikit kebingungan.

"Y-ya!" Jawab Charles dengan singkat. "D-di dalam surat itu, K-ka-kapten Ksatria Iris Wollfrod i-ingin mengajukan tuntutan kepada kami. K-ka-karena telah membiarkan dua prajurit yang kami pinjam t-ter-terbunuh."

"Apa-apaan dengan omong kosong itu huh! Berani sekali, gadis kecil sialan itu mengajukan tuntutan kepada seorang Raja seperti ku!" Denis mengatakan hal itu, saat ia kembali membanting tinju nya di pegangan singgasana yang sedang ia tempati.

Di sisi lain, Charles terus-menerus berdoa untuk hidup nya, dan meminta kepada siapa pun yang ada di atas sana untuk mengabulkan nya. Karena, dia sudah lelah berdoa untuk Dewi Aurora, yang merupakan Dewi utama di ajaran agama nya. Sebab, tidak peduli seberapa banyak nya dia berdoa kepada nya, Charles masih tetap saja tidak mendapatkan bantuan apa pun, dan dia merasa seperti sudah di bohongi, yang tentu saja berujung kemana dia mulai berhenti mempercayai Dewi Aurora.

"T-tapi Yang Mulia. I-it-itu bukan satu-satu nya hal yang dikatakan oleh nya di dalam surat tersebut."

"Lalu, apa lagi yang gadis kecil itu katakan?"

Denis mulai memandangi Charles dengan lebih tajam, saat ia mencoba untuk menenangkan diri nya sendiri. Sedangkan Charles, ia hanya bisa mengutuk gadis sialan yang mengirimkan surat seperti ini kepada nya, dan bukan langsung kepada Denis.

"H-hal lain yang dia katakan di dalam surat itu adalah... D-dia mengatakan, j-jika dia... t-ti-tidak akan mengirim pasukan nya lagi kepada Raja." Charles langsung mencengkram baju nya dengan lebih kuat, dan mempersiapkan mental nya, untuk teriakan lain yang akan datang dari Denis.

Sedangkan Denis, ia tidak membalas nya, atau bahkan mengatakan sepatah kata pun. Dan, hal itu benar-benar menambah ketakutan dari Charles. Sebab, hal ini benar-benar sudah berada di luar lingkup prediksi nya, dan dia hanya bisa berharap, agar hal selanjutnya yang dikatakan oleh Denis, tidak akan merugikan nya sama sekali.

Setelah beberapa saat keheningan yang mencekam, Denis akhirnya mulai membuka mulut nya dan bekata.

"Baiklah, Charles. Jika, jalang sialan ini tidak ingin memenuhi permintaan itu. Maka panggil Fuoco ke sini sekarang juga." Kata nya, saat ia mulai menyenderkan tubuh nya dengan lelah di singgasana nya.

Mata Charles melebar, saat ia mendengar nama seseorang yang barusan di sebut oleh Denis. Karena, dia benar-benar tidak menyangka, akan mendengar nama itu lagi.

"Y-yang Mulia, apakah Anda benar-benar yakin dengan hal ini?"

Charles tentu tidak bisa menahan diri untuk tidak menanyakan hal itu. Karena, ia tahu, jika 'Fuoco' ini bukanlah orang sembarangan.

"Tentu saja, apakah kamu pikir aku sedang bercanda, Charles?"

"T-tidak!"

"Kalau begitu, cepatlah pergi, dan panggil The King of Fire, Fuoco Rosso, sekarang juga ke sini!"

"Y-ya!"

Dengan begitu, Charles langsung berbalik dan buru-buru berlari untuk memanggil orang tersebut, yang tentu saja meninggalkan Denis sendirian di dalam ruangan tersebut.

"Meskipun begitu, aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan rencana ku lagi kali ini." Katanya, saat ia mulai memejamkan mata nya, sementara seringai kejam tumbuh di wajah nya.

...

Dan dengan begitu, badai besar akan segera tiba di depan Souji. Yang tentu saja tidak ia sadari sama sekali. Dan bahkan, jika dia mengetahui hal itu, ia tidak akan mempedulikan nya sama sekali.

☆-----===-----===-----☆{Bab Info Karakter}☆-----===-----===-----☆

* – Karakter Yang Sudah Muncul.

^ – Karakter Yang Sudah Meninggal.

# – Karakter Yang Baru Di Sebutkan Nama Nya saja.

Laki-laki :

Dio Racurd.*^

Jonathan Ovan.*^

Jistav.*

Fuoco Rosso.#

Perempuan :

Iris Wollfrod. *

☆-----===-----===-----☆{Bab Informasi Status}☆-----===-----===-----☆

[Status]

[Nama : Dio Racurd]

[Job Class : Murderer]

[Level : 68]

[Ras : Manusia]

[Umur : 38 Tahun]

[Jenis Kelamin : Laki-laki]

[HP : 3050 (763 Per Menit) (Hijau)]

[MP : 4340 (1085 Per Menit) (Biru)]

[SP : 3060 (765 Per Menit) (Kuning)/ 3060 (765 Per Menit) (Merah)]

[STR : 302]

[AGI : 454]

[INT : 434]

[VIT : 305]

[DEF : 300]

[DEX : 449]

[CHARM : 492]

[LUCK : 160]

[Ultimate Skill : - ]

[Unique Skill : Murderer]

[Extra Skill : Body Reinforcement LV.4, Night Vision, Replication LV.8, Shadow Manipulation LV.4, Shadow Motion LV.3, Stealth LV.13]

[Skill : Auto Recovery LV.2, Dagger LV.11, Hearing Enhancement LV.8, Recovery Magic LV.5, Speed LV.14, Strength LV.12, Swordmanship LV.9, Water Magic LV.7]

[Resistance : Elemental Resistance, Melee Attack Resistance, Physical Attack Resistance]

[Tittle : Murderer Lord, Member of the Order of the Royal Knights]

☆-----___-----___-----☆

[Status]

[Nama : Jonathan Ovan]

[Job Class : Dark Soldier]

[Level : 32]

[Ras : Manusia]

[Umur : 23 Tahun]

[Jenis Kelamin : Laki-laki]

[HP : 2170 (543 Per Menit) (Hijau)]

[MP : 2000 (500 Per Menit) (Biru)]

[SP : 2180 (545 Per Menit) (Kuning)/ 2180 (545 Per Menit) (Merah)]

[STR : 220]

[AGI : 213]

[INT : 200]

[VIT : 217]

[DEF : 208]

[DEX : 198]

[CHARM : 501]

[LUCK : 183]

[Ultimate Skill : - ]

[Unique Skill : - ]

[Extra Skill : Body Reinforcement LV.2, Wind Manipulation LV.4]

[Skill : Archery LV.4, Dagger LV.2, Earth Magic LV.6, Hearing Enhancement LV.11, Speed LV.9, Strength LV.7, Swordmanship LV.13]

[Resistance : Melee Attack Resistance, Physical Attack Resistance]

[Tittle : Member of the Order of the Royal Knights]

☆-----===-----===-----☆{Bab Informasi Skill & Title}☆-----===-----===-----☆

Unique Skill :

Murderer : Skill yang mempercepat peningkatan dan perolehan skill tipe pengintaian dan semacam nya.

[Sub-Skill]

Thought Acceleration : Pengguna dapat mempercepat pemikirannya hingga seribu kali lipat dari biasanya.

Ultraspeed : Meningkatkan AGI pengguna sebanyak dua kali lipat.

Insta-Kill : Pengguna dapat membunuh seseorang dengan satu serangan, bahkan walau serangan pengguna tidak terlalu mematikan sekali pun. Namun, hawa keberadaan pengguna tidak boleh diketahui oleh orang yang ingin dibunuh oleh pengguna. Karena, jika orang yang ingin dibunuh sudah mengetahui keberadaan pengguna, maka efek dari kemampuan ini tidak akan berfungsi.

Extra Skill :

Night Vision : Membuat pengguna nya dapat memiliki penglihatan yang sangat jelas di dalam kegelapan.

Replication LV.8 : Kemampuan yang memungkinkan pengguna nya untuk menciptakan enam belas klon dari diri nya sendiri, dan setiap klon yang diciptakan pengguna, memiliki setengah kekuatan asli pengguna. Serta, klon-klon ini hanya dapat mengakses hingga Extra Skill pengguna saja.

Shadow Manipulation LV.4 : Memungkinkan pengguna untuk memanipulasi bayangan.

Shadow Motion LV.3 : Memungkinkan pengguna nya untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan bayangan sebagai perantara. Jarak yang dapat di tempuh : 30 meter.

Wind Manipulation LV.4 : Memungkinkan pengguna nya untuk memanipulasi angin.